Salin Artikel

Juara FLS 2018: Berangkat dari Keseharian, Mulai dari Hal Kecil

KOMPAS.com - Festival Literasi Sekolah (FLS) 2018 telah mengumumkan para pemenang kompetisi literasi bagi jenjang SMA/MA/Homeschooling se- Indonesia  pada malam penutupan FLS di Sentul Bogor, Jawa Barat (30/10/2018).

Pada tahun keempat penyelenggaraan, sebanyak 100 finalis turut berpartisipasi di bidang Cipta Komik, Cipta Cerita Pendek (Cerpen), dan Cipta Syair.

Tahun ini, naskah masuk berjumlah 1.243 naskah dari SMA seluruh Indonesia. Dari naskah tersebut terpilih sejumlah 40 naskah cerpen, 30 naskah syair, dan 30 naskah komik masuk menjadi finalis FLS 2018.

Para pemenang FLS 2018

Berikut daftar pemenang FLS dalam 3 kategori lomba:

Lomba Cipta Cerpen

Lomba Cipta Komik

    Medali emas: Haya F. Allam, SMAN 4 Yogyakarta, DI YogyakartaMedali perak: Maela Suwantitri, SMAN 1 Koba, Bangka BelitungMedali perunggu: Putri Saskia Ardelia, SMAN 9 Bekasi, Jawa Barat

Lomba Cipta Syair

Eva Wekena, siswi kelas 11 SMAN 3 Jayapura tidak menyangka akan medali perunggu kategori cerpen (cerita pendek) di ajang FLS ini. Keterlibatan Eva dalam ajang inipun atas dorongan dari guru bahasa yang melihat bakat menulis.

"Saya menceritakan kehidupan sehari-hari saya bersama-sama dengan teman di asrama. Tidak menyangka cerita saya itu dianggap menarik dan meraih medali perunggu," cerita Eva. Ia menyampaikan, cerita keseharian dapat menjadi banyak bahan menarik untuk dijadikan inspirasi dalam menulis.

Lain halnya dengan Habib Rizky, juara ke-2 kategori syair. Kegagalannya lulus FLS tahun lalu tidak menyurutkan niatnya untuk terus berusaha mengasah dan mengembangkan bakatnya dalam mencipta syair atau puisi. Mengapa menyukai syair?

"Saya ingin melestarikan budaya di daerah saya, provinsi Sumatera Utara, yang sangat kaya akan syair. Saya berharap teman-teman yang lain juga tidak melupakan apa yang menjadi kekayaan budaya daerahnya masing-masing," pesan Habib.

Sedangkan Haya, peraih medali emas kategori komik dari Yogyakarta bahwa orang muda dapat ikut berperan aktif dalam memberikan kontribusi bagi bangsa Indonesia. Mengambil tema Cipta Komik "Kalau Aku Jadi Superhero Indonesia", Haya menyampaikan pesan untuk teman-teman lainnya.

"Tidak perlu harus memiliki kekuatan super untuk menjadi superhero atau pahlawan. Kita bisa memulai dari hal-hal kecil dan sederhana seperti menciptakan berbagai karya baik puisi, cerpen, komik, atau hobi dan kemampuan yang kita miliki," imbau Haya.

Andini, Penanggungjawab FLS 2018 menyampaikan, tema besar diusung pada ajang ini adalah "Cinta Tanah Air". Di sini, para finalis memang sengaja diajak mencintai Indonesia dengan caranya masing-masing.

"Hasil yang diharapkan dalam ajang ini agar para siswa SMA/SMA/homeschooling diantaranya memiliki semangat dan jiwa kreativitas, pengetahuan dan keterampilan yang dapat mengakselerasi karya literasinya," tambahnya.

Ia menambahkan, gairah para siswa dalam mengembangkan literasi kian tahun semakin bertambah. Hal ini nampak dari naskah yang diterima panitia terus meningkatkan setiap tahun. "Tahun lalu hanya ada 22 provinsi berpartisipasi tetapi tahun ini ke-34 provinsi seluruhnya mengirimkan karya mereka ke FLS 2018," kata Andini.

Ia juga menilai kemampuan literasi siswa sudah sangat merata. "Mengejutkan tahun ini banyak hasil kreasi siswa di luar pulau pulau Jawa tampil luar biasa, termasuk siswa dari daerah 3T (terluar, tertinggal dan terdepan) mereka memiliki kemampuan berkreasi yang luar biasa," tambahnya.

Ke depan, menurutnya, FLS akan memperluas kategori lomba cipta literasi, di antaranya dengan memasukan literasi digital yang telah menjadi bagian tidak terpisahkan generasi milenial.

https://edukasi.kompas.com/read/2018/10/31/23473791/juara-fls-2018-berangkat-dari-keseharian-mulai-dari-hal-kecil

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke