KOMPAS.com - Era disrupsi dan perkembangan revolusi industri 4.0 memberikan tantangan dan peluang tersendiri bagi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di masa depan untuk lebih berinovasi dan kreatif.
Hal itu menjadi topik utama orasi ilmiah disampaikan Prof. Chairul Tanjung pada peringatan Dies Natalis ke-58 ITS di Graha Sepuluh Nopember ITS, Sabtu (10/11/2018).
Pada kesempatan ini, Chairul Tanjung membawakan orasi ilmiah berjudul "Kreativitas, Inovasi, Entrepreneurship, dan Nilai Kepahlawanan sebagai Motor Penggerak Masa Depan ITS".
Dalam penjelasannya, ia memaparkan perubahan yang terjadi secara cepat dan berdampak besar dalam era disrupsi. Valuasi perusahaan berbasis teknologi juga semakin tinggi.
Data sebagai aset berharga
Ia mencontohkan bila dulunya perusahaan General Electric (GE) berfokus pada pengembangan mesin pesawat, peralatan rumah tangga, dan alat transportasi mampu menguasai dunia pada waktu itu.
Namun sekarang bisa dilihat bahwa tren perkembangan teknologi telah bergeser, sehingga perusahaan teknologi digital menguasai ekosistem dan ekonomi dunia. Contoh sederhananya yaitu Google, Facebook, Amazon, dan lainnya.
“Nilai perusahaan dulu ditentukan fisiknya seperti tanah, bangunan, pabrik, dan sebagainya. Namun sekarang aset yang paling berharga adalah data,” ujar Chairul Tanjung seperti dilansir dari Humas ITS.
Selain itu, Indonesia juga menghadapi beberapa tantangan yang harus segera diselesaikan agar mampu bersaing ke depannya.
Tantangan generasi milenial
Tantangan tersebut yaitu generasi millenials memiliki semangat tinggi namun lemah dalam eksekusi. Kemudian lapangan pekerjaan semakin berkurang akibat perkembangan teknologi semakin tinggi, investor lokal juga kalah bersaing dengan investor asing, dan masalah kontribusi sektor industri semakin menurun.
Oleh karena itu, imbuhnya, dibutuhkan adanya transformasi sistem pendidikan yang menekankan pada 3 aspek yaitu inovasi, kreativitas, dan entrepreneurship yang didasari semangat kepahlawanan.
Menurutnya, tiga aspek tersebut merupakan langkah baik menghadapi tantangan perubahan zaman. ITS juga harus mampu menerapkan sistem pendidikan yang berbasis inovasi, kreativitas, dan entrepreneurship.
“Selain itu, ITS harus mampu meneladani semangat kepahlawanan dalam perkembangannya menuju ITS yang baru,” pungkasnya.
Kontribusi nasional dan global
Sebelumnya, mengawali rangkaian acara, Rektor ITS Prof. Joni Hermana memberikan laporan mengenai transformasi yang sudah dilakukan ITS selama beberapa tahun terakhir.
ITS sendiri telah melahirkan banyak inovasi-inovasi berdampak baik di masyarakat. Hal itu bisa dilihat dengan beberapa produk seperti kapal laminasi bambu, mobil tenaga listrik BLITS, hingga kendraan roda dua berpenggerak listrik GESITS.
Ia mengatakan, inovasi tersebut merupakan bagian dari wujud nyata ITS dalam menerapkan tujuan strategis yang sudah dicanangkan di awal.
Ada tiga fokusan ingin dikembangkan ITS, yaitu kontribusi permasalahan bangsa di bidang sains dan teknologi, kontribusi bangsa di level internasional menjadi World Class University (WCU), dan transformasi ITS menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH).
Agenda tahunan ini juga dihadiri Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan Teknologi (Iptek) dan Pendidikan Tinggi (Dikti) Patdono Suwignjo mewakili Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti).
“ITS telah menerapkan langkah inovasi yang baik, terutama bisa dilihat dalam pengembangan motor GESITS dan juga printer Braille,” ungkap Patdono.
Diharapkan juga pada tahun 2024, ITS akan menjadi salah satu dari lima perguruan tinggi masuk dalam kelompok WCU dalam skala 500 besar.
Oleh karena itu, dibutuhkan usaha, komitmen, dan perubahan yang maksimal di bidang penelitian, alokasi anggaran, pengelolaan dan sebagainya untuk mewujudkan WCU di tahun 2024.
Pusat unggulan iptek dan industri kreatif
“Harapannya, ITS mampu melakukan banyak inovasinya baik di level nasional dan internasional yang berdampak baik pada masyarakat terutama di era disrupsi dan revolusi indutri yang ke empat ini,” tuturnya.
Selain itu, ada beberapa rangkaian acara dilakukan sebagai pelengkap kemeriahan Dies Natalis ITS ke 58.
Di antaranya adalah penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Bundesanstalt fur Materialforschung undprufung (BAM) Jerman dengan ITS, peluncuran mesin printer braille, penganugerahan ClassNK Award 2018, dan pemberian penghargaan kepada mahasiswa, dosen serta karyawan yang telah berpartisipasi mengharumkan nama ITS baik di kancah nasional maupun internasional.
Pada kesempatan ini, ITS juga meresmikan Pusat Unggulan Iptek (PUI) di bidang industri kreatif yang ditandai dengan petikan gitar bambu karya ITS oleh Prof. Joni Hermana, Chairul Tanjung, Patdono Suwignjo, dan pimpinan ITS lainnya.
Peluncuran PUI Industri Kreatif ini merupakan yang keempat, setelah sebelumnya ITS juga meresmikan PUI Sistem Kontrol Otomasi (SKO), PUI Mechatronics and Industrial Automation (MIA), dan PUI Keselamatan Kapal dan Instalasi Laut (Kekal).
https://edukasi.kompas.com/read/2018/11/12/22002071/dies-natalis-ke-58-its-gelar-inovasi-dan-kreativitas