KOMPAS.com - Karya tekstil dari 3 mahasiswi Prodi Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung ditampilkan dalam Pameran Fasion "Evolusia" 2018 yang diadakan Universitas Kristen Maranatha (15-16/11/2018).
Karya tekstil ini merupakan hasil tugas mata kuliah Kriya Tekstil (Fashion Research) dari Trisha Nadira, Vania Kirana Mayaputri dan Seruni Sekarpuri.
Tiga karya tersebut diberi tema "Serenity (ketenangan)" dan juga ditambahkan unsur budaya sesuai dengan tema acara tersebut.
Karya pertama kreasi Trisha Nadira berjudul "Mod Bloom." Karya ini melakukan pendekatan tren make up dan gaya rambut 1960-an dengan tren fashion 2018-2019.
“Setiap orang pendekatannya berbeda-beda. Kalau aku dari tren make up dan gaya rambut dari tren tahun 1950 – sekarang. Lalu dianalisis bagaimana tren setiap dekadenya dan dikorelasikan dengan kondisi tren sekarang (2018-2019),” ujar Trisha seperti dikutip dari berita ITB.
Ditambahkan Trisha, pada pertengahan tahun 1960-an perhatian publik kembali terfokus pada isu-isu seperti pemberontakan kaum muda, feminisme, kesetaraan gender dan diskriminasi terhadap ras kaum tertentu.
Berdasarkan hasil pengamatannya, jenis kain Nusantara yang cocok dengan tren ini adalah kain daerah Sulawesi Selatan, yaitu Tenun Lagosi dengan “Corak Bunga Loppo”.
Karya kedua datang dari Vania Kirana Mayaputri dengan tema "Konne". Sama seperti sebelumnya, karya ini juga menganalisis tren 1950 – sekarang tetapi lebih berkonsentrasi pada tren musik.
Konne mewujudkan ungkapan diri dengan memadukan unsur visual 1980 awal sebagai ide utama untuk prediksi tren akan datang dikombinasikan motif batik Sasaringan Sinampur Karang yang menggambarkan gelombang perjuangan dalam hidup manusia.
Konne menyuarakan gejolak perjuangan dalam hidup manusia untuk jiwa yang ingin berubah bersama-sama.
Terakhir, karya Seruni Sekarpuri hadir dengan judul "Canna". Canna memiliki kesamaan budaya tren tahun 1960 yaitu perpaduan hippie dan milenial. Persamaannya ditandai adanya keinginan melakukan perubahan ke arah lebih baik dan menginginkan suara mereka didengar yang dimotivasi kekuatan ekonomi dan politik.
Karya tampil dengan Tenun Bunga dari Kupang, Nusa Tenggara Timur yang memiliki simbolik counterculture dan unconventionality.
“Ini karya pertama (dibidang fashion), baru belajar cara trend-forecaster itu. Mata kuliahnya menarik, menganalisis berbagai aspek dan dijadikan karya fashion. Semoga ini menjadi tahap awal untuk lebih besar dan lebih baik lagi sehingga (karya tersebut) bisa dikenal dan berguna bagi masyarakat,” tutur Trisha.
https://edukasi.kompas.com/read/2018/11/19/21225891/kreasi-tekstil-mahasiswa-itb-tampil-di-pameran-fashion-evolusia-2018