KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) akan menggelar "International Symposium on Open, Distance and E-Learning 2018", di Bali, 3-5 Desember 2018.
Hal ini disampaikan Kepala Pustekkom Gogot Suharwoto dalam pertemuan dengan media di Gedung Kemendikbud, Jakarta (26/11/2018).
ISODEL 2018 merupakan kerjasama antara Pustekkom Kemendikbud, Universitas Terbuka, Unesco, ICDE, SEAMEO Center dan IDLN. Tahun ini, ISODEL mengangkat tema "Making Education 4.0 for Indonesia".
Kemajuan teknologi untuk pendidikan
Salah satu menjadi poin penting dalam pidato Mendikbud menyambut Hari Guru Nasional (25/11/2018) adalah memanfaatkan teknologi bagi pemajuan pendidikan nasional.
Memasuki revolusi industri 4.0, guru diimbau mampu memanfaatkan perubahan teknologi dan informasi yang super cepat itu untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di sekolah sehingga mampu menghasilkan lulusan berkompetensi global.
Senada hal tersebut, Gogot Suharwoto menyampaikan, "Transformasi pendidikan digital dapat digunakan untuk membangun karakter sehingga siswa dapat memanfaatkan teknologi secara positif dan tidak hanya terkena dampak atau ekses negatif saja."
Lebih jauh Gogot menambahkan, pendidikan digital dapat menjangkau daerah terpencil sehingga pemerataan kualitas pendidikan bukan menjadi hal yang mustahil untuk dicapai.
"ISODEL 2018 menjadi kesempatan baik bagi mereka yang peduli dan terlibat dalam peningkatan pendidikan melalui teknologi informasi dan komputer (TIK)," tegas Gogot.
Berbagi praktik baik pemanfaatan teknologi
Simposium internasional yang rencananya dibuka Mendikbud Muhadjir Effendy ini akan menggabungkan 3 format acara yakni; simposium, workshop dan pameran.
Beberapa menteri rencananya akan berbagi pandangan dalam simposium ini di antaranya; Muhadjir Effendy (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan), Rudiantara (Menteri Komunikasi dan Informatika), Sri Mulyani (Menteri Keuangan), dan Cahyo Kumolo (Menteri Dalam Negeri).
Terdapat 4 tema besar dalam simposium kali ini yang akan dibahas para akademisi dan praktisi profesional yakni; (1) Teknologi Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0, (2) Pendidikan Karakter dan Pendidikan Vokasi, (3) Transformasi Pendidikan Digital, serta (4) Pendidikan Guru: Peningkatan Profesionalisme dan Pelatihan Kompetensi untuk Industri 4.0.
Gogot Suharwoto menyampaikan ISODEL 2018 terbuka untuk berbagai kalangan khususnya guru, dosen, akademisi, peneliti dan praktisi dari seluruh dunia.
Kompetensi pendidik era Industri 4.0
Dalam kesempatan temu media turut hadir Prakaikan Schneitz (Deputy Director for Program SEAMOLEC). SEAMOLEC merupakan salah satu institusi yang memiliki fokus bidang pendidikan terbuka - jarak jauh (PJJ) dan akan membawakan materi pendidikan daring dalam ISODEL 2018.
"Thailand memiliki permasalahan yang hampir sama dengan Indonesia terkait pemerataan pendidikan di daerah terpencil. Pendidikan jarak jauh dapat menjadi solusi bagi permasalahan tersebut," kata Prakaikan kepada Kompas.com di sela-sela acara.
Prakaikan menambahkan para guru harus mampu mengikuti perkembangan teknologi yang berkembang sangat cepat. "Tantangan lain adalah bagaimana guru memperkecil gap antara siswa yang merupakan 'penduduk asli digital' (digital native) dan guru yang merupakan 'pendatang' (digital imigrant)," ujarnya.
Ia mendorong guru mengubah pola pikir dan metode pembelajaran dari cara pembelajaran tradisional satu arah menjadi pembelajaran kolaboratif dengan menggunakan teknologi.
Meski demikian, Prakaikan menyampaikan peran guru tidak akan tergantikan oleh teknologi. "Peran guru tidak hanya memberikan pengetahuan yang kini mudah dan cepat diperoleh di era informasi. Guru juga memiliki peran dalam membentuk karakter, mendorong dan menginspirasi siswa menjadi pribadi yang lebih baik," tutup Prakaikan.
https://edukasi.kompas.com/read/2018/11/26/19431351/dorong-pembelajaran-berbasis-teknologi-kemendikbud-gelar-isodel-2018