KOMPAS.com - Program Studi Vokasi Komunikasi (Vokom) menyelenggarakan program pengabdian masyarakat (pengmas) dengan menggelar Klinik Digital seri pertama, di Gedung C Vokasi UI, Depok, Jawa Barat (7/12/2018).
Kegiatan dipandu Kepala Laboratorium Humas, Pijar Suciati dan Dosen Tetap Vokom, Mareta Maulidiyanti.
“Klinik digital ini menjadi program pengmas tetap prodi Vokom dan ditargetkan dilakukan di seluruh provinsi di Indonesia. Kegiatan berisikan program 7 P yaitu pengajaran inovasi, pembelajaran kreatif, program berbasis internet, produksi konten, penelitian, proyek kolaborasi dan perubahan budaya," jelas Devie Rahmawati, Ketua Program Studi Vokasi Komunikasi (Vokom) UI.
Ia menambahkan, Klinik DIgital akan memfokuskan pada isu-isu seputar dunia digital seperti hoax dan candu digital: pornografi, media sosial, game serta judi online.
Depresi manusia modern
“Dunia digital telah merenggut manusia dari kemanusiaannya. Hampir setiap 10 menit, manusia akan selalu mengecek gawainya, yang menyebabkan manusia modern lima kali berpeluang depresi ketika terlalu banyak menggunakan gawai,” seru Devie.
Ia menjelaskan, berbagai bencana dan berkah digital menghampiri individu perlu dikenali, diseleksi dan dihindari agar digital memberikan keuntungan utama bagi kehidupan manusia.
"Kami tidak hanya akan melakukan advokasi sendirian, kami akan menggandeng seluruh pihak yang peduli pada masa depan bangsa. Kami juga akan meneruskan penelitian di sekitar isu digital, diantaranya melanjutkan studi pembuatan alat identifikasi wajah yang berpotensi candu digital, “ tandasnya.
Kegiatan diawali paparan berisikan definisi dan pemahaman tentang hoax dari Pijar, selaku dosen tetap humas Vokom UI. Sedangkan Mareta menambahkan hal-hal yang patut diwaspadai agar terhindar dari konsumsi hoax.
7 langkah vokasi UI
Menurut Mareta yang juga Kepala Humas Vokasi UI ada 7 hal akan diupayakan dalam memerangi hoax dan candu digital, yakni:
1. Pengajaran inovatif: Melalui kelas-kelas baik di vokasi maupun di luar UI secara gratis tentang dunia digital.
2. Pembelajaran kreatif: membuka diskusi berkala melalui wa grup.
3. Program berbasis internet: Memberikan pelatihan seputar internet agar tidak kecanduan digital. Seperti tentang fotografi, desain, yang di harapkan membuat pengguna digital dapat memanfaatkan internet untuk hal positif.
4. Produksi konten: Memproduksi konten konten edukasi berupa narasi visual, cetak dan audio seputar digital.
5. Penelitian.
6. Proyek kolaborasi: menggandeng berbagai kalangan untuk kampanye dan konsultasi digital sehat.
7. Perubahan budaya: Mendorong aktivitas alternatif bagi pengguna internet agar memiliki kebiasaan lain yang akan berubah menjadi budaya internet sehat.
"Kami optimis bahwa perlu lebih banyak informasi kepada masyarakat luas tentang peluang bagi siapapun menjadi pecandu digital," tutup Mareta.
https://edukasi.kompas.com/read/2018/12/10/21395661/klinik-digital-dan-upaya-membangun-budaya-internet-sehat