KOMPAS.com - Survei "Global Teacher Status Index 2018" ini dilakukan di 35 negara, termasuk Indonesia, dengan meminta pendapat lebih dari 1.000 orang di setiap negara untuk memberikan pandangan mereka tentang profesi guru.
Survei itu juga menanyakan kepada para orangtua apakah mereka akan mendorong anak-anak mereka untuk bercita-cita menjadi guru.
Studi terbaru ini dilakukan Varkey Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan meningkatkan pendidikan anak-anak kurang mampu, untuk mengukur bagaimana profesi guru dihormati di seluruh dunia.
Survei diberikan dengan memberikan skala pada masing-masing pertanyaan: Pasti akan mendorong anak menjadi guru, bisa jadi akan mendorong, mungkin mendorong, hingga mungkin tidak menyarakan hingga sangat tidak menyarankan menjadi guru.
Profesi guru masih menjadi pertimbangan
Orangtua di India, Ghana dan Malaysia adalah 4 negara yang paling banyak dimana para orangtua sangat mendorong anak-anak mereka untuk mengejar karir sebagai guru.
Anehnya, di AS - di mana gaji guru secara signifikan lebih rendah daripada para profesional yang berpendidikan perguruan tinggi yang sebanding - sejumlah besar orang tua tertarik untuk anak-anak mereka untuk menjadi guru.
Indonesia bersama dengan China dan Spanyol juga termasuk menjadi negara dimana para orangtua masih banyak sangat menyarankan anak-anak mereka untuk menjadi guru.
Berikut daftar 10 negara dimana para orangtua sangat menyarankan dan masih menyarankan guru sebagai pilihan profesi:
1. India
2. China
3. Ghana
4. Malaysia
5. Amerika Serikat
6. Chile
7. Taiwan
8. Spanyol
9. Kanada
10. Korea
5 negara melihat guru sebagai profesi terhormat
Survei "Global Teacher Status Index 2018", ini juga meminta lebih dari 1.000 orang di setiap ekonomi untuk pandangan mereka tentang profesi guru dan memberi peringkat pada skala 0-100.
5 negara menempatkan guru profesi terhormat berdasarkan survei ini berikut di antaranya:
1. China
2. Malaysia
3. Taiwan
4. Rusia
5. Indonesia
Eropa pesimis, Asia Optimis
Survei menunjukkan tingkat pesimisme yang tinggi tentang sikap siswa di Eropa dengan lebih banyak murid yang tidak menghormati guru mereka daripada menghormati mereka.
Prospeknya lebih positif datang dari Asia, Afrika, dan Timur Tengah dimana 80 persen responden di Cina berpendapat bahwa para siswa menghormati guru mereka, dibandingkan dengan rata-rata negara 36%.
Pdahal, "Future Jobs 2018" justru memberikan sinyal di tahun-tahun mendatang, para guru akan memainkan peran penting dalam mempersiapkan generasi muda untuk kemajuan teknologi revolusi industri keempat, dari Internet of Things, hingga kecerdasan buatan dan robotik.
Laporan ini menyebutkan pekerja yang pekerjaannya digantikan oleh otomatisasi akan membutuhkan bantuan untuk melatih atau meningkatkan keterampilan.
Tetapi perubahan cepat ke pasar tenaga kerja cenderung membawa tantangan bagi pendidik juga. Laporan ini menunjukkan perlunya investasi dalam peningkatan sistem pendidikan dan pelatihan, bersama dengan kebijakan pasar kerja baru dan pendekatan bisnis, yang mampu memenuhi kebutuhan masa depan kerja.
https://edukasi.kompas.com/read/2018/12/20/09483341/survei-global-apakah-anak-masih-didorong-untuk-menjadi-guru