KOMPAS.com - Memasuki usia ke-69 tahun Universitas Gadjah Mada (UGM) terus meningkatkan kontribusi bagi bangsa di dunia internasional. Salah satunya melalui pemberian program beasiswa bagi mahasiswa pascasarjana dari negara berkembang di ASEAN.
“Hal itu merupakan bagian dari program "UGM Lead Sout East Asia" dimana satu targetnya UGM menjadi pemimpin perguruan tinggi terkemuka di wilayah Asia Tenggara,” kata Rektor UGM, Prof. Panut Mulyono saat menyampaikan laporan Tahunan Rektor Tahun 2018 dalam puncak peringatan Dies Natalis ke-69 UGM, Rabu (19/12/2018) di Grha Sabha Pramana (GSP) UGM.
Program ini dimulai pada tahun 2018 dengan jumlah penerima beasiswa 17 orang. Selain itu, UGM turut mendukung program pemerintah yaitu kemajuan bagi Palestina dengan memberikan beasiswa S2 dan S3 bagi mahasiswa dari Palestina.
Nilai UGM menginspirasi dunia
Jumlah ini akan terus ditingkatkan sebagai upaya UGM meneguhkan kepemimpinan di dunia internasional.
“Nilai-nilai mulia UGM harus dirasakan dan menginspirasi seluruh penjuru dunia,” Rektor UGM seperti dikutip dari laman resmi UGM.
Dalam membangun reputasi internasional bagi bangsa Indonesia, Panut menyebutkan peran aktif UGM juga sangat nyata melalui peningkatan peringkat UGM diantara perguruan tinggi dunia.
Pada tahun 2018, rangking UGM naik dari 402 menjadi 391 menurut versi QS World University Ranking. Sementara pada tataran regional, peringkat UGM di Asia naik dari 85 menjadi 74 dengan reputasi akademik berada di peringkat 43 Asia dan tertinggi di Indonesia.
Peningkatan mahasiswa internasional
Kepercayaan dunia terhadap Indonesia dan UGM selain ditunjukan oleh peringkat, lanjutnya, juga dicerminkan dengan ketertarikan dunia internasional terhadap UGM melalui peningkatan animo mahasiswa dan dosen internasional di UGM.
Selama 2018 jumlah mahasiswa internasional di UGM sebanyak 2.269 berasal dari 95 negara. Jumlah tersebut meningkat sebanyak 527 mahasiswa dibandingkan pada tahun 2017 dengan jumlah mahasiswa 1.705 orang.
Sedangkan jumlah visiting lecture di UGM selama 2018 sebanyak 900 orang dari 28 negara.
Panut menjelaskan UGM juga telah menjalankan berbagai program inovatif menghadapi era revolusi industri 4.0. Beberapa diantaranya seperti reorientasi akademik melalui redesain kurikulum yang memberikan kesempatan lebih besar kepada mahasiswa agar mampu mengembangkan karakter socio-enterpreneurial.
Pengabdian masyarakat
Disamping itu penerapan pembelajaran berbasis luaran, paradigma pembelajaran diarahkan dengan mengganti peran dosen menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran, implementasi blended learning, visual based learning, serta penyediaan ruang belajar untuk mendukung proses pembelajaran.
Dalam kesempatan tersebut turut disampaikan orasi ilmiah oleh Prof. Chairil Anwar berjudul "Membangun Inovasi Saintek UGM untuk NKRI". Cahiril menyampaikan sejak awal berdirinya UGM terus berinovasi dalam menjalankan kegiatan tridharma perguruan tinggi.
Salah satunya dengan melakukan penelitian inovatif yang berdampak luas untuk memberikan solusi berbagai persoalan bangsa.
Hingga oktober 2018, telah tercatat sebanyak 47 hak paten dan 138 hak cipta yang dihasilkan UGM yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Dalam melakukan proses hilirisasi, UGM menggabungkan peran antara pengembangan riset, masyarakat, komunitas, perusahaan, dan pemerintah.
https://edukasi.kompas.com/read/2018/12/20/17493471/dies-natalis-ugm-ke-69-menjadi-inspirasi-bagi-dunia