KOMPAS.com — Henrietta H. Fore, Executive Director UNICEF, melalui laporan di World Economic Forum (WEF), menyampaikan ada 1,8 miliar orang berusia antara 10 -24 di planet ini.
Setiap bulan setidaknya 10 juta anak muda mencapai usia kerja dan siap memasuki masa produktif. Beberapa akan melanjutkan pendidikan, yang lain akan memasuki dunia kerja.
Namun, yang Mereka temukan adalah dunia tidak menciptakan 10 juta pekerjaan baru setiap bulan. Ia menyampaikan, setidaknya ada 71 juta orang muda menganggur di seluruh dunia, dan lebih lanjut lagi ada 156 juta orang muda yang bekerja hidup namun dengan penghasilan kurang dari 3 dollar per hari.
Ia menilai salah satu sebab adalah adanya ketidakcocokan dramatis antara keterampilan yang orang muda miliki dengan pekerjaan yang tersedia. Dengan kata lain, keterampilan atau pendidikan kemarin tidak cocok dengan tuntutan pasar kerja saat ini.
Banyak anak muda yang masuk dunia kerja akan menemukan bahwa mereka tidak memiliki keterampilan dasar yang mereka butuhkan untuk berhasil.
Lebih jauh Direktur Eksekutif UNICEF ini mencatat, secara global 6 dari 10 anak-anak dan remaja tidak mencapai kecakapan minimum dalam membaca dan matematika, dan 200 juta remaja tidak bersekolah di seluruh dunia.
5 keterampilan dasar
Henrietta menyampaikan, "Kita bisa mengubahnya, jika kita bekerja bersama untuk menutup kesenjangan pendidikan keterampilan di sejumlah bidang."
Beberapa pendidikan keterampilan yang dibutuhkan antara lain:
1. Keterampilan dasar: Kaum muda membutuhkan keterampilan dasar seperti literasi baca dan berhitung, idealnya melalui pendidikan berkualitas selama 12 tahun.
2. Keterampilan yang dapat ditransfer: Mereka membutuhkan keterampilan yang dapat ditransfer, seperti kemampuan memecahkan masalah, membangun kepercayaan diri, kolaborasi, dan komunikasi.
3. Keterampilan spesifik pekerjaan: Mereka membutuhkan keterampilan khusus pekerjaan, seperti pertukangan, coding, akuntansi, teknologi hijau, pertanian, atau teknik modern.
4. Keterampilan wirausaha: Mereka semakin membutuhkan keterampilan kewirausahaan , terutama di negara-negara berpenghasilan rendah, di mana sektor informal dominan.
5. Keterampilan digital: Dan mereka jelas membutuhkan keterampilan digital untuk berpartisipasi dalam ekonomi global, yang didorong oleh teknologi informasi dan komunikasi.
Peran pemerintah dan dunia usaha
"Tanpa keterampilan ini, jutaan anak muda akan menganggur atau terjebak dalam pekerjaan dengan keterampilan rendah. Revolusi Industri 4.0 akan berlalu begitu saja," tegas Henrietta.
Ia juga menyampaikan pemerintah memiliki peran yang harus dimainkan.
"Pemerintah harus berinvestasi dalam meningkatkan kualitas, relevansi, dan responsif gender dari pendidikan, sehingga kaum muda dapat memperoleh keterampilan dasar dan dapat dialihkan yang mereka butuhkan sebelum memasuki dunia kerja," ujarnya.
Ia menambahkan, "Tetapi kita juga membutuhkan dunia bisnis untuk bergabung dengan upaya ini."
Ia menyampaikan ada 3 cara dunia bisnis dapat membantu menutup kesenjangan keterampilan, dan memberi anak muda peluang yang dibutuhkan untuk mencapai potensi mereka:
1. Meningkatkan kualitas dan jumlah pemagangan dan bimbingan kerja
Dengan membuka kualitas pemagangan kepada orang-orang muda, perusahaan tidak hanya membentuk tenaga kerja masa depan, tetapi juga mengidentifikasi bakat potensial untuk bisnis perusahaan di tahun-tahun mendatang.
2. Bermitra dengan sekolah-sekolah lokal meningkatkan transisi 'sekolah-ke-kerja'
Perusahaan dapat menjalin kerjasama dengan sekolah-sekolah lokal untuk membangun program baru yang berfokus pada keterampilan yang paling membutuhkan, misal coding atau penguasaan mesin.
3. Kesetaraan jender dan kebijakan ramah keluarga
Perusahaan juga diharapkan kebijakan dan praktiknya mendukung peran perempuan dan peran orangtua di tempat kerja.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/01/09/06422611/jutaan-orang-menganggur-setiap-bulan-pendidikan-apa-yang-diperlukan