KOMPAS.com - Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menyerukan kepada orang tua untuk mendukung perubahan terbaru pada sistem pendidikan (5/1/2018).
Ia juga menyampaikan, siswa di sekolah-sekolah Singapura tidak hanya diperlengkapi dengan keterampilan untuk mencari nafkah, tetapi juga pendidikan yang membantu mengembangkan karakter dan nilai-nilai.
"Agar Singapura berhasil, warga Singapura tidak hanya harus menjadi warga negara yang berpendidikan tinggi dan pekerja yang terlatih, mereka harus memiliki 'nilai-nilai yang tidak berwujud tetapi penting'", tambah Lee Hsien Loong seperti dikutip dari straitstimes.com.
Hal ini disampaikan perdana menteri saat berbicara kepada 242 penerima Edusave Award dari Kementerian Pendidikan Singapura (MOE), di Townsville Primary School. PM Lee mengatakan ada kebutuhan bagi siswa untuk memahami dunia, dan untuk merasakan rasa kebangsaan dan kepedulian sosial.
"Itu tergantung tidak hanya pada pengetahuan apa yang telah diterima di sekolah; bahasa, sains dan matematika, ekonomi dan sejarah, tetapi juga nilai-nilai tidak berwujud tetapi penting (seperti) merawat teman sekelas dan sesama warga negara, bersedia berkontribusi untuk kebaikan bersama, bangga dengan negara kita, dan berdiri untuk itu," tambahnya.
Perdana Menteri Singapura juga mengatakan perubahan terbaru pada sistem pendidikan akan membuat belajar lebih bermakna bagi siswa.
Ini termasuk mengurangi penekanan pada hasil akademik dan mendedikasikan lebih banyak waktu kurikulum untuk pembelajaran yang lebih dalam, dan membantu siswa mnemukan hubungan antara konten buku teks dan dunia nyata.
"Kami ingin menanamkan semangat muda di Singapura untuk 'Belajar untuk Kehidupan' (Learn for Life) sehingga mereka siap untuk ekonomi masa depan," tambahnya.
Dia meminta orang tua untuk memahami apa yang sedang dicoba dicapai oleh pemerintah Singapura saat ini, dan mendukung tujuan tersebut.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/01/09/07200771/kurangi-tekanan-akademik-singapura-kembangkan-belajar-untuk-kehidupan