Salin Artikel

Malaysia Berencana Kurangi Fokus pada Pelajaran Agama

KOMPAS.com - "Kita (tetap) masih akan belajar agama, tetapi ini tidak akan menjadi satu hari penuh karena kita tidak ingin siswa hanya tahu cara melafalkan doa tetapi kurang pengetahuan dalam mata pelajaran lain," ujar Perdana Menteri Malayasia Mahathir Mohamad, saat berbicara pada jamuan makan malam tahunan almamaternya Sultan Abdul Hamid College (SAHC) di Kuala Lumpur (22/12/2018).

Dikutip dari Says, Mahathir menyampaikan pihaknya akan memperbaiki kurikulum sekolah untuk mengurangi fokus pada studi agama.

" Kita perlu menguasai semua mata pelajaran lainnya jika ingin maju, orang Malaysia harus berpendidikan, tidak hanya dalam baca doa (melafalkan doa)..." ujarnya.

Menguasai semua pengetahuan

Ia menambahkan, kurikulum sekolah akan diubah dan dimodifikasi sehingga Malaysia akan memiliki sekolah nasional yang akan mengajarkan semua orang semua mata pelajaran penting yang akan berguna bagi mereka ketika mereka dewasa dan menjadi individu mandiri. 

“Dan kemudian kamu memiliki terlalu banyak ulama, mereka selalu berbeda satu sama lain dan kemudian mereka menyesatkan pengikut mereka dan mereka bertengkar satu sama lain. Itulah masalah yang kita hadapi sekarang. Dan karena itu, kami akan mengubah jadwal, kurikulum di sekolah-sekolah," kata Mahathir.

"Karena jika kita ingin maju, orang Malaysia harus berpendidikan, tidak hanya dalam membaca Quran tetapi juga dalam bahasa lain. Jika tidak, kita akan sangat tertinggal," katanya.

Ia menambahkan bahwa negara Malaysia saat ini melalui fase sulit dan membutuhkan pengembangan yang membutuhkan orang-orang berpendidikan yang mampu berinteraksi dengan orang lain. 

Penguasaan bahasa Inggris

Selain soal jam pelajaran agama, Mahathir juga menyoroti semakin menurunnya kemampuan siswa Malaysia dalam bahasa Inggris. Padahal dulu siswa Malaysia dikenal akan kefasihan mereka dalam penguasaan bahasa asing ini.

Mahathir mendorong warga Malaysia untuk menguasai bahasa Inggris dengan mengatakan bahwa belajar "bahasa pengetahuan" tidak akan menghilangkan identitas Melayu atau Malaysia mereka.

"Bahasa Inggris bukan hanya untuk orang-orang Inggris. Bahasa Inggris adalah bahasa universal," tegas Mahathir.

Dalam pidatonya, Mahathur juga mengatakan orang Malaysia sebelumnya dikenal memiliki kemampuan bahasa Inggris sangat baik, namun saat ini siswa kurang memahami bahasa Inggris dan kualitas sekolah mengalami penurunan selama bertahun-tahun.

"Bukannya kita kurang Melayu atau Malaysia ketika kita bersikeras menguasai bahasa Inggris. Jika kita benar-benar orang Malaysia yang baik, kami (justru) ingin mengesankan orang-orang dengan kemampuan bahasa Inggris kita, " tegasnya.

https://edukasi.kompas.com/read/2019/01/11/10315901/malaysia-berencana-kurangi-fokus-pada-pelajaran-agama

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke