Salin Artikel

Mengintip Keseruan "Holland Scholarship Day (HSD) 2019"

KOMPAS.com - Nuffic Neso Indonesia kembali menggelar "Holland Scholarship Day (HSD) 2019", di Erasmus Huis, Kedutaan Besar Belanda, Jakarta (19/1/2018).

Acara tahunan yang telah memasuki tahun ke-6 ini sekalugus menandai 20 tahun perjalanan program beasiswa StuNed dari Pemerintah Kerajaan Belanda untuk Republik Indonesia.

Acara yang menyediakan informasi dan konsultasi langsung tentang berbagai opsi beasiswa studi ke Belanda itu menyedot perhatian lebih dari 1.000 pengunjung dan menghadirkan lebih dari 22 institusi pendidikan baik universitas maupun lembaga beasiswa.

Antusiasme para peserta acara disambut baik oleh Direktur Nuffic Neso Indonesia, Peter van Tuijl, dan juga Kepala Bagian Politik Kedutaan Besar Belanda untuk Indonesia, Roel van der Veen.

Alternatif skema beasiswa 

Ternyata cukup banyak pilihan bagi pencari beasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi ke negeri Kincir Angin itu.

Ada skema beasiswa yang pendanaannya bersumber langsung dari pemerintah Belanda, seperti StuNed, Orange Tulip Scholarship (OTS), Holland Scholarship, dan juga Orange Knowledge Programme (OKP).

Dari Indonesia sendiri juga tidak kalah banyaknya, ada LPDP, program BUDI dari Kemenristekdikti, termasuk juga program 5000 Doktor dari Kemenag, dan juga beasiswa dari institusi serta organisasi lainnya.

Peter van Tuijl, dalam sambutannya mengungkapkan Belanda memiliki nilai lebih sebagai negara tujuan studi bagi pelajar Indonesia, dikarenakan faktor sejarah, budaya, dan juga hubungan bilateral yang erat dan komprehensif. Hal ini memberikan suatu zona nyaman bagi pelajar-pelajar Indonesia.

Membuka wawasan global

Pada kesempatan yang sama, Roel van der Veen, yang sekaligus membuka secara resmi pelaksanaan HSD 2019, menekankan hubungan erat antara Belanda-Indonesia di bidang pendidikan sudah dirintis sejak zaman pra kemerdekaan.

Di mana para pemimpin nasional mengenyam pendidikan di Belanda, seperti proklamator Muhammad Hatta dan Ki Hajar Dewantara. Bahkan tokoh-tokoh penting pemerintah, seperti Menlu Retno Marsudi, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, tercatat sebagai alumni Belanda.

Roel van der Veen juga menitikberatkan pentingnya studi ke luar bukan hanya untuk mencari ilmu, namun lebih penting lagi membuka wawasan dan merubah pola pikir.

Bukan hanya persyaratan

Seorang pelamar beasiswa perlu mendapatkan informasi lengkap, bukan hanya tentang persyaratan, tetapi lebih jauh lagi tentang latar belakang dan tujuan dari setiap beasiswa, sehingga dapat membantu mempertajam motivasi.

Hal ini yang biasanya kurang disadari oleh para pencari beasiswa yang biasanya hanya berfokus pada usaha memenuhi persyaratan semata.

Beberapa faktor-faktor penyebab kegagalan beasiswa banyak disebabkan ketidaksiapan dan kekurang seriusan. Hal ini biasanya terlihat dari tidak lengkapnya dokumen dan kualitas motivation statement.

Hali ini diungkapkan Indy Hardono, Koordinator Tim Beasiswa Nuffic Neso Indonesia, saat membuka sesi informasi terkait Study in Holland and Scholarship Opportunities.

Konsultasi langsung

Hadir pula perwakilan berbagai pengelola beasiswa, seperti LPDP, Kemenristekdikti dengan program BUDI-nya, Kemenag dengan program beasiswa 5000 Doktor, dan EU Delegation yang memaparkan program Erasmus + dari Uni Eropa.

Berkumpulnya 14 perwakilan universitas Belanda (universitas riset dan universitas ilmu terapan) bersama lembaga pemberi beasiswa merupakan kesempatan luar biasa yang sangat sayang untuk dilewatkan.

Semua pengunjung memiliki kesempatan untuk berkonsultasi langsung dengan semua
perwakilan universitas dan juga penyedia beasiswa, baik pada saat sesi presentasi maupun
berkunjung ke stan masing-masing.

https://edukasi.kompas.com/read/2019/01/20/08150041/mengintip-keseruan-holland-scholarship-day-hsd-2019

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke