Salin Artikel

54 Persen Anak Masih Konsumtif dalam Penggunaan Uang

KOMPAS.com - Anak-anak tingkat Sekolah Dasar cenderung menggunakan uang untuk tujuan konsumtif dan bukan untuk keperluan masa depan.

Berdasarkan data Money Management International, sebanyak 54 persen anak-anak usia di bawah sepuluh tahun menggunakan uang mereka untuk memenuhi keinginan, sedangkan baru 28 persen dari mereka memilih menyimpan lebih banyak uang untuk ditabung.   

Selain itu, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai Indeks Literasi Keuangan pada tahun 2017 menyatakan baru 29,7 persen masyarakat Indonesia mampu dan paham terhadap literasi keuangan.

Melihat rendahnya literasi keuangan dan kesadaran pengelolaan uang di Indonesia, maka peran orangtua diperlukan dalam menstimulasi literasi keuangan anak sejak dini.

Atas dasar itu, Citi Indonesia (Citibank) melalui payung kegiatan CSR, Citi Peka (Peduli dan Berkarya) bersama Prestasi Junior Indonesia (PJI) kembali menggelar program Literasi Finansial Digital untuk Anak" bagi siswa sekolah dasar kelas 3, 4, dan 5 di lima kota Indonesia.

Citibank dan PJI memberikan motivasi kepada 100 orang tua siswa SDN 191 Babakan Surabaya, Bandung untuk memahami lebih jauh serta mengajarkan pengelolaan uang kepada anak di era digital dalam kegiatan Citi Parenting Talkshow bertajuk “Anak Terampil Kelola Uang di Era Digital” pada Kamis (17/1/2019).

Integrasi teknologi dan pola asuh

Director Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia Elvera N. Makki mengungkapkan, “Digital Financial Literacy for Children dimaksudkan memanfaatkan tren penggunaan gawai bagi anak-anak ke arah positif dengan memasukkan modul-modul edukasi keuangan dan pendekatan interaktif yang aman, komprehensif dan menyenangkan bagi anak-anak."

Ia menambahkan upaya ini tak terlepas dari dukungan orang tua yang dapat membimbing anak-anak untuk mengelola uang secara cermat dan tepat guna sehingga dapat memberikan manfaat keuangan di masa mendatang.

Deputy Executive Director Prestasi Junior Indonesia Agus Susanto menyampaikan, “Dua tahun kemitraan antara PJI dengan Citibank telah sukses menjangkau 5.047 siswa-siswi dari 19 sekolah dasar di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Denpasar."

"Kami meyakini sinergi positif antara program Digital Financial Literacy for Children dan pengajaran dari orangtua dan guru dapat membangun budaya pengelolaan uang yang sehat bagi anak-anak Indonesia," ujarnya.

Peran dan teladan orangtua

Pada sesi parenting talkshow, psikolog anak dan keluarga Roslina Verauli berbagi kiat mendidik anak menjadi terampil kelola uang di era digital.

“Anak-anak masa kini sangat dekat dengan perangkat teknologi yang membuat mereka rentan terpapar iklan-iklan dan kemudian terpicu untuk menginginkan serta membeli tanpa mempertimbangkan uang yang dimiliki," jelas Roslina.

Oleh karena itu, orangtua perlu mengajarkan agar anak memiliki pemahaman baik tentang makna uang.

"Money literacy pada anak merupakan tanggung jawab orangtua. Beda usia anak, beda pendekatan dan tujuan. Money literacy ditujukan agar anak memahami seberapa besar nilai uang dimiliki dan bisa memutuskan pengelolaan uang yang cermat,” lanjutnya.

Financial Planner Prita Hapsari Ghozie menambahkan orangtua juga harus menjadi teladan bagi anak dalam mengelola uang.

“Sebelum mengajarkan anak, orangtua harus melihat balik bagaimana pengelolaan uang yang diterapkan dalam keluarga karena banyak masih belum terbiasa melakukan hal tersebut," jelas Prita.

Menurutnya, orangtua khususnya kaum Ibu, dapat mulai dengan memiliki investasi seperti tabungan pendidikan anak. Selain itu, pola berbelanja kebutuhan sehari-hari juga harus diatur waktu dan banyaknya.

"Hal ini penting karena tanpa kita sadari pola pikir dan perilaku anak terbentuk dari apa yang mereka lihat dan alami di rumah,” tegasnya.

https://edukasi.kompas.com/read/2019/01/20/08450021/54-persen-anak-masih-konsumtif-dalam-penggunaan-uang

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke