KOMPAS.com - Mengejutkan, ternyata masih banyak siswa Indonesia masih salah dalam memilih jurusan dan bahkan profesi pekerjaan.
Hasil penelitian Indonesia Career Center Network (ICCN) tahun 2017 menunjukan sebanyak 87 persen mahasiswa Indonesia mengakui jurusan yang diambil tidak sesuai dengan minatnya dan 71,7 persen pekerja memiliki profesi tidak sesuai dengan pendidikannya.
“Siswa yang salah memilih jurusan kuliah akan berdampak pada ketidakmaksimalan dalam pekerjaan atau profesi yang akan digeluti sehingga yang bersangkutan tidak dapat berprestasi dan kemampuan maupun ketrampilan yang dimiliki tidak berkembang dengan baik," jelas Yohana Elizabeth Hardjadinata pada acara peluncuran aplikasi "Aku Pintar" di kantor Kemendikbud, Jakarta (7/2/2019).
Yohana menambahkan, "Sebaliknya jika seseorang bekerja pada bidang diminati atau disukai, pastinya akan lebih mencintai dan bahagia dalam menjalankan pekerjaannya. Dampak selanjutnya, yang bersangkutan akan bekerja lebih giat dan punya rasa tanggung jawab tinggi."
Kenali minat bakat lewat aplikasi
Karenanya, penting bagi siswa SMP dan SMA mengetahui minat dan bakat sehingga kelak akan berguna dalam menentukan atau memilih jurusan maupun jenjang pendidikan selanjutnya. Sayangnya, pelaksaaan tes minat dan bakat harus ke psikolog dan berbiaya mahal.
Inilah kemudian yang mendorong lahirnya inovasi "Aku Pintar" dimana siswa dengan cara sederhana dapat menentukan minat dan bakat.
Keunggulan utama aplikasi "Aku Pintar" ini adalah memberikan tes minat dan bakat secara gratis dan dikemas dengan tampilan interaktif serta akses mudah dan menyenangkan.
Hasil tes penelusuran minat dan bakat dapat menjadi acuan bagi siswa, misalnya siswa SMP akan memilih sekolah kejuruan (SMK) yang tepat, karena saat ini untuk sekolah kejuruan terdapat 144 pilihan.
Selain itu juga, akan membantu siswa SMA dalam memilih jurusan yang diminati, baik IPA, IPS atau Bahasa. Demikian pula, ketika lulus, siswa dapat memilih jurusan atau program studi saat akan melanjutkan pendidikan di jenjang Perguruan Tinggi.
Fitur soal ujian dan mencari kampus
Aplikasi "Aku Pintar" juga menyediakan materi pelajaran dan soal-soal latihan untuk kelas
7 hingga kelas 12 berikut penjurusannya secara daring sehingga siswa dapat mengerjakan soal latihan hanya berbekal telepon pintar dan akses internet.
Selain itu, aplikasi ini juga dilengkapi fitur pembahasan kisi-kisi soal ujian secara langsung tanpa dipungut biaya dan bahkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan siswa lain dan mentor.
Keistimewaan lain, aplikasi ini memiliki fitur Cari Kampus (memuat penjelasan ringkas kampus-kampus di Indonesia), Cari Jurusan (memuat penjelasan singkat jurusan yang ada, sekaligus, apa yang dipelajari dan prospek pekerjaan dan perguruan tinggi yang memiliki program studi tersebut). Serta, fitur untuk membandingkan 2 pilihan tersebut.
Sejak dirilis September 2018, "Aku Pintar" telah diunduh 200.000 pengguna dan akan terus diiringi penambahan fitur baru dan berbagai kegiatan offline.
Tantangan pendidikan era industri 4.0
Aplikasi Aku Pintar telah dirilis sejak akhir September 2018 dikembangkan PT. Aku Pintar Indonesia yang digawangi Luvianto Pebri Handoko (CEO) dan Gilang Prasetya N (CTO), keduanya alumnus ITS Surabaya bersama Widjaja (Founder) dan Sofian Lusa (Co-Founder).
Peresmian dilakukan Direktur Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Purwadi Sutanto dan dihadiri 400 peserta perwakilan siswa SMP, SMA dan SMK beserta kepala sekolah, guru serta orangtua.
Purwadi menyampaikan dampak Revolusi Industri 4.0 membawa tantangan bagi sistem pendidikan Indonesia dengan adanya perubahan paradigma pola pikir, pola rasa, dan pola tindak dalam berkomunikasi, bekerja, belajar, dan gaya hidup sampai budaya.
Indonesia sudah menyikapi era revolusi industri 4.0 dengan mencanangkan “Making Indonesia 4.0” sehingga dapat memetakan posisi dan strategi dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0 termasuk bidang pendidikan di Indonesia.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/02/07/15392711/aplikasi-aku-pintar-cara-kekinian-milenial-pilih-jurusan