Tahap pertama area kampus ini akan terdiri dari 11.000 meter persegi. Binus mematok target pembangunan selesai pada Juli 2019 dan bisa beroperasi untuk belajar mengajar pada Agustus 2019.
Rektor Institut Teknologi Riset Binus Malang, Boto Simatupang, mengatakan selama 3 tahun merintis kampus ini tercatat Binus Malang sudah memiliki sekitar 400 mahasiswa.
"Nantinya untuk tahap pertama (kampus ini), kami siapkan untuk menampung 5.000 mahasiswa. Kami bersyukur yang dilakukan ini sejalan dengan visi dan misi pemerintah Indonesia. Kami fokus meningkatkan entrepreneurship dengan pendekatan digital. Ini juga respons atas kebutuhan mahasiswa yang ingin mendapatkan pengalaman belajar secara smart class, creative class dan juga reguler class. Ini cocok dengan progam 2+1+1 yang kami siapkan untuk mahasiswa Malang," ujar Boto.
"Jadi, konsep 211 itu artinya 2 tahun kuliah di Binus Malang, 1 tahun di Jakarta atau Bandung sesuai peminatan, dan 1 tahun lagi untuk program magang di perusahaan," tambah Boto.
Saat ini ada 20 mahasiswa Binus Malang yang kuliah di Jakarta.
Petrus Harjanto, guru SMA Katolik Kolese Santo Yusup, Malang, mengakui bahwa yang dilakukan Binus dengan membuka kampus baru yang menitikberatkan pada pendekatan teknologi digital sudah tepat. Menurut Petrus, hal itulah yang dibutuhkan anak-anak zaman sekarang di Malang.
"Mereka sudah tak punya cita-cita seperti orang zaman dulu, sudah tak lagi mau jadi guru, polisi atau karyawanlah. Mereka maunya yang bebas atau freestyle, tapi tuntutan teknologinya tinggi sehingga Binus menangkap maunya anak-anak," kata Petrus.
Di sisi lain, konsep 211 bisa menjadikan anak-anak lebih bersemangat belajar tanpa harus punya pikiran "Jakarta sentris".
"Mereka yang mau kuliah di Jakarta tak perlu ke Jakarta, tapi cukup di Malang saja," tuturnya.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/02/20/15375981/resmi-kampus-binus-malang-diluncurkan