Kutipan itu terpajang di belakang buku cerita anak-anak “Kina and Her Fluffy Bunny”. Pengarangnya ialah artis yang sudah terkenal di kalangan anak muda Indonesia, Maudy Ayunda.
Ini pertama kalinya Maudy menulis dan meluncurkan buku untuk anak-anak. Ia mengatakan kalau dasar cerita tokoh Kina sudah ditulisnya sewaktu ia berusia 10 tahun.
Aktris sekaligus penyanyi yang sudah hobi menulis sejak kecil itu menuturkan bahwa berbagi moral ke anak-anak melalui buku cerita cukup menantang.
“Bagaimana membuat suatu cerita, menyampaikan moral dengan kata-kata yang enggak terlalu banyak dan dalam 30 halaman anak bisa mengerti serta belajar. Itu menantang, karena ruang untuk geraknya enggak terlalu banyak,” jelas Maudy saat peluncuran buku di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Bagus, Jakarta, Kamis (22/2/19).
Peluncuran buku tersebut dihadiri oleh banyak anak dari berbagai taman kanak-kanak dan organisasi non-profit Matahari Kecil.
Maudy mengaku sengaja ingin membuat acara peluncuran buku yang lebih santai dan interaktif.
Pada kesempatan itu, ia tak hanya memperkenalkan bukunya, melainkan juga membacakan cerita alias storytelling langsung untuk anak-anak yang hadir.
Dengan leluasa, Maudy duduk di antara anak-anak dan bercerita sambil menunjuk gambar-gambar di buku. Anak-anak yang hadir pun berebut, ingin berada dekat Maudy yang bertutur sambil membolak-balik buku "Kina and Her Fluffy Bunny".
“Lihat respons anak-anak yang seru. Sebenarnya, sudah beberapa kali storytelling di acara lain, tapi, ini degdegannya beda karena ini buku sendiri. Takut kalau anak-anak enggak mengerti ceritanya,” ujar Maudy usai bercerita.
Masih ada tiga seri selanjutnya dari cerita Kina, si tokoh utama.
Pastinya, Maudy masih akan terus terlibat dalam seri selanjutnya. Ia pun tetap bekerja sama dengan illustrator Kathrin Honesta.
Harapannya, buku anak-anak itu dapat mengedukasi anak dari segi moral dan bahasa karena disajikan secara bilingual, dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Pada seri selanjutnya harapannua ada moral yang berbeda lagi untuk disampaikan.
“Pengin banget di setiap cerita ada moral yang jelas. Di sini (dari buku ini moralnya adalah), barang-brang yang rusak itu (yang masih bisa) diperbaiki, ( ya diperbaiki) bukan beli yang baru,” lanjut Maudy.
Menutup wawancara, Maudy merasa dirinya tak perlu dikenal sebagai penulis cerita anak-anak di kalangan pembaca kecilnya.
“Aku enggak berharap dikenal sebagai penulis sama anak-anak kecil. Tapi, aku lebih pengin Kina-nya yang terkenal dan jadi teman baik mereka semua. Enggak kenal aku enggak apa-apa,” ucap Maudy.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/02/25/09050081/maudy-ayunda--menulis-buku-cerita-anak-cukup-menantang