Salin Artikel

Apresiasi Seni Gambar, BBJ Gelar "Monokrom"

KOMPAS.com - Mengawali bulan Maret 2019, Bentara Budaya Jakarta berencana menggelar pameran lukisan pensil bertajuk “Monokrom” karya Toni Haryanto. Pameran akan berlangsung di Bentara Budaya Jakarta (BBJ) mulai 2-11 Maret 2019 Pk. 10.00 - 16.00 WIB.

Rangkaian pameran akan diawali dengan pembukaan pameran yang akan diadakan pada 1 Maret 2019 Pk. 19.30 WIB dan diresmikan oleh Yos Soesilo, Pendiri Asosiasi Pelukis Indonesia.

Selain pameran, BBJ juga akan menggelar workshop melukis dengan metode Golden Numbers dengan langsung menghadirkan Toni Hariyanto sebagai nara sumber pada Sabtu, 9 Maret 2019 pukul 13.00 – 17.00 WIB.

Realis dengan pensil

Dilansir dari rilis BBJ, sejumlah 74 karya lukisan dengan medium pensil akan dipamerkan, sebagian besar berupa potret wajah, binatang, dan figur lain yang membutuhkan presisi tinggi dalam melukis.

Seniman drawing kelahiran Madiun tahun 1957 ini menggarap karya-karyanya secara realis dan detail. Selama ini Toni Hariyanto dikenal sebagai dosen di beberapa kampus dan mengasah kemampuan melukisnya dengan bergabung ke berbagai komunitas lukis daring.

Toni lebih intens menekuni gambar pensil selepas pensiun dini dan karena kepiawiannya ini dia beberapa kali diminta untuk melukis potret para tokoh.

Bagi Toni, menggambar realis dengan pensil membutuhkan akurasi dan presisi lebih tinggi ketimbang medium lukis lain.

Presisi dalam kesederhaaan

Pensil yang identik dengan arang tentu hanya menghasilkan karya dengan satu warna, yaitu hitam dan untuk membuat karya lebih memikat seorang senimannya mesti piawi memainkan gradasi ‘hitam-putih’.

Karena kesederhanaannya ini, teknik gambar pensil menjadi amat menarik bagi Toni di mana dirinya mengaku selalu tertantang memindahkan rupa obyek yang rinci ke dalam bidang lukis pensil yang monokrom itu.

“Ia menggambar berdasarkan objek dengan pendekatan naturalis. Bukan gambar hasil imajinasi, apalagi khayalan yang deformatif atau penggambaran ulang. Tapi berdasarkan foto, yang menurut istilahnya: mencontoh gambar Tuhan dengan cara naturalis,” ujar Ipong Purnama Sidhi, kurator Bentara Budaya.

Ipong juga mengungkapkan bahwa apresiasi terhadap seni gambar di Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan seni lukis. Seni gambar dianggap kurang menarik, kurang bergairah, kurang berwarna.

“Kita patut memberikan apresiasi yang tinggi kepada Toni Haryanto yang sejak tahun 2008 berkarya dalam jalur seni gambar,” tambahnya.

Selain pernah memberikan kuliah di Politeknik Negeri Jakarta, Toni juga mengajar di Polimedia Media Kreatif Negeri Jakarta, SSR Jakarta, Unic Jakarta dan mendirikan "Toniart Drawing Academy".

Dalam beberapa kesempatan, Toni juga memberikan workshop lukis pensil bagi generasi muda di Jakarta.

https://edukasi.kompas.com/read/2019/02/27/11133541/apresiasi-seni-gambar-bbj-gelar-monokrom

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke