KOMPAS.com - Harian Kompas dan Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas menggelar pameran foto "Cerita Kertas” di Bentara Budaya Jakarta yang dibuka pada 13 Maret 2019 oleh Head of Brand Communications, Global Communications APP Sinar mas Lia Mariani dan Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas Tri Agung Kristanto.
Pameran ini menampilkan hasil kurasi 10 finalis dengan total 70 karya lomba fotografi "Cerita Kertas". Pameran terbuka untuk umum dan gratis di Bentara Budaya Jakarta akan berlangsung 14-15 Maret 2019 pukul 10.00-18.00 WIB.
Bertema “Cerita Kertas”, kompetisi ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan potensi kertas sebagai bahan dasar yang memiliki beragam aplikasi di kehidupan sehari-hari serta ramah lingkungan.
Kekuatan utama kertas
“Sejak lahir, kita telah terbiasa menggunakan kertas dalam berbagai wujudnya di hidup kita, mulai dari buku tulis, tisu, koran, hingga kardus dan kemasan makanan. Setiap wujud kertas ini memiliki ceritanya masing-masing. Namun, kita sendiri terkadang tidak menyadari manfaat dan potensinya,” ujar Direktur APP Sinar Mas Suhendra Wiriadinata di tempat terpisah.
Suhendra menjelaskan, salah satu kekuatan utama kertas adalah keterdaurulangan (recyclability) yang tinggi dan kemampuannya untuk terurai penuh secara alami. Jika diolah dan didesain dengan tepat, kertas juga bisa memiliki ketahanan yang tinggi terhadap suhu dan cairan sehingga tidak mudah rusak.
"Melalui pameran foto ini, kami berharap pengunjung dapat terinspirasi, atau bahkan menginspirasi orang lain, untuk memanfaatkan dan berinovasi dengan kertas demi menjawab berbagai tantangan dunia modern, misalnya sebagai pengganti plastik sekali pakai,” tutupnya.
Cerita kertas, cerita kebersamaan
Hal senada disampaikan Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas Tri Agung Kristanto. "Cerita Kertas dekat dengan Kompas karena meskipun mengembangkan digital, mengembangkan Kompas TV, Kompas.com dan Kompas.id, namun basis dari Kompas adalah kertas," ujar Tri Agung Kristanto.
Ia menjelaskan ide ini berasal dari rekan-rekan fotografer yang kemudian menghasilkan foto-fotonya bukan hanya dalam format digital namun juga hadir dalam format kertas.
"Mengapa kertas? Karena dalam format kertas kita bisa berbagi, bisa menonton bersama. Karena di dalam kertas itu, di dalam cetak itu, ada saat untuk berbagi. Berbeda dengan smartphone menjadi sangat personal," jelasnya.
Tri Agung Kristanto menambahkan, "Dengan kertas orang bisa merasakan betul kebersamaan dan merasakan kehidupan. Itu basis yang diangkat dari cerita kertas ini."
Ia berharap melalui pameran ini kertas nantinya bukan saja melambangkan kehidupan dan kebersamaan tetapi juga menjadi sumber kehidupan. "Kertas sekalipun sudah bekas tetapi tetap dapat menjadi produk kreatif dan memberi kehidupan. Jadi cerita kertas adalah cerita kehidupan," tutupnya.
Turut melengkapi rangkaian acara, diadakan juga workshop bersama Kampung Koran, Dewi Kocu (pendiri Cutteristic), Agus Winarto (pendiri Kertase Craft), dan bincang foto bersama Oscar Motuloh.
Lomba fotografi “Cerita Kertas” ini dibuka untuk kategori wartawan dan umum dengan total hadiah senilai Rp 140 juta. Peserta mengirimkan karyanya mulai 18 Januari hingga 17 Februari 2019.
Dewan juri terdiri dari fotografer legendaris tanah air Oscar Motuloh, pewarta foto senior Harian Kompas Danu Kusworo, dan Managing Director Sinar Mas Saleh Husin. Pengumuman pemenang kompetisi "Cerita Kertas" akan diumumkan pada Jumat, 15 Maret 2019, di Bentara Budaya Jakarta.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/03/14/22494321/cerita-kertas-cerita-kebersamaan-cerita-kehidupan