KOMPAS.com - President School menggelar seminar motivasi sebagai upaya menyiapkan SDM generasi milenial yang siap menghadapi tantangan era industri 4.0 dengan menghadirkan pembicara utama S.D Darmono selaku pendiri PT Jababeka dan Yayasan Pendidikan Universitas Presiden.
Kegiatan berlangsung di SMA Presiden, Kawarang, Jawa Barat (2/4/2019) dan diikuti lebih 200 siswa kelas 9 dan kelas 12, guru, kepala sekolah dan koordinator sekolah.
Dalam paparan S.D Darmono menekankan pentingnya SDM generasi milenial yang terdidik dan terampil dengan karakter kuat, habit dan perilaku baik sebagai keunggulan manusia dibandingkan mesin dan robot.
Dalam menghadapi perubahan zaman hal yang harus terus dilatih dan diasah selain karakter dan cara pandang positif dan optimis adalah kejelian melihat peluang kemajuan, penguasaan bahasa asing sebagai sarana komunikasi, membangun jaringan dan penguasaan teknologi untuk kinerja lebih baik dan produktif.
Pendidikan berdaya saing
"Di era digital dan robotik, semua dilakukan mesin dan robot, karena itu belajarlah hal-hal yang tidak bisa dikerjakan robot dan mesin, yaitu skill atau kemampuan manusia sebagai komunikator, fasilitator yang memiliki rasa dan optimisme," jelas S.D Darmono.
Terkait daya saing dalam bisnis global S.D Darmono menegaskan pentingnya identitas diri dan kebangsaan sebagai kompetensi diferensiasi. Ia juga memandang perlu daya kompetisi pendidikan Indonesia di bidang bioteknologi, seni dan desain dalam pengemasan, promosi, branding, marketing dan penguasaan ICT.
"Dengan daya-daya itulah competitiveness akan dapat terkomunikasikan dengan baik, terkolaborasikan dengan baik dan terkoneksi dengan baik. Dalam bisnis kita membutuhkan komunikasi, kolaborasi dan jejaring, secara sinergis antara akademisi, dunia usaha dan pemerintah," tambahnya.
Pendidikan kepedulian
Terhadap para guru, kepala sekolah dan koordinator sekolah, S.D Darmono berpesan pentingnya kurikulum pendidikan yang mengantar siswa bukan hanya memperoleh kompetensi dan gelar akademik.
Menurutnya pendidikan harus mampu melahirkan pribadi optimis, mau dan mampu bekerja keras, serta peka untuk berbagi atau menolong orang lain dalam setiap kesempatan.
"Praktek riil pendidikan itu ada di lapangan, kerja. Jiwa pengusaha, begitupun guru, adalah melihat masalah sebagai kesempatan untuk menolong orang," ujarnya.
Ia melanjutkan, "Menjadi pengusaha itu membutuhkan kejelian melihat masalah dan membaca peluang. Kesempatan dan praktik, bukan kesarjanaan atau gelar."
S.D Darmono juga menyoroti masalah pendidikan lain di mana lembaga pendidikan hanya menghasilkan lulusan dengan nilai tinggi namun tidak diiringi pendidikan karakter dan kesiapan memasuki dunia kerja.
Hal ini melahirkan banyak lulusan dengan gelar namun sulit dalam memperoleh pekerjaan.
Direktur President School Justin Endramukti mengharapkan acara ini dapat menginspirasi dan memotivasi siswa untuk menjadi "presiden-presiden" yang sukses dan tangguh bagi Indonesia pada zamannya.
Kepada para pendidik ia juga meneguhkan dedikasi dan integritas para kepala sekolah dan guru untuk menyiapkan generasi Indonesia masuk ke zamannya dengan tetap memperbaharui kompetensi untu memberikan layanan pendidikan terbaik.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/04/06/10240401/menyiapkan-pendidikan-berdaya-saing-dan-berintegritas