KOMPAS.com - IKAFEB, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Atma Jaya, APEI dan Bursa Efek Indonesia (BEI) melaksanakan pembukaan perdagangan saham dan gelar wicara “Economic and Business Outlook after Election Day” di Main Hall, Bursa Efek Indoanesia, Jakarta (2/4/2019).
Acara dihadiri Agustinus Prasetyantoko (Rektor Unika Atma Jaya), Karman Pamurahardjo (Kordinator Komite Ketua Umum APEI), Irenius Dwinanto Bimo (Dekan FEB Unika Atma Jaya), Inarno Djajadi (Direktur Utama BEI), dan Michell Suharli (Ketua IKAFEB).
Beberapa narasumber gelar wicara dihadirkan yakni Aviliani (Ekonom), Mohammad Baedowy (Pebisnis) dan Adjie Wicaksana. Kebersamaan para tokoh memberi pesan bahwa koloborasi sinergi antara ekonom (makro), wirausaha (mikro) dan akademisi menjadi sokoguru penting kemajuan pasar modal.
Optimisme kemajuan ekonomi
Ketua IKAFEB Unika Atma Jaya, Michell Suharli menyatakan bahwa seremonial pembukaan perdagangan saham hari ini sebagai bentuk dukungan penuh alumni, pimpinan fakultas dan pimpinan universitas terhadap optimisme kemajuan perekonomian, bisnis dan investasi di Indonesia.
Dilansir dari laman resmi Atma Jaya Jakarta, kekuatan perekonomian negara akan terbentuk dari penyelenggaraan bursa efek yang sehat, tata kelola perusahaan yang baik dan bertambahnya jumlah emiten dari tahun ke tahun.
Hadirnya entrepreneur daur ulang plastik yang menghasilkan devisa dan entrepreneur digital keuangan menjadi pesan dari IKAFEB bahwa bursa efek akan lebih kuat lagi apabila bisnis yang tidak umum (eksportir daur ulang plastik) dan bisnis digital (halofina) banyak menjadi emiten.
Bisnis digital mengejar hectacorn
Setelah pembukaan perdagangan saham, acara dilanjutkan dengan diskusi ekonomi dan bisnis. Ekonom senior Aviliani memaparkan data-data fundamental perekonomian Indonesia dan kondisi perekonomian global yang mendukung kemajuan ekonomi Indonesia.
Mohammad Baedowy menampilkan video usahanya mengolah sampah plastik sebagai sumber devisa. Kerja kerasnya juga membuahkan berbagai penghargaan misalnya juara 1 wirausaha terbaik Indonesia versi Dji Sam Soe Awards, Kalpataru dan Industri Hijau Nasional dari Kementerian Perindustrian.
Pembicara terakhir mewakili bisnis generasi milenial, yakni bisnis digital yang melayani masyarakat luas. Adjie Wicaksana menyampaikan prospek bisnis digital di Indonesia yang masih terbuka luas dan terus bertumbuh. Perekonomian Indonesia akan jauh lebih kuat apabila ditopang perusahaan nasional yang dapat mencapai status unicorn, decacorn hingga hectacorn.
Melalui acara ini Unika Atma Jaya khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis melalui dukungan ikatan alumni semakin memperkuat jejaring dengan praktisi dan perusahaan dibidang keuangan yang akan memperkaya kurikulum fakultas dan pengalaman bagi mahasiswa.
Hal ini sejalan dengan kekuatan Atmajaya pada kategori employability yang mendapatkan bintang lima oleh lembaga dunia QS Stars.
Selain itu melalui diskusi yang diselenggarakan oleh IKAFEB Unika Atma Jaya, FEB dan APEI hari ini menyiratkan optimisme tentang perekonomian Indonesia setelah pemilihan legislatif dan presiden.
Optimisme karena fundamental ekonomi dalam negeri yang kuat dan situasi ekonomi global yang terkelola dengan baik. Optimisme juga karena Indonesia memiliki berbagai bidang usaha yang tidak umum namun menghasilkan devisa.
Optimisme karena Indonesia terus membangun infrastruktur yang mendukung pengembangan bisnis digital yang mengundang investasi masuk ke dalam negeri.
“Semoga bisa memberikan wawasan baru kepada kita dalam menyambut perjalanan ekonomi Indonesia di tahun 2019 dan kami juga meyakini keberlangsungan acara ini akan menjadi media utama bagi kita semua dalam menjalin komunikasi dan bertukar pikiran untuk membangun pasar modal Indonesia yang kita cintai," ujar Inarno Djajadi (Direktur Utama BEI) dalam sambutannya.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/04/20/18291141/atma-jaya-jakarta-membangun-optimisme-paska-pemilu