Salin Artikel

"Pustaka Digital" Terobosan Memperkuat Literasi Awal di Daerah 3T

KOMPAS.com -Kabupaten Malinau berkerjasama dengan Program Inovasi (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia), kemitraan pendidikan antara Pemerintah Australia dan Indonesia, berupaya terus meningkatkan mutu pendidikan kelas awal.

Malinau menjadi salah satu daerah penerima manfaat kerjasama yang difokuskan untuk meningkatkan mutu pembelajaran khususnya topik literasi kelas awal. Fokus literasi kelas awal didasarkan pada hasil Assessment Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) Kemendikbud tahun 2016.

Hasilnya menyebut kemampuan membaca rata-rata siswa kelas 4 SD Kaltara masih dua points di bawah rata-rata nasional. Padahal terampil membaca merupakan kunci agar anak bisa belajar.

Pembelajaran menyenangkan

Menjawab tantangan ini Malinau dan INOVASI bekerjasama meningkatkan keterampilan guru mengajarkan literasi di kelas awal.

Guru-guru dilatih mendeteksi kemampuan membaca anak, kemudian mendesain media dan strategi pembelajaran untuk mengatasinya. Seluruh proses pelatihan dilakukan melalui Kelompok Kerja Guru (KKG).

Enris Lawai, Kepala SDN 002 Malinau Barat mengatakan para guru telah banyak berubah, terutama dalam strategi pembelajaran. Guru-guru kini telah menggunakan media pembelajaran dan cara-cara belajar menyenangkan. Siswa kini lebih menikmati proses belajar.

Hal senada disampaikan Rahmawati, Guru Kelas 2 SDN 002 Malinau Utara. Ia menyebut penggunana media belajar dan Pembelajaran Aktif, Efektif, Kreatif, dan Menyenangkan (PAKEM) mempermudahnya mengampu pembelajaran.

Pembelajaran menjadi lebih bermakna. Siswa bisa dengan mudah menangkap materi yang diajarkan. “Mereka juga semakin rajin datang ke sekolah,” tuturnya.

Selain pembelajaran, sekolah-sekolah di Malinau juga mendorong tumbuhnya budaya baca. Hampir setiap hari sekolah menggiatkan aksi membaca 15 menit sebelum pembelajaran.

Sekali seminggu menjelang akhir pekan, sekolah melakukan aksi membaca bersama. Kepala sekolah, guru dan siswa duduk di halaman sekolah, di bawah pohon, atau selasar sekolah untuk bersama-sama membaca buku.

Siswa kelas awal (kelas 1,2 dan 3) yang belum bisa membaca, dibantu guru dengan membacakan cerita. Sedangkan siswa kelas tinggi (kelas 4,5 dan 6) membaca secara mandiri. Saranan penunjang literasi pun terus bertambah. Selain perpustakaan sekolah, setiap kelas juga memiliki sudut baca. Anak-anak menjadi lebih dekat dengan buku.

Bahkan tidak jarang, pihak sekolah meletakkan buku diletakkan di selasar sekolah agar anak tetap bisa membaca buku saat istirahat.

Pustaka digital

Hal terbaru tengah dikembangkan di Malinau adalah penggunaan pustaka digital. Program ini dikembangkan The Asia Foundation bersama INOVASI.

Hanya dengan memanfaatkan hp android dan perangkat LCD, guru-guru Malinau sudah bisa membacakan lebih banyak cerita anak. Pendekatan ini efektif untuk mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga buru, seperti yang biasa dihadapi daerah pedalaman dan perbatasan.

Lewat desentralisasi pembangunan tingkat desa dan upaya teknis seperti pelatihan guru, sinergi perpustakaan desa-sekolah dan penumbuhan budaya baca telah memberikan solusi jitu peningkatan akses dan mutu pendidikan di wilayah Malinau yang kebanyakan desanya berada di wilayah 3T (Terluar, Terdepan dan Tertinggal).

https://edukasi.kompas.com/read/2019/05/06/15290421/pustaka-digital-terobosan-memperkuat-literasi-awal-di-daerah-3t

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke