KOMPAS.com - Pertemuan ke 3 Joint Working Group (JWG) Republik Indonesia (RI) dan Pemerintah Inggris tentang Pendidikan Tinggi, Riset, Teknologi dan Inovasi di gelar pada 9 Mei 2019.
Pertemuan membahas kemajuan dan rencana kedepan kerjasama bilateral RI - Inggris yang telah dimulai sejak 2015. Pertemuan Komite Kerja RI - Inggris dipimpin Dubes Inggris untuk Indonesia YM Moazzam Malik dan Dirjen Kelembagaan Iptekdikti Patdono Soewignyo.
Dalam pertemuan kedua Negara saling mengapresiasi seluruh pencapaian hasil kerjasama bilateral, dengan topik bahasan beberapa topik bahasan di antaranya; (1) pendidikan tinggi dan vokasi, (2) mobilisasi dosen dan mahasiswa, (3) Program "Newton Fund", (4) Training bahasa hingga (5) pembaharuan kerjasama riset dan inovasi.
Delegasi RI di Jakarta dan Delegasi Inggris terlibat dalam pemaparan dan diskusi strategis, serta berkomitmen menindak lanjuti program kerjasama antar dua Negara.
Dirjen Kelembagaan Iptekdikti Patdono Soewignyo menyatakan apresiasinya atas kemajuan kerjasama bilateral RI - Inggris serta mengusulkan Sekjen Kemenristekdikti mengkoordinasikan detail usulan baru untuk memastikan program-program kerjasama tersebut terintegrasi secara optimal.
YM Duta Besar Inggris Moazzam Malik menarik beberapa kesimpulan dari pertemuan Komite Kerja RI UK, dengan uraian sebagai berikut:
1. Kedua Negara mengapresiasi seluruh upaya yang dilakukan setiap pihak yang telah berusaha maksimal dari tahun 2015.
2. Inggris akan menjajaki kerjasama dengan Indonesia dalam bidang Cyber University di Indonesia.
3. Untuk program THE dan TVET, selama ini telah berjalan dengan sangat baik, dan berpeluang untuk dikembangkan lebih lanjut.
4. Dalam hal program mobility students, saat ini telah banyak jumlah pelajar Indonesia di Inggris, akan tetapi kedepan Pemerintah Inggris juga berkeinginan untuk mengirimkan mahasiswa/i muda ke Indonesia, jadi penting untuk mengeksplorasi peluang-peluang seperti ini.
5. Pemerintah Inggris juga sangat mengapresiasi pelaksanaan dan pencapaian program Newton Fund di Indonesia, dan meyakini keberlanjutan program ini di masa yang akan datang.
6. Pemerintah Inggris menyatakan apresiasi terhadap pencapaian program 'Industry Academia Partnership Programme and Leadership in Innovation Fellowship', akan tetapi perlu dikaji kemungkinan 'counter funding' dari Indonesia untuk ini.
7. Kedua Negara menyadari bahwa deadline dari 'MoU on Research and Innovation Partnership' akan berakhir di bulan Juli 2019, dan bersepakat akan mengerahkan seluruh upaya untuk menyelesaikannya sebelum akhir Juni 2019.
Delegasi RI terdiri dari Kemenristekdikti diwakili Dirjen dan perwakilan dari Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptekdikti, Belmawa, Sumber Daya Iptekdikti, Penguatan Riset dan Pengembangan, Sumber Daya Iptek dan Dikti, Penguatan Inovasi, Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik.
Sedangkan mitra diluar Kemenristekdikti adalah LIPI, LAPAN, Kementerian Luar Negeri, UI, IPB, UPN Jakarta, L2Dikti Wilayah III.
Kedua pihak berkomitmen melaksanakan kerjasama optimal dan menyepakati waktu pertemuan Komite Kerja ke-4 yang akan dilaksanakan bulan November 2019.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/05/10/21062221/7-poin-penting-kerja-sama-pendidikan-tinggi-indonesia-dan-inggris