KOMPAS.com - Hubungan generasi milenial dan teknologi tidak bisa dipisahkan bahkan ketergantungan keduanya bisa terjadi dalam segala aspek termasuk bidang keuangan atau finansial.
Hal ini menjadi poko bahasan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) saat "Kuliah Tamu Pojok Literasi" Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di Auditorium Pascasarjana ITS, Kamis (9/5/2019).
Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian Maritim (IKPM) Kemkominfo, Septriana Tangkary menyampaikan mahasiswa sekarang didominasi generasi milenial yang rentan problematika finansial.
Berikut beberapa tahapan yang perlu dikembangkan mahasiswa generasi milenial dalam mengembangkan literasi finansial di era digital:
1. Perencanaan keuangan
Padahal peran generasi milenial dalam perkembangan ekonomi Indonesia sangat penting. “Sebab pada 10 tahun ke depan, para milenial ini yang akan mendominasi jumlah tenaga kerja produktif di Indonesia,” ujar Septiriana dikutip dari laman resmi ITS.
Karena itu, Septriana Tangkary saat memberikan materi peran anak muda di era digital mengajak para peserta khususnya mahasiswa untuk tahu bagaimana cara merencanakan keuangan milenial secara cerdas.
“Generasi milenial perlu meningkatkan kemampuan dan kreativitas personal maupun kelompok, sebab kontribusi mereka akan berpengaruh dalam bidang ekonomi kreatif khususnya yang berbasis teknologi,” ujarnya.
2. Sehatkan cash flow
Pembicara lain, Melvin Mumpuni (Founder dan CEO Finansialku.com) menyampaikan untuk mewujudkan hal tersebut generasi milenial perlu cakap dalam mengatur keuangan. Mahasiswa harus paham tingkat pengelolaan keuangan apa yang harus dikuasai dahulu.
Dalam piramida keuangan yang terdiri dari fase kebutuhan, keuntungan, dan distribusi, secara finansial mahasiswa masih dalam tingkat kebutuhan.
“Hal tersebut berarti, mahasiswa harus bisa menyehatkan cash flow keuangan mereka dengan menekan angka kredit, serta mengadakan dana cadangan jika terjadi kebutuhan mendadak,” paparnya.
Setelah itu, lanjutnya, barulah milenial bisa melebarkan sayap dan mengembangkan kreativitas dalam berbisnis. Salah satu yang sering dilakukan mahasiswa yaitu mendirikan start up.
Berbagai start up besutan anak muda, menjadi tanda pergerakan ekonomi milenial sudah dimulai. “Namun, hal ini juga perlu diimbangi dengan pengetahuan akan jasa keuangan yang sangat erat kaitannya dengan pendirian usaha, termasuk start up,” ujar Melvin mengingatkan.
Dekan Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi (FTIK) ITS, Agus Zaenal Arifindalam sambutan mengungkapkan ITS telah melakukan adaptasi lebih awal terhadap tuntutan masa kini lewat pembaruan kurikulum.
“Hal ini dimaksudkan juga untuk mendukung program-program pengembangan mahasiswa yang salah satunya yaitu soal pengembangan start up,” tuturnya.
4. Cerdas keuangan dengan teknologi
Malalui acara ini, diharapkan milenial mampu menjalankan rencana keuangannya dengan lebih siap dan lancar. Terlebih mahasiswa dapat memaksimalkan kemampuan dan inovasi mereka, yang nantinya akan meningkatkan finansialnya.
Diungkapkan Melvin, penggunaan produk jasa keuangan di Indonesia angkanya sudah cukup tinggi yaitu 67,8 persen, namun tingkat literasi atau pemahaman dari pengguna tersebut masih kurang yaitu sekitar 29,7 persen.
“Milenial yang bersama dengan gadget sejak lahir punya keuntungan untuk mendapat pengalaman dalam menggunakan jasa keuangan secara lebih baik dan cerdas tentunya,” tutur Mulyanto, Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) 2 dan Manajemen Strategis OJK Kantor Regional 4 Jatim turut menambahkan.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/05/12/22394881/its-4-tahap-penting-kembangkan-literasi-finansial-bagi-milenial