KOMPAS.com - Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) berhasil meraih prestasi dalam kompetisi Fisika tingkat Asia di ajang "Asian Physics Olympiad (APhO)" ke-20 yang diselenggarakan di Adelaide, Australia tanggal 5 – 13 Mei 2019.
APhO tahun ini diselenggarakan Australia Science Innovations yang merupakan bagian dari Australia National University.
Ada 22 tim dari berbagai negara berpartisipasi tahun ini yakni; Australia, Banglades, Kamboja, Cina, Taiwan, Hong Kong, India, Indonesia, Israel, Kazakhstan, Macao, Malaysia, Mongolia, Rumania, Rusia, Saudi Arabia, Singapura, Sri Lanka, Thailand, Turki, Uni Emirat Arab dan Vietnam.
Tujuh siswa Indonesia anggota Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) berhasil meraih 1 medali perak, 2 medali perunggu, dan 4 Honorable Mention.
Raih 7 medali
Semua siswa Indonesia yang berangkat berhasil meraih medali pada APhO tahun ini. Mereka adalah;
1. Nixon Widjaja (SMAK IPEKA BSD, Tangerang) meraih medali perak.
2. Ivander Jonathan Marella Waskito (SMA Mawar Sharon Christian School, Surabaya) meraih medali perunggu.
3. Hudzaifah Afif Al Fatih Nasution (MAN Insan Cendekia, Gorontalo) meraih medali perunggu.
4. Daffa Fathani Adila (SMAN 8 Jakarta) meraih Honorable Mention.
5. Gusti Putu Surya Govinda Atmaja (SMA Kesatuan Bangsa, Yogyakarta) meraih Honorable Mention.
6. Yuwanza Ramadhan (SMAN 1 Depok) meraih Honorable Mention
7. Muhammad Morteza Mudrick (SMAN 1 Surakarta) meraih Honorable Mention
Siswa-siswa ini diseleksi dan dibina Yayasan Sinergi Mencerdaskan Tunas Negeri (SIMETRI) selama empat bulan dibawah asuhan Herry Kwee, Ph.D., Zainul Abidin, Ph.D. dan Hendra Kwee, Ph.D..
Pemberangkatan Tim Olimpiade Fisika Indonesia mendapat dukungan dari Haryanto Budiman, Ph.D., dan mendapat pendanaan melalui crowdfunding di kitabisa.com.
"Keberhasilan ketujuh anggota TOFI 2019 meraih medali melanjutkan sejarah panjang prestasi membanggakan Indonesia di APhO sejak tahun 2000. Sampai tahun ini Indonesia telah meraih 32 medali emas, 24 perak, 38 perunggu dan 57 Honorable Mention (HM)," jelas Hendra Kwee saat dihubungi Kompas.com (15/4/2019).
Hendra menyampaikan Nixon Widjaja (SMAK IPEKA BSD, Tangerang) meraih medali perak dan menduduki peringkat ke-17 dari 160 peserta.
Pada tahun ini jumlah medali emas yang diraih peserta sebanyak sembilan jauh lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang rata-rata mencapai lebih dari 20. Hanya tiga negara berhasil meraih medali emas tahun ini, yaitu Cina, Rusia, dan Israel.
Critical Thinking
Hendra yang telah mendampingi tim Indonesia sejak 2001 menyampaikan, "Prestasi Tim Olimpiade Fisika Indonesia tahun ini luar biasa mengingat seluruh anggota tim yang berangkat tahun ini seluruhnya baru kali pertama mengikuti Olimpiade Fisika di tingkat Asia."
Melihat kemampuan siswa Indonesia di ajang Fisika tingkat Asia dan Dunia, Hendra melihat siswa Indonesia prestasi yang tidak kalah dengan siswa negara lain. "Saingan terdekat kita saat ini adalah Singapura dan Vietnam," ujarnya.
"Kurikulum Indonesia masih terlalu ambisius untuk mengejar siswa menguasai banyak materi dengan beban konten tinggi. Padahal yang penting dalam Fisika justru pendalaman konsep dan pemahaman," jelas Hendra.
Ke depan, Hendra berharap pembelajaran Fisika dalam kurikulum pendidikan lebih diarahkan untuk pendalaman materi sehingga mampu melahirkan pemikiran kritis atau critical thinking dalam diri siswa.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/05/16/20463191/bangga-tim-olimpiade-fisika-indonesia-raih-7-medali-di-ajang-asia