Acara ini merupakan kepercayaan diberikan IFoU kepada Untar sebagai anggota jaringan universitas, lembaga penelitian, dan pusat studi internasional dalam bidang urbanisme.
Tahun ini, tema forum mengangkat tema "Beyond Resilience, Towards a More Integrated and Inclusive Urban Design" guna menjawab tantangan resiliensi atau ketahanan kota terhadap masalah mendasar terkait lingkungan.
Angkat tema ketahanan kota
Ketua Program Studi Magister Teknik Perencanaan Universitas Tarumanagara Liong Ju Tjung mengatakan topik yang diangkat membahas bagaimana sebuah kota bisa bertahan di tengah-tengah banyak tekanan dan masalah.
"Kali ini kami melihat lebih ke manusia yang tinggal di dalam kota itu. Mereka bereaksi dan beradaptasi di tengah kota yang begitu banyak masalah," ujar Liong kepada Kompas.com di kampus Untar, Jakarta, Rabu (26/6/2019).
Dia menuturkan, berbagai masalah perkotaan itu bukan hanya di Indonesia, melainkan kota-kota lain di seluruh dunia dengan permasalahan masing-masing.
"Banyak kota di dunia menghadapi tekanan yang berbeda-beda, bagaimana mereka menyesuaikan diri terhadap tekanan itu," imbuhnya.
Satu-satunya wakil Indonesia
Liong mengungkapkan, saat ini IFoU beranggotakan sekitar 27 perguruan tinggi di dunia dan menggelar forum ini setiap tahun.
Terdapat lebih kurang 70 paper dipresentasikan dalam forum diskusi yang berlangsung selama tiga hari ini, beserta parallel session dan enam pembicara utama.
Selain itu, ada pula field trip yang diadakan pada Selasa kemarin ke beberapa tempat, antara lain Kampung Rawa di Tanah Tinggi, daerah Rawabelong, dan sejumlah pasar tradisional.
Untar merupakan salah satu academic member IFoU dan satu-satunya berasal dari Indonesia. Perhelatan forum ini juga sesuai misi Untar untuk berkiprah dan berjejaring dengan universitas lain di dunia.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/06/26/18361311/hadapi-tantangan-perkotaan-untar-gelar-forum-urbanisme-internasional