KOMPAS.com - Universitas Pelita Harapan (UPH) mengadakan "Seminar Nasional Sains, Rekayasa, dan Teknologi" (SNSRT) di kampus UPH Lippo Karawaci pada Rabu (26/6/2019).
Dalam pidato pembukaan, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengungkapkan mengenai pentingnya riset dan tantangan ketahanan pangan, kesehatan, serta mitigasi kebencanaan pada era industri 4.0.
Menteri Nasir pun mengatakan Indonesia harus memiliki masterplan of national research. Maka dari itu, dia telah menetapkan Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) Tahun 2017-2045 yang mencakup 10 bidang strategis yang harus diperhatikan, antara lain masalah ketahanan pangan, kesehatan, pendidikan dan kebencanaan.
Daya saing bangsa
“Kesehatan jangan hanya dinikmati oleh orang kota. Semua orang harus bisa menikmati kesehatan dengan baik. Pendidikan kesehatan harus bisa menyebar dan ini akan menjadikan layanan kesehatan semakin baik,” ujar Mohamad Nasir dalam keterangan tertulis, Kamis (27/6/2019).
Namun, lanjutnya, hal itu menghadapi tantangan berat di Indonesia, misalnya upaya masyarakat agar tetap selamat dari bencana, kebutuhan pangan terpenuhi dengan baik, dan kesehatan tetap terjaga.
Menteri pun mengingatkan tantangan dalam dunia pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas melalui pencanangan national competitiveness atau daya saing bangsa.
“Di dalam daya saing bangsa itu yang selalu saya tetapkan adalah bagaimana kualitas pendidikan perguruan tinggi pada masa yang akan datang mampu bersaing dan menciptakan para lulusan yang berkualitas dalam bersaing di kelas dunia,” ucap M Nasir.
SRSNT UPH
Sehubungan dengan itu, dia memberi apresiasi UPH karena sudah memberikan dukungan kepada pemerintah melalui program studi terkait dengan kesehatan, seperti kedokteran serta kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sementara itu, Rektor UPH Jonathan L Parapak menyambut baik berbagai arahan penting Menristekdikti Mohamad Nasir kepada para mahasiswa UPH dan peserta SNSRT yang berhubungan tema seminar tersebut.
“Hasil dari seminar ini diharapkan menjadi masukan-masukan penting bagi pemerintah, masyarakat, dan peneliti untuk muncul atau tampil dengan gagasan-gagasan yang penting untuk perbaikan pertanian pangan, ketahanan kesehatan, dan mitigasi,” ungkap Rektor.
SNSRT UPH ketiga ini digelar pada 26-27 Juni 2019. Tercatat sebanyak 300 peserta mengikuti, antara lain 81 pemakalah dari 20 perguruan tinggi di Indonesia dan institusi pemerintah.
Selain itu, ada beberapa pembicara utama, yaitu Appointed Actuary BPJS Kesehatan Ocke Kurniandi, Guru Besar Ekonomi Pertanian UNILA Dewan Komisioner dan Ekonomi Senior INDEF Bustanul Arifin, dan Hirotaka Futamura dari Nippon Steel Metal Products Co, Ltd.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/06/27/20442621/di-uph-menristekdikti-tekankan-pentingnya-riset-dan-daya-saing-bangsa