KOMPAS.com - Hari pertama sekolah dapat menjadi pengalaman menyenangkan untuk anak. Berseragam baru, sepatu, tas, dan buku juga baru.
Namun kegembiraan hari-hari pertama sekolah belum tentu akan dialami semua anak. Beberapa anak ada yang mengalami kegelisahan, takut, malu, minder, dan perasaan tidak nyaman lainnya.
Ada saja anak yang terpaksa harus ditunggui orangtuanya hingga beberapa hari bahkan sampai beberapa minggu. Inilah yang harus dipahami orangtua.
Hari-hari pertama masuk sekolah menjadi waktu rentan bagi siswa baru. Masa rentan itu biasanya terjadi antara satu hingga dua minggu di hari pertama sekolah. Saat-saat itu anak sangat rentan mengalami suasana yang dapat membuatnya mogok sekolah.
Orangtua jangan memarahi dan perlu memahami karena anak- anak harus beradaptasi dengan banyak hal baru.
Beberapa kasus ada anak ada yang mengalami perubahan sikap di masa rentan tersebut. Seorang anak yang awalnya begitu antusias memasuki sekolah di hari pertama, namun seminggu bisa saja tiba-tiba mogok sekolah.
Untuk itu orangtua dan guru perlu memahami hal-hal yang dapat menjadi pemicu sehingga bisa mengantisipasi agar anak-anak tidak mengalami mogok sekolah.
Dilansir dari laman resmi Sahabat Keluarga Kemendikbud, berikut 6 hal yang dapat menjadi penyebab anak mogok sekolah saat hari-hari pertama sekolah:
1. Tempat duduk
Mungkin terlihat sepele bagi orangtua namun ternyata tempat duduk bisa menjadi masalah serius bagi anak-anak. Sebaiknya memilih tempat duduk di kelas dilakukan anak sendiri.
Selama ini banyak orangtua begitu mengintervensi pilihan anak. Banyak orangtua memilihkan tempat duduk paling depan. Meskipun belum ada penelitian menunjukananak yang duduk paling depan menjadi lebih pandai, ternyata budaya itu tetap saja sulit dihindari.
Orangtua tampaknya kurang suka anaknya duduk di bangku deretan belakang. Alasan mereka, anak tidak akan memerhatikan saat diajar guru. Intervensi berlebih orangtua itu ternyata banyak menyebabkan anak tidak nyaman kemudian mereka tidak kerasan atau mogok sekolah.
2. Teman akrab
Anak baru masuk sekolah biasanya akan merasa sangat asing di lingkungan baru. Mereka akan mencari orang yang dikenalnya selain orangtuanya. Beruntung jika ia mendapatkan teman lama yang kebetulan bersekolah bersama.
Jika tidak ada maka harus mendapatkan teman baru. Bagi anak pemberani yang mudah bergaul, mungkin tidak menjadi masalah. Tapi bagaimana bagi anak pemalu? Tentu akan lebih sulit mendapatkan teman sehingga butuh waktu lama beradaptasi.
Nah, di saat seperti itulah anak sangat rentan mengalami mogok sekolah. Dibutuhkan orangtua bijak jika si anak belum mendapatkan teman sendiri.
Orangtua tidak boleh memaksa menentukan teman berdasarkan pilihannya. Biarkan anak nyaman mencari teman, beradaptasi, berkenalan, hingga mereka akrab. Ajari anak untuk berteman dengan siapa pun dapat dengan menceritakan kebaikan teman-temannya. Dengan begitu anak akan merasa nyaman.
3. Guru baru
Anak biasanya belum mengenal sama sekali dengan guru barunya. Mengenali karakter guru membutuhkan waktu cukup. Ada anak cepat akrab dengan guru baru, ada pula yang sangat sulit.
Parahnya adalah ketika anak-anak merasa takut kepada guru barunya. Ini sangat rentan bagi anak karena ketakutan yang berlebihan tanpa sebab, dapat menyebabkan anak tak merasa nyaman hingga tidak senang di sekolah. Akibatnya anak akan mogok ke sekolah.
Untuk itu guru dan orangtua perlu memahami sikap anak-anak. Guru harus mampu menciptakan suasana menyenangkan bagi anak-anak. Jangan sampai guru memberikan kesan menakutkan atau menyeramkan akibat sikap, perilaku, atau tutur katanya.
Demikian orangtua juga harus mampu memberikan kesan baik tentang guru tersebut kepada anaknya. Jangan malah memberikan gambaran "guru galak" agar anak menuruti keinginan orangtua.
4. Perlengkapan sekolah
Hal sepele, perbedaan peralatan sekolah seringkali menjadi penyebab anak bersikap murung dan bersusah hati. Mereka suka membanding-bandingkan buku atau pensil milik teman dengan miliknya.
Akibatnya, anak merasa kurang percaya diri, kemudian berefek malas ke sekolah, dan mogok sekolah. Jika hal demikian terjadi maka orangtua harus mengantipasi sebelumnya. Ceritakan dahulu tentang keberfungsian benda dan peralatan sekolahnya sebelum mereka membandingkan miliknya dengan milik teman.
Bandingkan dan jelaskan dahulu apa yang dimilikinya dengan yang lain yang memiliki kesamaan fungsi. Dengan begitu anak sudah memiliki pengetahuan dasar tentang benda itu dan tidak merasa asing dengan perbedaan bentuk, rupa, atau warna.
5. Bosan belajar
Mogok sekolah juga bisa disebabkan kejenuhan suasana belajar di kelas. Ini menjadi tugas guru.
Saat hari-hari pertama tidaklah harus dimanfaatkan untuk menjelaskan materi pelajaran yang membosankan. Menciptakan suasana yang menyenangkan di minggu-minggu pertama lebih penting demi memberikan kesan menyenangkan bagi anak.
Dengan begitu anak tidak merasa jenuh terbebani oleh pelajaran yang berat. Banyak cara dan metode yang membuat anak menjadi senang. Bermain menjadi salah satu cara agar anak terus merasa senang.
6. Lingkungan sekolah
Sekolah yang bersih, nyaman, teduh dan asri memungkinkan anak-anak akan merasa kerasan di dalamnya. Dengan demikian kemungkinan anak mogok sekolah karena suasana lingkungan yang kurang mendukung itu menjadi sangat kecil.
Anak-anak yang dapat menikmati suasana sekolah nyaman akan membuat dirinya ingin terus sekolah dan tidak menyebabkannya mogok. Maka hari-hari pertama sekolah anak-anak harus mendapatkan kesan kebersihan dan keindahan sekolah.
Di sini tugas sekolah harus menciptakan suasana sekolah nyaman, bersih, indah, dan aman. Hendaknya guru dan orangtua memahami dan mengantisipasi agar anak-anak terhindar dari mogok sekolah dan mereka tetap kerasan di sekolah
https://edukasi.kompas.com/read/2019/07/13/20051021/hari-pertama-sekolah-ini-5-tips-cegah-anak-mogok-di-minggu-pertama