KOMPAS.com - Sekolah Global Sevilla bersama dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) melakukan kolaborasi melalui program beasiswa.
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kerja sama ini dilakukan antara Andrew Soebali (Ketua Yayasan Global Sevilla School) dan Veronica Colondam (Pendiri sekaligus Ketua YCAB) di Sekolah Global Sevilla Puri Indah, Jakarta, Kamis (18/7/2019).
Kerja sama ini telah memasuki tahun ketiga di mana Global Sevilla, sekolah berbasis kesadaran penuh (mindfulness base school) ini memberikan beasiswa 100 persen bagi siswa berprestasi namun kurang mampu dari sisi finansial.
Dipilihnya YCAB karena lembaga ini memiliki "Rumah Belajar" yang juga memberikan solusi pendidikan kepada anak-anak kurang beruntung melalui program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Hingga tahun ini sudah ada 24 siswa dari YCAB menerima manfaat dari beasiswa yang diberikan Sekolah Global Sevilla ini. Sebanyak 14 siswa telah lulus, beberapa diantaranya telah bekerja dan melanjutkan kuliah, bahkan diterima melalui jalur SNMPTN.
Saling belajar satu sama lain
Superintendent Global Sevilla School Michael Thia menyampaikan, "Program ini merupakan wujud nyata semangat pendiri sekolah untuk melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual namun membawa nilai-nilai welas asih, pemberian dan pengendalian diri."
Lewat interaksi para siswa diharapkan akan saling banyak belajar dari satu sama lain. "Belajar tidak harus hanya melalui ruang kelas. Lewat interaksi, siswa kami bisa belajar dan mendapat inspirasi dari teman-teman mereka penerima beasiswa," ujar Michael.
"Mereka banyak terkejut dan terinspirasi melihat ada siswa beasiswa yang harus naik kendaraan umum tiap hari ke sekolah dan menghabiskan waktu 2 jam, berangkat jam 5 pagi dari rumah. Ini inspirasi luar biasa bagi anak-anak yang terbiasa diantar jemput naik kendaraan pribadi," lanjutnya.
Melalui pertemuan sehari-hari mereka saling belajar keutamaan hidup lain seperti toleransi terhadap perbedaan, saling menghargai dan saling mendukung, welas asih hingga menumbuhkan rasa syukur dan percaya diri.
"Tidak hanya para siswa, para guru saat mendampingi para siswa beasiswa juga kerap tersentuh dengan kehadiran mereka (penerima beasiswa). Melihat perjuangan mereka, para guru seolah mendapat semangat dan motivasi baru dalam memaknai tugas mereka sebagai pendidik," ujar Fitri Krisnawati, School Liaison and Career Guidance Officer Global Sevilla School.
Praktik baik sinergi pendidikan
Ketua YCAB Veronica menyampaikan kerja sama ini merupakan praktik baik dalam kolaborasi pendidikan yang diharapkan dapat menjadi inspirasi atau model untuk sekolah-sekolah lain.
"Ini merupakan sinergi antara pendidikan formal di Sekolah Global Sevilla dan pendidikan non formal di YCAB. Bagaimana anak penerima beasiswa melakukan cross learning dari pendidikan non formal kemudian bisa mengikuti di pendidikan formal," jelas Veronica.
Bagi kedua pihak, melakukan pendampingan terhadap siswa ini bukanlah hal mudah mengingat kompleksitas permasalahan. "Permasalahannya bukan hanya soal akademik saja tapi juga masalah sosial dan psikologis anak bagaimana mereka harus menyesuaikan diri terhadap lingkungan baru," ujar Veronika.
Ia menjelaskan untuk membangun sinergi ini kedua pihak harus memilik NIAT (nilai, intention, agility dan tangguh). "Kedua pihak harus memiliki nilai yang sama, intensi bersama, serta keinginan kuat dan ketangguhan untuk mewujudkan tujuan bersama," tegasnya.
Veronica berharap, "Sekolah-sekolah 'bagus' lain mudah-mudahan terinspirasi dengan apa yang telah dilakukan Global Sevilla untuk membantu anak-anak dari pendidikan non-formal dan kurang mampu dapat mengecap pendidikan dan lulus di sekolah formal."
"Teman-teman semua welcome. Saat datang mereka menerima saya dengan baik. Bahkan sudah seperti saudara sendiri dengan teman-teman sekelas," cerita Divia Ayu Prihatina salah satu lulusan Global Sevilla kini tengah kuliah di UNJ jurusan Pendidikan Sosiologi.
Ia sangat terkesan dengan perhatian yang diberikan pihak sekolah tidak sebatas soal beasiswa. "Saya pernah memiliki masalah sehingga harus ikut orangtua pindah ke Cakung. Terpaksa tiap hari harus 2 jam naik kendaraan umum. Namun pihak mendengar masalah ini dan membantu mencarikan kos dekat sekolah," cerita Davia yang bercita-cita ingin menjadi guru.
Asri Yulianastuti penerima beasiswa kelas 12 mengaku memiliki banyak pengalaman yang belum pernah ia bayangkan sebelumnya lewat beasiswa ini. "Di sini bahasa pengantar menggunakan bahasa Inggris, padahal dulu di PKBM tidak. Sehingga banyak pelajaran yang harus dikejar," cerita Asri.
Namun, tambahnya, teman-teman dan para guru selalu memberikan bantuan kepadanya. "Saya tidak pernah bermimpi bisa bersekolah di sekolah bagus. Bahkan tidak pernah menyangka bisa mendapat kesempatan magang di perusahaan Singapura lewat sekolah" ujarnya.
"Pemerataan akses pendidikan merupakan salah satu nilai yang diusung Global Sevilla School. Kami juga mengedepankan pengembangan karakter yang bertumpu pada mindfulness atau kesadaran dan diharapkan dapat memberikan kemampuan pada anak-anak untuk menyadari keadaannya sekitarnya," ucap Michael.
Harapannya, para siswa lulusan Global Sevilla tidak hanya mampu mewujudkan impian dan cita-cita mereka sendiri namun juga mau turut berbagi mewujudkan impian teman-teman mereka yang kurang beruntung. Semoga...
https://edukasi.kompas.com/read/2019/07/19/18420571/kolaborasi-beasiswa-global-sevilla-dan-ycab-semangat-berbagi-mimpi