KOMPAS.com – Berawal dari kebisingan di bandara yang sebelumnya dibiarkan begitu saja, tiga mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) menciptakan alat yang dapat mengubah kebisingan itu menjadi sesuatu bermanfaat.
Ketiga mahasiswa itu Rifki Rokhanudin, Ragil Adi Nugroho, dan Yudha Cindy Pratama membuat penemuan alat mengonversi kebisingan di bandara menjadi energi listrik dan diberi nama Sound Energy Harvesting (Sinting).
Seperti dipublikasikan laman resmi Undip, Kamis (17/7/2019), alat tersebut dirancang menggunakan prinsip kerja induksi elektromagnetik, seperti yang diterapkan dalam mikrofon.
Namun, mikrofon hanya mampu menghasilkan arus sangat kecil. Maka dari itu, Sinting dirancang dengan mengikutsertakan teknologi tambahan sehingga arus listrik dihasilkan bisa lebih kuat.
Cara kerja alat itu yakni menangkap kebisingan melalui reflektor parabola kemudian difokuskan pada sistem tranduser yang memicu terjadinya induksi elektromagnetik yang kemudian menghasilkan energi listrik.
Tegangan dihasilkan dari alat ini mampu mencapai 11,14 volt pada intensitas suara dengan kebisingan sebesar 108,4 dBA.
Ketiga mahasiswa tersebut membutuhkan waktu lebih kurang tiga bulan merancang Sinting. Proses dilakukan di Laboratorium Fisika Elektronika dan Instrumentasi Undip di bawah bimbingan dosen Catur Edi Widodo.
Alat itu diharapkan bisa dikembangkan lebih lanjut dalam skala implementasi dan dipasang di sejumlah bandara di Indonesia. Alat tersebut dirancang melalui hibah penelitian Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/07/20/20193811/inovasi-sinting-mahasiswa-undip-ubah-kebisingan-jadi-energi-listrik