KOMPAS.com – Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) melalui Regional English Language Office (RELO) menyelenggarakan pelatihan Bahasa Inggris untuk petugas tanggap bencana se-ASEAN selama tiga minggu, 1-20 Juli 2019 di AHA Centre, Graha BNPB, Jakarta Timur.
Program English Communications for Disaster Management for ASEAN ini merupakan kerja sama RELO Kedubes AS, US Agency for International Development (USAID), Middlebury Institute of International Studies at Monterey (MIIS), dan ASEAN AHA Centre.
Pelatihan komunikasi Bahasa Inggris diikuti 18 petugas tanggap bencana dari 10 negara ASEAN, termasuk 2 petugas dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia. Format materi pelatihan disampaikan secara terpadu dan intensif, serta difasilitasi instruktur dari MIIS.
“Petugas tanggap bencana di ASEAN memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang berbeda-beda. Mereka butuh menggunakannya dalam konteks kerja sama kebencanaan. Maka dari itu, mereka perlu menguasai teknik berbahasa Inggris saat berkoordinasi dalam penanggulangan bencana,” ujar Direktur RELO Kedubes AS Bradley Horn dalam keterangan tertulis.
Peserta mempelajari 12 modul online pada minggu pertama dan kedua. Kemudian pada minggu ketiga, instruktur membimbing peserta dalam pengajaran tatap muka mengenai topik berhubungan langsung dengan konten dan bahasa terkait di kawasan ASEAN.
Salah satu pengajar dari MIIS, Alicia Brent-Nurse, mengatakan, peserta pelatihan itu merupakan orang yang menguasai masalah penanggulangan bencana, tetapi mereka belum tentu bisa berkomunikasi dalam Bahasa Inggris dengan baik.
“Visi kami kepada mereka tidak hanya bisa berbicara Bahasa Inggris dengan efektif, tetapi mereka juga mampu menggunakannya secara efisien dalam konteks penanggulangan bencana. Dengan begitu, mereka bisa lebih berkolaborasi,” ucap Alicia.
Dia mengungkapkan, penyusunan materi dan instruksi dalam pelatihan ini yang dirancang berdasarkan konteks penanggulangan bencana diharapkan mampu diaplikasikan langsung di lapangan.
Sementara itu, AHA Center/ACE Coordinator Gaynor Tanyang menuturkan, tujuan dari pelatihan ini untuk mengembangkan para pemimpin yang menangani penanggulangan bencana di ASEAN seiring dengan semakin meningkatnya frekuensi terjadinya bencana.
“Bahasa Inggris itu penting bukan hanya untuk komunikasi di antara negara ASEAN, melainkan juga saat berkomunikasi dengan mitra luar, misalnya badan PBB dan lembaga internasional lainnya,” kata Gaynor.
Dia pun mengharapkan hasil dari program pelatihan ini bisa memberikan pengaruh positif dalam meningkatkan komunikasi di antara para pihak yang berhubungan dalam penanggulangan bencana di ASEAN.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/07/22/11520881/petugas-tanggap-bencana-se-asean-ikuti-pelatihan-bahasa-inggris