KOMPAS.com – Anak-anak usia dini berhak mendapatkan kesempatan untuk mengetahui cerita rakyat yang berasal dari Indonesia. Selain untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang kebudayaan, imajinasi pun semakin berkembang sehingga bisa memacu kreativitas.
Untuk itu, memperkenalkan cerita rakyat kepada anak-anak yang masih duduk di bangku pendidikan anak usia dini (PAUD) dan sekolah dasar (SD) sebaiknya dilakukan dengan kegiatan yang menyenangkan.
Sebagai contoh, sebagaimana dipublikasikan di situs resmi Kemendikbud, hal itu diterapkan oleh tiga orang pemuda-pemudi, yaitu Faqih Febrianto, Shafna Utami, dan Siti Rizqiah. Mereka adalah peserta Kemah Budaya Kaum Muda (KBKM) di Bumi Perkemahan Candi Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pada Selasa (23/7/2019), ketiga remaja itu mengembangkan cara mengenalkan cerita rakyat dengan menggabungkan aktivitas mendongeng sambil mewarnai. Metode yang dilakukan yaitu mempresentasikan purwarupa (prototipe) buku mewarnai yang berisi berbagai adegan cerita rakyat dari Kabupaten Pandeglang, Banten.
"Jadi ini terutama untuk anak-anak PAUD dan SD, mereka diperkenalkan dengan cerita-cerita rakyat dengan aktivitas yang menyenangkan seperti mewarnai," ujar Faqih kepada dewan juri tentang manfaat metode mendongeng dan mewarnai.
Perkenalan cerita rakyat kepada anak-anak perlu dilakukan supaya mereka mengenal cerita rakyat sedari awal, kemudian bisa mengambil hikmah dari cerita yang didengarnya.
sebelumnya, Faqih dan teman-teman juga telah mengujicobakan metode tersebut kepada anak-anak di sekitar rumah mereka di Pandeglang.
"Sudah diuji coba dan hasilnya menggembirakan. Kami coba ke adik-adik kami, mereka menyukainya," ucap Faqih yang kuliah di Jurusan Bimbingan Konseling Universitas Muhammadiyah Prof Dr HAMKA.
Dia bersama teman-teman pun mengaku bangga menjadi bagian dari kegiatan KBKM 2019 karena dalam forum ini mereka memiliki kesempatan untuk mempresentasikan ide dan karya mereka demi kemajuan kebudayaan Indonesia.
Untuk diketahui, KBKM 2019 diikuti oleh 561 peserta yang terdiri dalam 132 kelompok dari 28 provinsi. Ada empat kelompok besar yang merupakan perwakilan dari ide besar yang diharapkan bisa diwujudkan untuk mengatasi tantangan pemajuan kebudayaan, yaitu Purwarupa Aplikasi (46 kelompok), Purwarupa Fisik (31 kelompok), Aktivasi Kajian (25 kelompok), dan Aktivasi Kegiatan (31 kelompok).
https://edukasi.kompas.com/read/2019/07/24/21303181/di-tangan-tiga-remaja-ini-cerita-rakyat-jadi-menyenangkan