Penulis buku kelahiran Jakarta yang tinggal di Kuala Lumpur, Malaysia, itu tercatat sudah mengeluarkan enam novel, yakni Miss Pesimis, Blind Date, Crash Into You, Celebrity Wedding, The Devil in Black Jeans, dan Dirty Little Secret.
Kemudian, ia merilis novel berjudul Boy Toy pada tahun 2017 dan The Wanker pada 2018. Adapun buku terbaru yaitu berjudul Bad Boy yang diluncurkan pada Juli 2019.
Ketiga novel tersebut merupakan bagian dari keseluruhan yang nantinya menjadi lima judul novel. Isinya berkisah tentang perjalanan hidup bernuansa romansa percintaan boyband bernama Pentagon.
Saat menyambangi kantor Redaksi Kompas.com, Jakarta, Kamis (25/7/2019), Alia berbagi ilmu dan pengalaman tentang cara untuk bisa menulis novel seperti dirinya. Berikut ini tips yang ia sampaikan:
1. Disiplin
Alia berpendapat semua orang bisa menjadi penulis buku karena kita semua pada dasarnya bisa membaca dan menulis. Namun, kelemahannya adalah kurang disiplin. Kedisiplinan itu bisa diterapkan dengan membuat target pada diri sendiri mengenai jumlah tulisan yang harus diselesaikan.
Sebagai contoh, ia menargetkan dirinya harus selesai menulis dengan rincian tiga halaman kertas berukuran A4 menggunakan program Microsoft Words, dengan tulisan berspasi 1,5 dan jenis huruf Times New Roman berukuran 12.
“Selain punya ide dan kreativitas, kita juga harus disiplin. Kayak saya punya target tiap hari harus sedetail itu. Harus dibuat seperti itu supaya bukunya selesai. Jadi satu minggu minimal harus menulis sekitar 20 halaman dan bisa selesai dalam tiga sampai enam bulan,” ujar Alia.
2. Motivasi
Menurut Alia, hindari motivasi diri untuk menulis buku karena ingin menjadi orang kaya. Harus diakui bahwa kita bisa memiliki penghasilan dari hasil menulis buku, tetapi penghasilannya tidak stabil seperti karyawan kantoran.
Maka dari itu, menulis harus dilakukan karena motivasi bahwa memang orang itu senang, bukan untuk mendapatkan uang banyak.
“Jangan berpikir mau jadi penulis karena bisa kaya. Menulis itu harus karena kamu senang, bukan untuk mencari uang. Kalau menulis karena senang, jadinya enjoy,” imbuh Alia.
Alia menuturkan, ada orang yang merasa khawatir bahwa tulisan yang dibuatnya tidak disukai oleh orang lain, padahal itu baru asumsi dan belum tentu benar-benar terjadi. Untuk itu, teruslah menulis sesuai dengan ide dan kreativitas masing-masing.
“Kadang orang khawatir tulisannya disukai orang atau enggak. Atau karena temannya enggak suka terus berhenti. Kalau saya mending selesaikan dulu bukunya, orang lain suka atau enggak suka ya terserah. Itu yang bikin saya senang,” ungkap Alia.
4. Mendapatkan ide
Bagi Alia, ide bisa didapatkan dari mana saja dan kapan saja, misalnya saat sedang berada di suatu tempat, berbicara dengan orang lain, atau sembari mendengarkan lagu. Dia pun mengakui bahwa ide cerita yang ditulis dalam berbagai novelnya itu muncul ketika dia mendengarkan lagu dari sejumlah boyband.
“Waktu menulis novel-novel itu, lagu yang saya dengarkan ada banyak, terus bolak-balik diulang-ulang. Misalnya lagu dari Shawn Mendes, One Direction, Take That, dan Charlie Puth. Jadi inspirasi macam-macam. Keluar dengan spontan,” jelasnya mengakhiri pembicaraan.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/07/25/21515711/tertarik-menulis-novel-simak-tips-dari-penulis-novel-terlaris