KOMPAS.com – Pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memiliki rencana memasukkan program pendidikan kesehatan reproduksi dalam kurikulum sekolah mulai dari jenjang sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA).
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengungkapkan hal itu pada pembinaan program BKKBN bagi penyuluh keluarga berencana (KB) se-eks Karesidenan Kedu di Kabupaten Magelang, Senin (5/8/2019). Nantinya program itu akan dimasukkan pada pendidikan jasmani atau lainnya.
“Saat ini kami sedang mengumpulkan para deputi, saya juga sudah berkomunikasi dengan Pak Menteri Pendidikan soal hal tersebut. Pada prinsipnya sudah oke. Harapan kami, Desember besok sudah bisa terlaksana,” ujar Hasto, seperti dilansir Antara, Selasa (6/8/2019).
Menurut dia, pendidikan kesehatan tersebut tidak hanya membahas mengenai pendidikan seks, tetapi juga mempelajari materi yang lebih luas, yaitu tentang kesehatan reproduksi.
“Paling tidak bulan Desember sudah siap materinya. Harapan kami anak-anak jadi mengetahui soal siklus kehidupan reproduksi perempuan dan laki-laki. Karena sangat naif apabila anak umur 12 tahun yang sudah menstruasi, tetapi tidak mengetahui apa yang terjadi pada dirinya,” ucap Hasto.
Menanggapi rencana itu, Bupati Magelang Zaenal Arifin menyampaikan apresiasi kepada Kepala BKKBN Hasto Wardoyo yang akan berkomunikasi dengan Kementerian Pendidikan untuk membahas tentang terobosan baru tersebut.
“Hal ini akan menjadi tanggung jawab bersama, gotong royong bersama untuk menyiapkan generasi-generasi yang hebat,” tutur Zaenal.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/08/07/19555311/kesehatan-reproduksi-direncanakan-masuk-kurikulum-pendidikan