KOMPAS.com – Peringatan Hari Pramuka yang jatuh setiap 14 Agustus, mengingatkan dengan beragam hal terkait organisasi kepanduan itu.
Demikian pula pada peringatan Hari Pramuka ke-58 yang diperingati hari ini, Rabu (14/8/2019).
Salah satunya, kode Semaphore. Masih ingat Semaphore?
Dalam kegiatan pramuka, para anggota akan diperkenalkan dan diajarkan sejumlah cara komunikasi yang unik.
Dua di antaranya menggunakan Sandi Morse dan gerakan Semaphore.
Keduanya memiliki perbedaan spesifik.
Morse bisa disampaikan secara visual dengan bentuk garis dan titik. Namun, bisa pula disampaikan secara audio dengan cara meniupkan peluit sesuai dengan panjang pendek kode suatu abjad.
Sementara, kode Semaphore lebih mengandalkan indra penglihatan, karena masing-masing abjad atau angka dilambangkan dengan dua garis yang dibentuk oleh dua lengan berbendera khusus.
Claude Chappe
Teknisi sekaligus pendeta asal Perancis Claude Chappe merupakan sosok penemu kode Semaphore yang hingga saat ini masih banyak diaplikasikan dalam kegiatan Pramuka di seluruh dunia.
Ia mengembangkan sistem pesan visual pertama ini pada tahun 1792 untuk kepentingan komunikasi militer di negaranya.
Awalnya, Semaphore disampaikan menggunakan dua lengan yang terpasang di atas menara atau bangunan tinggi.
Ketinggian ini dimaksudkan agar pesan yang disampaikan dapat dilihat dan terbaca oleh pihak yang dituju.
Dua lengan tersebut kemudian bisa berputar-putar di 7 titik sesuai aturan hingga membentuk kode-kode Semaphore, meski saat ini lebih banyak diaplikasikan menggunakan seorang peraga yang memegang bendera khusus.
Dilansir dari Britannica.com, di awal pengembangannya, Chappe bersama seorang saudaranya membangun menara-menara di Kota Paris dan Lille dan meletakkan lengan-lengan Semaphore di atasnya.
Masing-masing menara dilengkapi dengan teleskop sehingga pesan yang disampaikan dari kota seberang dapat diterima dengan jelas.
Atas penemuannya, Chappe dianugerahi gelar insinyur.
Namun, temuan ini justru mendapat tentangan dari para pesaingnya.
Hal ini membuat Chappe pun merasa depresi dan akhirnya memutuskan untuk bunuh diri pada tahun 1805.
Sandi militer
Dikutip dari Flagpoles Etc, saat terjadi pertempuran Trafalgar di tahun 1805 di mana Angakatan Laut Kerajaan Inggris berperang melawan Spanyol dan Perancis selama Perang Napoleon, kode Semaphore digunakan sebagai cara komunikasi rahasia dengan pasukannya.
Semaphore dapat berfungsi efektif di siang hari, namun sayangnya pesan tidak bisa dibaca degan jelas, jika hari sudah gelap atau terjadi kabut tebal dan badai.
Sandi ini masih terus digunakan hingga pada pertengahan 1800-an, makna dari kode ini sudah diketahui oleh banyak pihak sehingga tidak lagi efektif untuk menjalin komunikasi rahasia.
Siapa pun termasuk musuh dapat menangkap pesan yang disampaikan dengan menggunakan kode ini.
Pada perjalanannya, keberadaan Semaphore sebagai sistem pesan rahasia kemiliteran tergantikan oleh kode atau Sandi Morse.
Kode Semaphore memang hanya diwujudkan dengan dua lengan yang membentuk kode abjad tertentu.
Keberadaan bendera di sini tidak mengubah makna apa pun, melainkan hanya memperjelas arah lengan sehingga pesan lebih mudah ditangkap.
Bendera ini berbentuk persegi dan dipasang pada tongkat yang tidak terlalu panjang.
Ada 2 jenis bendera Semaphore disesuaikan dengan lokasi penggunaannya.
Jika digunakan di tengah lautan maka bendera akan memiliki warna kuning dan merah, kontras dengan warna dominan laut yaitu biru.
Sementara, jika di daratan, bendera Semaphore yang digunakan berwarna putih dan biru.
Para anggota pramuka pasti sudah tidak asing dengan bentuk-bentuk sudut yang memiliki arti khusus, karena kecakapan penguasaan Semaphore kerap diujikan di berbagai kegiatan kepramukaan.
Terdiri dari 7 titik berbeda, kode Semaphore dapat digunakan untuk menyampaikan pesan abjad, angka, dan pesan lainnya seperti jika terjadi kesalahan atau pembatalan pesan yang disampaikan sebelumnya.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/08/14/14343841/hari-pramuka-masih-ingat-kode-semaphore