Hal itu disampaikan saat memberikan kuliah umum pada penutupan Orientasi Kehidupan Kampus (OKK) di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali.
“Saya ingin menjamin mahasiswa Papua yang berada di luar Papua tidak akan mengalami diskriminasi. Perguruan tinggi bertugas mencerdaskan dan menyiapkan anak-anak bangsa. Perguruan tinggi juga berkewajiban menjaga dan merawat rasa kebangsaan sesama anak bangsa,” ujar Nasir, seperti diwartakan Antara, Rabu (21/8/2019).
Menjaga persatuan
Dia pun menyempatkan diri berdialog dengan mahasiswa Papua di Undiksha, dan berharap para rektor di Indonesia yang memiliki mahasiswa dari Papua ataupun Papua Barat harus bertanggung jawab atas keselamatan para mahasiswa tersebut.
“Jika sampai terjadi diskriminasi di perguruan tinggi, maka rektornya akan saya panggil untuk bertanggung jawab. Jangan sampai perbedaan itu diperuncing,” imbuhnya.
Nasir juga menyampaikan apresiasi kepada Undiksha karena memiliki mahasiswa yang tidak hanya berasal dari Bali, tetapi dari berbagai daerah di Indonesia, misalnya Jawa, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua.
Dia mengharapkan semua mahasiswa itu selalu menjaga persatuan karena itu merupakan suatu kewajiban. Mereka pun diminta agar tidak mudah terprovokasi oleh masalah yang melibatkan mahasiswa di Jawa Timur.
“Harus ciptakan sebuah kebersamaan. Kondusivitas mahasiswa juga harus mendapatkan perhatian serius dari rektor bersama jajarannya. Jika terjadi gejolak, rekttor harus bertanggung jawab. Rektor saya minta menjamin keamanan mahasiswa,” ucap Nasir.
Jamin keselamatan
Dia pun meminta para mahasiswa yang menjadi generasi penerus bangsa itu selalu mengingat dan memegang teguh empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, NKRI, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Undiksha, I Nyoman Jampel, menyatakan siap menjamin keberadaan mahasiswa dari Papua yang kuliah di kampusnya sesuai instruksi Menristekdikti.
“Kami memberikan jaminan kepada mahasiswa untuk keselamatannya, bukan hanya di Undiksha, melainkan juga di Kabupaten Buleleng. Karena Polres Buleleng juga peduli dengan keselamatan mahasiswa Papua dan kami di Undiksha selalu bekerja sama dengan Polres,” tutur Jampel.
Dia mengungkapkan, kondisi di kampus Undiksha saat ini cukup kondusif dan pihaknya memerintahkan Wakil Rektor II Undiksha untuk bertemu dengan mahasiswa dari Papua sebagai bentuk perhatian kepada mereka.
“Ini sebagai bentuk implementasi Tri Hita Karana sudah berjalan baik. Falsafah ini sifatnya universal. Di Undiksha belum pernah ada perbuatan yang mengarah pada diskriminasi, apalagi sampai menyebabkan konflik SARA. Ini barangkali diilhami oleh visi Undiksha,” tambahnya.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/08/21/20090241/menristekdikti-minta-semua-rektor-jamin-keamanan-mahasiswa-papua