KOMPAS.com - Sebagai negara berpenduduk Islam terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar terhadap perkembangan industri halal, syariah dan sekaligus pula pendidikan berbasis Islam.
Berdasarkan data Global Islamic Economy Report 2016/2017 dan 2017/2018, Indonesia menempati peringkat 10 dari 15 negara dalam bidang ekonomi syariah.
Menyadari potensi ini, Perkumpulan Lembaga Dakwah dan Pendidikan Indonesia (Puldapia) menghadirkan "Islamic Education Fair, Puldapia Expo 2019” yang menampilkan lebih dari 50 sekolah berbasis Islam mulai tingkat SMP, SMA, boarding school, pondok pesantren, dan sekolah tahfiz.
Yayasan Cahaya Papua yang berkonsentrasi pada pendidikan di Papua juga hadir.
Acara "Islamic Education Fair, Puldapia Expo 2019” akan digelar pada 30 Agustus - 1 September 2019 di JCC, Jakarta bersamaan dengan "Indonesia Muslim Lifestyle Festival 2019", “Job fair” dan "Olimpiade Halal bertajuk “Produk Halal Pilihan Generasi Millenial” yang rencananya akan diikuti 2.000 siswa SMA/sederajat se-Jakarta.
Tepis aggapan radikalisme
“Dalam Puldapia Expo ini, kami ingin sekaligus menyosialisasikan pondok-pondok pesantren yang telah membuka fakultas yang pada umumnya ada di Pendidikan Tinggi negeri, seperti kedokteran," papar Zuhdi Efianto, Ketua Puldapia Expo melalui rilis resmi yang diterima Kompas.com.
Zuhdi menyontohkan salah satunya Pondok Nuraidah (Bogor) yang didirikan seorang dokter dan berfokus melahirkan santri-santri dokter.
Zuhdi berharap melalui Puldapia Expo akan mampu menepis kesan miring pendidikan berbasis Islam yang dikonotasikan dengan paparan radikal. "Jadi konotasi radikal itu ada mungkin, karena masyarakat belum tahu aja. Nah inilah mengapa Puldapia Expo diadakan guna menghilangkan paparan radikal yang jelek, itu aja," tegas Zuhdi.
Selain itu pameran pendidikan Islam yang kali pertama digelar Puldapia ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi dan referensi karena banyak orang masih merasa minim info tentang lembaga pendidikan Islam.
Lebih lanjut, Zuhdi menjelaskan lembaga pendidikan yang dihadirkan nanti lebih berorientasi pada pendidikan tinggi ke Arab Saudi. Universitas Islam Madinah adalah salah satu universitas favorit yang diincar lulusan pesantren.
“Kami akan memfasilitasi para siswa yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi ke Universitas Islam Madinah. Mereka bisa langsung daftar di stand-stand pendidikan yang sudah terakreditasi dari Madinah. Ini baru pertama kami lakukan. Karena biasanya, mereka hanya apply saja dan memberikan berkas langsung ke Madinah sambil umroh,” tambah Zuhdi Efianto.
Menurutnya, pesantren Islam Al Irsyad paling banyak mencetak alumni-alumni Universitas Islam Madinah. Kurang lebih sudah 40 alumni yang sekolah di sana.
Dalam kesempatan tersebut akan dihadirkan pula talk show "Kiat Masuk Universitas Madinah" dengan mengundang narasumber langsung guru besar Universitas Islam Madinah, Syaikh Abdurrozaq As-Shoidy serta tim seleksi penerimaan mahasiswa dari universitas tersebut.
Untuk tiket masuk pengunjung akan dikenakan biaya Rp 25.000 untuk bisa mengikuti berbagai kajian dan juga lomba untuk anak. Khusus hari Jumat, pengunjung tidak dikenakan tiket masuk (gratis). Pameran berlangsung mulai pukul 09.00-21.00 WIB.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/08/21/21141631/tepis-anggapan-radikalisme-puldapia-gelar-festival-pendidikan-islam