KOMPAS.com – Peningkatan polusi udara belakangan ini merupakan salah satu akibat dari bertambah banyaknya jumlah kendaraan bermotor yang hilir mudik di jalan, baik di perkotaan maupun perdesaan.
Terlebih lagi, kualitas dan kuantitas tumbuhan dan pepohonan yang saat ini semakin berkurang. Hal itu menjadi penyebab menurunnya kualitas udara di sekitar kita yang bisa memengaruhi kesehatan karena tidak sesuai aturan.
Sehubungan dengan itu, sekelompok mahasiswa Departemen Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil mengubah polusi udara kendaraan bermotor menjadi gas yang aman dan layak buang.
Polusi udara itu merupakan berbagai jenis gas beracun yang bisa mengakibatkan gangguan atau penyakit pernapasan, seperti gas karbon monoksida, nitrogenoksida, dan hidrokarbon.
Kelompok mahasiswa itu terdiri dari tiga orang, yaitu Alvin Rahmad Widyanto, Vina Rizky Andina, dan Hafildatur Rosyidah. Mereka melakukan penelitian di bawah bimbingan dosen Ir Endang Purwanti Setyaningsih, MT.
“Hal ini perlu ditangani lebih lanjut karena aktivitas manusia yang tak bisa luput dari kendaraan, dan jika dibiarkan akan makin memperburuk kesehatan lingkungan,” ujar Alvin sebagai ketua tim, dalam keterangan di laman resmi ITS, Rabu (21/8/2019).
Dia menambahkan, untuk mengatasi masalah polusi udara itu, timnya melakukan inovasi dengan menciptakan katalitik konverter berupa reaktor atau tabung kecil yang berisi lempengan kawat tembaga dan senyawa kimia padatan berupa katalis MnO2/Zeolit-Y Hierarki.
Alvin menjelaskan, tembaga dan katalis itu berguna mengurangi atau mengubah gas karbon monoksida, nitrogenoksida, dan hidrokarbon menjadi gas karbon dioksida, nitrogen, uap air, dan ion sulfat.
“Jadi prosesnya, gas-gas beracun itu diserap terlebih dahulu oleh katalis, kemudian dikonversi oleh katalis juga,” imbuhnya.
Timnya telah meneliti gas hasil konverter tersebut dan dinyatakan aman serta memiliki manfaat bagi lingkungan di sekitarnya.
“Seperti gas karbon dioksida sebagai bahan fotosintesis bagi tumbuhan, nitrogen untuk daya dukung kesuburan tanah, uap air dan ion sulfat sebagai produk yang aman bagi lingkungan,” ucapnya.
Kemudian, timnya memasang reaktor katalitik ini pada knalpot kendaraan dan dibuat sedemikian rupa supaya tidak menimbulkan polusi suara dari knalpot.
Alvin mengatakan, katalitik konverter ini mempunyai keunggulan, yaitu bisa digunakan dalam satu tahun dengan masa satu kali penggantian bahan.
Di samping itu, harga dari bahan katalis yang digunakan cukup terjangkau dan bisa didapatkan dengan mudah di pasar bahan kimia.
Adapun inovasi oleh tim dari ITS ini nantinya ditampilkan sebagai bentuk karya penelitian pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-32 pada 27 Agustus 2019.
“Kami sangat bangga ketika berhasil menjadi perwakilan ITS di ajang Pimnas kali ini, serta berharap bisa mendapatkan medali emas kelak,” kata Vina sebagai anggota tim.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/08/22/17253631/di-tangan-mahasiswa-its-polusi-udara-bisa-jadi-gas-ramah-lingkungan