Salin Artikel

GESS Indonesia 2019, Ajang Ciptakan Kreator Baru Bidang Pendidikan

Perhelatan ini merupakan kelima kalinya di Indonesia dan tahun ini mengambil tema “What Will You Create”.

Saat memberikan kata sambutan, Staf Ahli Bidang Inovasi dan Daya Saing Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Ananto Kusuma Seta mengatakan tema tersebut menarik dan relevan dengan salah satu masalah pendidikan di Indonesia, yaitu terkait kreativitas.

“Fokus pendidikan di Indonesia ke depan meningkatkan kreativitas anak-anak. Kreativitas adalah ciri yang paling membedakan antara manusia dan hewan. Kalau pertanyaannya, ‘What will you create?’, saya jawab, ‘I will create creators’,” ujar Ananto dalam pembukaan GESS Indonesia 2019 di Jakarta, Rabu (18/9/2019).

Kreativitas dan teknologi

Menurut dia, ada hubungan antara kreativitas dan kemajuan teknologi. Diharapkan teknologi yang dipamerkan sekarang ini bisa menciptakan kreator yang diinginkan dalam dunia pendidikan di Tanah Air.

Dia memaparkan, pada dasarnya teknologi dan pendidikan adalah sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia yang terdiri dari psychological, safety, belonging, esteem, dan self actualization.

Adapun teknologi mempunyai dua fungsi dalam kehidupan manusia. Fungsi pertama yaitu sebagai perpanjangan dari anggota tubuh kita. Dalam kegiatan sehari-hari, hal itu bisa dilihat misalnya dalam bidang pertanian. Manusia tidak perlu lagi mencangkul karena sudah ada traktor.

Contoh lainnya, manusia tidak perlu lagi mengoperasikan televisi dari jarak dekat, tetapi bisa melakukannya dari jarak jauh dengan menggunakan remote control.

Kemudian, fungsi kedua yakni memperluas wawasan. Sekarang jarak antara kreator dan barang ciptaan yang dibuatnya semakin dekat. Setiap orang bisa menjadi kreator. Tidak heran bila anak kecil sudah bisa membuat game atau kreasi karena sudah tidak ada jarak.

Dari menghafal ke mencipta

“Pertanyaannya bagaimana guru sebagai pendidik menjadikan kreator tersebut. Kita harus merombak pendekatan yang selama ini fokus pada remembering yang merupakan kasta paling bawah,” imbuh Ananto.

Dia berpendapat, kita harus melangkah ke tingkat berikutnya, yaitu dari understanding, applying, analizing, evaluating, hingga puncak tertinggi adalah creating.

Dia pun mencontohkan di Kemendikbud, perwujudan dari creating itu antara lain berupa penerapan konsep higher order thinking skills (HOTS) dalam ujian nasional tahun lalu di sekolah menengah atas. Sebelumnya konsep yang digunakan yaitu lower order thinking skills (LOTS).

Ananto mengungkapkan, Kemendikbud menyambut baik kehadiran GESS Indonesia 2019 karena acara semacam ini membantu usaha pemerintah untuk memperbaiki kualitas tenaga pendidik di Indonesia yang nantinya berdampak pada peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Tanggung jawab bersama

Sementara itu, Managing Director Tarsus Indonesia Tri Turturi selaku penyelenggara GESS Indonesia 2019 menuturkan bahwa masalah pendidikan merupakan tanggung jawab bersama semua pihak, makanya disebut sebagai public private partnership.

“Semoga GESS ini jadi sebuah selebrasi, event yang memberi dampak nyata untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Tentunya dengan dukungan semua pihak dalam kegiatan ini,” kata Tri Turturi.

Dia pun mengungkapkan, GESS tahun ini diikuti lebih kurang 80 peserta pameran dan 5.500 pre-register visitor. Jumlah ini mengalami peningkatan dibanding tahun lalu.

Selain itu, ada sekitar 1.500 kepala sekolah terdaftar serta 100-an kepala daerah dan kepala dinas pendidikan dari seluruh Indonesia yang akan mengikuti berbagai forum diskusi, baik tingkat nasional maupun internasional.

https://edukasi.kompas.com/read/2019/09/18/18075311/gess-indonesia-2019-ajang-ciptakan-kreator-baru-bidang-pendidikan

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke