KOMPAS.com - “Give me the child, and I’ll give you the man”. Inilah tekad yang ingin diwujudkan SMA Kolese Kanisius Jakarta melalui penyelenggaraan "Canisius Education Fair 2019" tanggal 14-15 September 2019.
"Pameran Pendidikan SMA Kanisius" ini rutin diadakan setiap tahun sejak tahun 2001. Kegiatan ini tidak hanya fokus kepada pembangunan kognitif melalui pameran pendidikan tinggi dari dalam dan luar negeri, tapi juga menjadi momen menanamkan cinta budaya Indonesia dan Tanah Air.
Dalam konferensi digelar 14 September 2019 lalu, Kepala Sekolah SMA Kolese Kanisius Jakarta, Pater Eduard C. Ratu Dopo SJ mengungkapkan setiap penyelenggaraan "Education Fair", SMA Kanisius Jakarta selalu menampilkan tarian kolosal yang menggambarkan Indonesia, mulai dari tarian dari Aceh, Papua, NTT, Bali, Kalimantan dan Sulawesi secara bergantian.
Tanamkan cinta Tanah Air
“Tahun ini, kami memiliki ragam tarian nusantara yang lebih bervariasi, ada 9 tarian yang akan ditampilkan oleh seluruh siswa kelas X SMA Kanisius Jakarta, untuk menunjukkan bahwa kita memiliki ragam budaya yang luar biasa," jelas Pater Eduard C. Ratu Dopo SJ.
Tarian ditampilkan tahun ini meliputi tarian Kecak (Bali), Tor Tor (Sumatera), Yamko Rambe Yamko (Papua), Ondel-ondel (Betawi), Tobelo (Halmahera Utara), Poco-poco (Ambon), Gemu Famire (Maumere NTT), Sajojo (Papua) dan tarian Meti Kei (Maluku Tenggara).
Pater Eduard C. Ratu Dopo SJ menambahkan di Kolese Kanisius para siswa dididik menjadi calon pemimpin masa depan yang punya kecintaan terhadap tanah air mereka dan mampu menjadi pemimpin untuk dirinya sendiri dan orang lain.
Sementara itu, Ketua Panitia Canisius Education Fair 2019, Henrikus Suparjono mencatat penyelenggaraan tahun ini menarik minat lebih dari 5.000 pengunjung. Angka ini naik bila dibandingkan penyelenggaraan tahun lalu yang berhasil menyedot 3.000 pengunjung.
“Kami sungguh bahagia karena jumlah pengunjung yang datang setiap tahunnya bertambah banyak. Hal ini menunjukkan bahwa para siswa dan orangtua semakin peduli dengan Pendidikan lanjutan, dalam mempersiapkan para siswa untuk menjadi calon pemimpin yang visioner”, ujarnya.
Henrikus menambahkan, selain jumlah pengunjung meningkat, jumlah lembaga pendidikan dan kedutaan negara sahabat yang ikut serta dalam kegiatan juga mengalami peningkatan.
“Tahun lalu sebanyak 60 perguruan tinggi yang ikut serta, sementara tahun ini ada 74 perguruan tinggi dan lembaga Pendidikan tinggi yang berpartisipasi ditambah 10 kedutaan negara sahabat," tambahnya.
Selain pameran pendidikan tinggi, juga diselenggarakan seminar pendidikan menghadirkan Prof. Ainun Na’im (Sekjen Kemenristekdikti).
Lenny salah satu orangtua siswa yang mengikuti seminar mengatakan sangat terbantu dengan adanya seminar pendidikan karena dirinya semakin tahu tantangan revolusi industry 4.0 ke depan.
“Saya sebagai orangtua hanya bisa mengarahkan kemana anak saya ingin melanjutkan Pendidikan tingginya. Saya tidak bisa memaksakan kehendak kepada anak saya karena hasilnya akan kurang baik, apalagi tantangannya ke depan semakin ketat”, tutur Lenny.
Sementara itu, Maher, siswa kelas XII, yang mengikuti Canisius Education Fair 2019 mengungkapkan, melalui acara ini dia semakin terbantu dalam menentukan pilihan pendidikan lanjutan karena tersedia segala informasi tentang jurusan dan perguruan tinggi yang diminati.
Dari penyelenggaraan selama 2 hari, terlihat banyak siswa memiliki minat melanjutkan kuliah di negara Jepang. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang antusias mengikuti presentasi beberapa perguruan tinggi Jepang seperti Tokyo International University dan Digital Hollywood University.
Jepang menjadi salah satu pilihan siswa karena biaya pendidikan dan biaya hidupnya lebih rendah bila dibandingkan negara Amerika atau Eropa, ditambah lagi banyak menawarkan program beasiswa.
Selain perguruan tinggi luar negeri, para siswa juga menunjukkan minat ke universitas dalam negeri, seperti Universitas Indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa mengunjungi booth pameran Universitas Indonesia. Mereka banyak menanyakan tentang syarat masuk serta program beasiswa tersedia.
Kepala Sekolah SMA Kanisius Jakarta, Pater Eduard C. Ratu Dopo SJ menyatakan, secara statistik, 60-65 persen lulusan SMA Kolese Kanisius Jakarta diterima di universitas terkenal dalam negeri, sisanya diterima di universitas luar negeri ternama.
“Saya percaya, dengan proses yang baik, output atau hasilnya juga pasti baik. Kolese Kanisius selama 92 tahun berkarya di bumi Indonesia, telah sukses melahirkan tokoh-tokoh berkualitas di negara ini, banyak lulusannya menjadi menteri, akademisi, pekerja seni ternama, profesional dan pejabat publik,” tutupnya.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/09/18/23250651/sma-kanisius-jakarta-dan-upaya-melahirkan-pemimpin-cinta-tanah-air