KOMPAS.com - SMA Negeri 3 Yogyakarta pada 9 September 2019 lalu kedatangan "tamu", pelajar dari Australia untuk belajar budaya Indonesia. Para pelajar Australia ini diberangkatkan melalui program "Victorian Young Leaders (VYL)" yang digagas Australian Consortium for In-Country Indonesia Studies (ACICIS) dan AFS Intercultural Programs Australia.
Program VYL ini merupakan kali pertama dilaksanakan di Indonesia dan mendapat dukungan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai salah satu upaya mengenalkan budaya Indonesia khususnya budaya Daerah Istimewa Yogyakarta ke dunia internasional.
SMA Negeri 3 Yogyakarta menjadi salah satu dari lima sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta yang ditunjuk menjadi tempat pelaksanaan Program Victorian Young Leaders (VYL) ini.
"Program ini sesuai visi dan misi SMAN 3 Yogyakarta yakni menyiapkan generasi beriman, kreatif, berbudaya, dan peduli lingkungan, serta berkemampuan menjadi garda terdepan penggerak pembangunan bangsa sehingga sekolah perlu memfasilitasi para siswa memiliki pergaulan internasional," ujar Agus Santosa Humas SMAN 3 saat dihubungi Kompas.com (20/9/2019).
Ngemil di kantin hingga seragam Padmanaba
Noer Indahyatidan Efvinggo Fasya Jaya guru SMAN 3 Yogyakarta melalu laman resmi mereka menyeritakan Program Victorian Young Leaders (VYL) tahun mengirimkan 8 siswa dengan 1 guru pendamping dari Australia dan 1 guru dari AICICIS Indonesia ke SMA Negeri 3 Yogyakarta.
Mereka akan berada SMA Negeri 3 Yogyakarta selama enam minggu mulai dari 9 September sampai dengan 19 Oktober 2019. Selama mengikuti program Victorian Young Leaders (VYL) mereka akan tinggal di hotel selama 4 minggu dan 2 minggu tinggal bersama house family.
Mereka cepat beradaptasi, hal ini terlihat dari mereka yang tak sungkan untuk bertegur sapa dan beraktivitas di lingkungan sekolah. Mulai dari bersantai di lapangan tengah hingga mencoba kudapan yang tersedia di kantin Padmanaba, sebutan populer untuk SMAN 3 Yogyakarta.
Uniknya, siswa-siswi Australia yang datang ke SMA Negeri 3 Yogyakarta ini juga menggunakan seragam sekolah selayaknya seragam sekolah yang dikenakan oleh siswa SMA Negeri 3 Yogyakarta.
Mereka juga sangat antusias dalam setiap kegiatan yang mereka ikuti. Setiap mata pelajaran pun mereka jalani dengan baik, salah satunya pelajaran bahasa Indonesia.
Mereka juga mengaku sangat tertarik untuk belajar bahasa Indonesia. Mereka merasa untuk mempelajari budaya Indonesia, bahasa adalah jalan utamanya. Dengan mengerti bahasa Indonesia, mereka dapat lebih mudah dalam mempelajari setiap budaya yang ada Indonesia.
Guna mewadahi antusias mereka yang begitu tinggi, SMA Negeri 3 Yogyakarta sendiri memfasilitasi mereka ikut belajar bersama dengan siswa-siswi di kelas.
Selain juga melibatkan mereka secara langsung dalam rangkaian acara Hari Ulang Tahun Padmanaba ke-77 salah satunya dengan mengikutsertakan mereka dalam upacara bendera Hari Ulang Tahun Padamanaba ke-77 dengan menggunakan seragam gagrak (pakaian tradisional) Yogyakarta.
Indah guru SMAN 3 Yogyakarta yang mengampu siswa-siswi Program Victorian Young Leaders (VYL) berharap, program ini dapat menjadi program rutin yang dilaksanakan setiap tahun. "Program ini sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak, baik bagi siswa-siswi SMAN 3 Yogyakarta maupun bagi siswa-siswi Program Victorian Young Leaders (VYL) sendiri," ujar Indah.
Hal senada disampaikan Agus Santoso Humas SMAN 3 Yogyakarta, "Dengan program ini siswa SMAN 3 Yogyakarta diharapkan memiliki pengalaman berinteraksi bersama siswa dengan kultur dan karakter yang berbeda. Harapannya siswa akan memiliki sikap terbuka, terbebas dari eksklusivisme dan intoleransi."
Lebih jauh ia juga menjelaskan siswa SMAN 3 Yogyakarta pun difasilitasi mengikuti pertukaran pelajar baik di dalam maupun luar negeri.
"Februari nanti beberapa siswa (SMAN 3 Yogyakarta) juga berkunjung dan mengikuti aktivitas belajar di Warnamboll College Victoria, Australia. Kemudian Mei 2020, beberapa siswa mengikuti pertukaran pelajar dengan mitra di Eindhoven Belanda, yaitu Stedelijk College," jelas Agus.
Agus juga berharap melalui berbagai program pertukaran siswa ini dapat meluaskan wawasan siswa sehingga mampu memiliki kompetensi berkomunikasi lintas negara dan lintas budaya.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/09/20/08425741/ketika-siswa-bule-ikut-ngantin-di-sman-3-yogyakarta