Posisi kedua diraih Provinsi Bali dengan perolehan tujuh medali emas dan posisi ketiga ditempati Riau dengan memboyong lima medali emas.
Menanggapi berakhirnya festival tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy memberikan apresiasi terhadap hasil karya peserta lomba yang penuh kreativitas.
"Saya kagum dengan hasil karya anak-anak kita, contohnya, saya lihat tadi di desain grafis, hasil karyanya sudah di atas rata-rata ukuran anak SMP. Kreatif semua,” ucap Mendikbud dalam penutupan FLS2N jenjang pendidikan SD dan SMP, di Tangerang, Jumat (20/9/2019).
Logika, estetika dan etika
Ajang tersebut merupakan perhelatan tahunan yang menampilkan kompetensi siswa di bidang seni pertunjukan dan seni penciptaan.
Peserta berasal dari jenjang sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan pendidikan khusus.
FLS2N 2019 diselenggarakan di dua lokasi, yaitu di Provinsi Lampung untuk perlombaan jenjang SMA, SMK, dan pendidikan khusus, sedangkan untuk perlombaan jenjang SD dan SMP di Kota Tangerang.
Menurut Mendikbud, sebagai kompetisi di bidang seni, FLS2N dapat mendorong penguatan pendidikan karakter bagi perkembangan sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Penguatan ini meliputi tiga sumber karakter, yaitu logika, estetika, dan etika.
"Saya berharap dengan ajang ini bisa memberikan sumbangan berarti bagi penguatan pendidikan karakter kita, anak yang pintar dan cerdas, punya kemampuan cukup dan hebat sangat penting, tetapi semua tidak ada artinya kalau tidak ada karakter yang baik. Yang harus ditekankan adalah pendidikan karakternya, baik logika, etika, dan estetika," imbuh Muhadjir.
Dia pun mengharapkan para siswa terus menggali kreativitas yang dimiliki dengan mengikuti kegiatan kompetisi berbasis seni. FLS2N ini bisa menjadi ajang bagi mereka untuk menggali potensi, bakat, dan kreativitas demi meraih prestasi.
Hadapi tantangan robot dan AI
Pengembangan kreativitas, imbuh Mendikbud, penting untuk dapat menghadapi persaingan pada masa depan dalam era revolusi industri 4.0.
"Nanti akan banyak produksi repetitif digantikan oleh robot atau artificial inteligent. Untuk itu, pertahankan kreativitas karena yang tidak bisa digantikan adalah kreativitas yang dihasilkan oleh manusia sebagai daya cipta," pungkas Muhadjir.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pembinaan SMP, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, Poppy Dewi Puspitawati, menuturkan, FLS2N juga digunakan sebagai wadah pembinaan karakter siswa. Hal ini sesuai dengan tema FLS2N jenjang SMP, yaitu "Seni Menyatukan Keberagaman".
"Tema dari FLS2N untuk jenjang SMP adalah ‘Seni Menyatukan Keberagaman’, berlangsung sejak tanggal 15 September 2019 di Kota Tangerang. Ajang ini sebagai wadah unjuk keterampilan dalam bidang budaya bagi para siswa SMP untuk mengembangkan bakat, prestasi, dan kompetensi,” kata Poppy.
Dia berpendapat, ini merupakan wadah untuk menanamkan nilai dan budaya bangsa agar lebih mengenal dan menjadikan seni budaya Indonesia sebagai jati dirinya.
Adapun Direktur Pembinaan Sekolah Dasar Ditjen Dikdasmen Kemendikbud, Khamim, mengatakan, penyelenggaraan FLS2N menjadi ajang ekspresi bagi kecintaan siswa akan kesenian dan kebudayaan bangsa Indonesia.
"FLS2N ini dapat menjadi ajang berkreasi, berkarya, dan berprestasi, serta dapat dijadikan ajang ekspresi kecintaan terhadap budaya bangsa dan pengembangan pendidikan karakter," tutur Khamim.
Menurut dia, kecintaan terhadap seni akan membentuk anak menjadi karakter unggul pada masa depan.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/09/23/12520031/dki-jakarta-raih-juara-umum-jenjang-sd-smp-di-fls2n-2019