KOMPAS.com – Banyaknya pelajar SMK di Jakarta terlibat dalam demonstrasi di sekitar Gedung DPR RI beberapa hari belakangan memunculkan banyak pertanyaan dari berbagai pihak.
Salah satunya dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang mempertanyakan proses keterlibatan pelajar dan alasan mereka.
Mengapa mereka tidak mengikuti kegiatan belajar-mengajar di sekolah? Apakah mereka tidak mempunyai kegiatan lain, seperti mengikuti organisasi remaja, baik di dalam maupun luar sekolah?
Wakil Ketua KPAI Rita Pranawati mengatakan, selama ini banyak organisasi remaja yang sudah eksis bertahun-tahun, misalnya Pramuka, OSIS, Karang Taruna, dan berbagai organisasi lainnya.
Selama bertahun-tahun pula organisasi-organisasi itu melibatkan remaja pelajar dalam beraneka macam kegiatan positif.
Menyalurkan bakat dan minat
“Ini jadi catatan penting bahwa jangan-jangan organisasi ini tidak lagi grounded di kalangan pelajar sehingga kemudian pelajar justru lari ke tempat-tempat yang tidak tepat perkumpulannya,” ucap Rita saat dijumpai di kantor KPAI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (26/9/2019).
Menurut dia, keterlibatan remaja dalam kegiatan di organisasi seperti itu sangat penting supaya energi mereka bisa disalurkan sesuai bakat dan minat sehingga mampu menghasikan karya-karya positif.
Selain itu, dengan menyibukkan diri dalam aktivitas organisasi, para pelajar memiliki tempat yang benar untuk menanyakan dan berdiskusi tentang keingintahuan mereka mengenai banyak hal.
Dengan demikian, mereka tidak lagi punya waktu atau menyempatkan diri untuk terlibat dalam demonstrasi yang berisiko rusuh dan membahayakan keselamatan diri.
“Kita semua harus menyertakan remaja untuk menyalurkan bakat dan minatnya dalam kegiatan positif sehingga kalau ada apa-apa, mereka punya tempat bertanya yang jelas dan runut sehingga tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan lain,” imbuh Rita.
Antisipasi dinas pendidikan
Dia berharap unjuk rasa berujung ricuh yang dilakukan pelajar di Jakarta merupakan aksi yang terakhir dan tidak meluas ke kota-kota lain. Seperti diketahui dalam pemberitaan di sejumlah media massa, demonstrasi pelajar juga terjadi beberapa kota, misalnya Yogyakarta, Makasar, Medan, dan Bandung.
KPAI juga mengajak Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga di berbagai daerah, pihak sekolah, tokoh agama dan tokoh masyarakat, serta orang tua agar terus mengedukasi anaknya masing-masing sehingga kasus semacam ini tidak terjadi lagi.
Dalam kesempatan yang sama, Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti menuturkan, KPAI mengharapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan surat edaran yang disebarluaskan kepada para kepala Dinas Pendidikan di seluruh Indonesia untuk mencegah keterlibatan siswa dalam demonstrasi di jalanan.
“Kami berharap Kemendikbud membuat edaran secara tegas, meminta kepada kepala Dinas Pendidikan segera mengantisipasi pergerakan massa sehingga mereka bisa memerintahkan kepala sekolah apa yang harus dilakukan,” ujar Retno.
Tidak setuju libur
Sehubungan dengan situasi yang memanas dalam beberapa hari belakangan ini, pihaknya menyatakan tidak setuju apabila kegiatan belajar-mengajar di sekolah diliburkan.
Jika anak-anak diliburkan, justru hal itu akan lebih berisiko karena keberadaan mereka tidak bisa diketahui secara pasti dan berpotensi melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.
Seharusnya aktivitas sekolah tetap berjalan seperti biasa sehingga para siswa bisa dikontrol, sedangkan guru dan orang tua siswa tetap saling berkomunikasi mengenai kegiatan anaknya masing-masing.
“Kami tidak setuju juga jika diliburkan. Sebaiknya dipastikan saja, anak-anak tetap sekolah, orang tua berkoordinasi dengan wali kelas. Ketika anak sudah sampai di sekolah dipastikan ada. Lalu ketika anak pulang, wali kelas hubungi orang tua, tanyakan anaknya sudah pulang atau belum. Kalau diliburkan, anak-anak justru enggak punya kegiatan, malah pergi, dan ikut demo,” tambah Retno.
Menurut dia, cara ini sangat penting dilakukan, terutama dalam satu sampai dua minggu ke depan untuk memastikan setiap siswa dalam kondisi aman dan terjaga dengan baik.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/09/28/14033741/kpai-tidak-setuju-sekolah-libur-saat-ada-demonstrasi