Salin Artikel

Edukasi "Desa Makmur Peduli Api", Sejahtera Tanpa Merusak Lingkungan

KOMPAS.com - Persoalan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi pokok soal yang kerap berulang setiap tahun. Salah satu faktor penyebab adalah kurangnya edukasi kepada warga masyarakat terkait praktik membuka hutan yang merusak lingkungan.

Hal ini menjadi perhatian APP Sinar Mas yang kemudian melakukan edukasi kepada warga desa melalui program "Desa Makmur Peduli Api". 

Program DMPA ini memberikan masyarakat desa kesempatan berkontribusi dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Selain berdampak positif bagi lingkungan, program-program ini juga memberikan kesempatan warga desa yang mayoritas tidak mengenyam pendidikan tinggi untuk meningkatkan penghasilan mereka.

Pemberdayaan "Desa Makmur Peduli Api"

"Sebelum diperkenalkan pada program-program DMPA sekitar dua tahun lalu, banyak warga desa mencari pendapatan dengan cara membuka hutan untuk bercocok tanam," ujar Asbar, Kepala Desa Dataran Kempas, Jambi.

Desa Dataran Kempas menerima penghargaan Program Kampung Iklim Utama tahun 2019 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) atas dukungan warganya mengurangi emisi gas rumah kaca.

Asbar menyampaikan program DMPA yang digagas APP Sinar Mas secara signifikan meningkatkan kesejahteraan desa tanpa merusak hutan. "Program-program DMPA berhasil menciptakan lebih dari 230 lapangan pekerjaan dengan pendapatan hingga lebih dari Rp1 miliar per bulannya," ujar Asbar

Program-program binaan DMPA di Desa Dataran Kempas mencakup produksi kompos, budidaya ikan nila, pengembangbiakan domba, budidaya jahe merah, hortikultura, dan daur ulang sampah plastik.

Dalam program produksi kompos, warga diajari cara memproses limbah sawit yang ada di area sekitar desa dan kotoran ternak untuk dijadikan pupuk dengan nilai jual yang cukup tinggi.

Dari hasil penjualan upaya-upaya ini, warga desa bisa mendapat pendapatan yang lebih tinggi dari upah minimum Provinsi Jambi, hingga dua kali lipat.

Edukasi praktik berkelanjutan

Memang warga Desa Dataran Kempas telah menikmati hasil dari program-program ini. Namun, menurut Asbar, prosesnya tidak sesingkat itu.

Pada tahap sosialisasi awal, tantangan terbesar adalah untuk meyakinkan warga untuk meninggalkan pekerjaan yang tidak mengikuti praktik berkelanjutan dan untuk turut serta dalam program DMPA.

“Namun demikian, hal ini tidak membuat warga berkecil hati, karena mereka sudah merasakan langsung manfaat dari program DMPA dalam dua tahun terakhir,” tambah Asbar.

“Program ini juga bertujuan untuk mengedukasi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat di sekitar area konsesi, sehingga mereka bisa mencapai kesejahteraan secara sosial dan ekonomi melalui praktik yang memperhatikan keberlanjutan lingkungan," tambah Elim Chief of Sustainability Officer APP Sinar Mas.

Penyerahan penghargaan ProKlim tahun ini dilakukan bertepatan dengan Festival Iklim 2019 yang diinisiasi oleh KLHK pada tanggal 2-4 Oktober di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta.

Program yang telah dilaksanakan sejak 2012 ini dikembangkan dan dilaksanakan di wilayah minimal setingkat dusun/dukuh/RW dan maksimal setingkat desa/kelurahan.

https://edukasi.kompas.com/read/2019/10/04/20160201/edukasi-desa-makmur-peduli-api-sejahtera-tanpa-merusak-lingkungan

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke