KOMPAS.com - Entrepreneur muda diyakini sebagai salah satu jalan membangun bangsa. Contoh di negara-negara maju menunjukkan, jumlah pelaku wirausaha paling sedikit 14 persen dari rasio penduduknya.
Di Amerika Serikat misalnya, lebih dari 60 persen generasi milenialnya lebih memilih menjadi pelaku wirausaha ketimbang bekerja di perusahaan. Kondisi ini berbanding terbalik dengan di Indonesia, dimana orang berlomba-lomba menjadi pegawai.
Melihat kondisi ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas (Direktorat PSMA) Kemendikbud secara rutin menggelar Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) guna mewadahi peserta didik yang berani berinovasi dan memiliki minat tinggi dalam bidang wirausaha.
Penyelenggaraan FIKSI 2019 berlangsung sejak 1-6 Oktober 2019 di Bandung, Jawa Barat, mengangkat tema “Sociopreneurship in Digital Era Based on Local Resources”.
Melalui tema ini peserta diajak untuk bangga dan mencintai produk lokal serta dapat menciptakan beragam inspirasi yang mampu memberi dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat secara berkelanjutan.
2 kategori, 9 bidang lomba
FIKSI sekaligus menjadi ajang generasi muda Indonesia untuk unjuk gigi dan keberanian menampilkan beragam keunikan bakat dalam bidang ekonomi khususnya kewirausahaan. Kompetisi bergengsi ini menjadi bagian Kemendikbud membangun jiwa kewirausahaan.
Tahun ini terdapat dua kategori yang diperlombakan. Pertama, rintisan usaha pemula, yakni gagasan usaha telah diwujudkan dalam bentuk konsep dan prototipe produk Ajang Unjuk Gigi Entrepreneur Milenial telah dipasarkan, baik secara daring maupun luring.
Kedua, rintisan usaha lanjutan, yakni produk usaha yang telah dipasarkan minimal 3 bulan sebelum 1 Agustus 2019 dan telah diupayakan mendapat pengakuan dari lembaga standardisasi produk atau jasa.
Ada enam bidang kategori usaha yang diperlombakan, yakni kriya, desain grafis, fesyen, boga, aplikasi/permainan, dan budidaya/lintas usaha.
Peserta FIKSI, lanjutnya tidak hanya berkompetisi dan memamerkan hasil kreasi mereka melainkan juga dilibatkan dalam berbagai kegiatan terkait pembinaan entrepreneurship.
Beberapa kegiatan pendampingan dalam FIKSI 2018 ini di antaranya seminar kewirausahaan, workshop creative innovative, pelatihan media sosial, seminar kemampuan inovasi dan daya saing hingga wisata edukasi.
FIKSI yang digelar Direktorat PSMA diharapkan dapat mewadahi peserta didik yang berani berinovasi dan memiliki minat tinggi dalam bidang wirausaha.
Plt Direktur Jenderal Dikdasmen, Didik Suhardi dalam sambutannya yang dibacakan Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus, Sanusi menegaskan, ajang FIKSI dirintis Direktorat PSMA dengan semangat untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
FIKSI, kata dia, sejalan dengan Revolusi Mental yang menghendaki peserta didik memiliki karakter mandiri dan berkepribadian. Atas dasar inilah kewirausahaan menjadi sangat ideal untuk dikembangkan pada jenjang SMA.
“Melalui ajang ini kita ingin memberi kesempatan peserta didik kita untuk menghasilkan ide baru, tindakan dan kolaborasi yang dapat mendorong inovasi ekonomi yang berbasiskan nilai-nilai lokal,” kata dia.
Hal senada disampaikan Direktur PSMA, Purwadi Sutanto mengatakan FIKSI merupakan sebuah ajang untuk mengasah dan mengembangkan kreativitas serta inovasi generasi muda khususnya peserta didik SMA.
“Ajang ini juga untuk membangun kemandirian siswa, sehingga Direktorat PSMA memfasilitasi siswa yang mempunyai minat dan bakat dalam memulai usaha dengan basis ilmu pengetahuan,” ujar dia.
Penyelenggaraan FIKSI juga dilatarbelakangi fakta banyaknya peserta didik SMA yang memilih bekerja setelah mereka lulus.
Padahal dunia kerja saat ini menuntut kompetensi tinggi. “Salah satu ikhtiar kita untuk menjawab tantangan itu adalah mempersiapkan siswa SMA agar mampu berwirausaha sehingga mampu menciptakan lapangan pekerjaan,” ungkap Purwadi.
Pendampingan ini harus dimulai sejak tahap penciptaan sehingga hasil kreasi mereka yang telah mereka ciptakan secara susah payah dapat dikembangkan.
Kasubdit Peserta Didik Direktorat PSMA, Juandanilsyah menambahkan ajang FIKSI didesain untuk membangun jiwa dan semangat kewirausahaan sosial pada siswa SMA sehingga kelak berani dan memiliki bekal untuk menjadi wirausaha muda kreatif dan inovatif.
Selain menjadi wirausahawan muda kreatif dan inovatif, Juandanilsyah melalui ajang FIKSI ini akan lahir entrepreneur muda yang mampu berempati, memiliki wawasan sosial, dan keahlian memanfaatkan peran teknologi secara baik dan positif.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/10/06/18540201/fiksi-2019-dan-upaya-melahirkan-entrepreneur-muda-andal-era-digital