Salin Artikel

Libatkan Siswa Berkebutuhan Khusus, FIKSI Perkuat 6 Bidang Wirausaha

KOMPAS.com - Guna mewadahi peserta didik yang berani berinovasi dan memiliki minat tinggi dalam bidang wirausaha, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas (Direktorat PSMA) Kemendikbud secara rutin menggelar Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI).

Memasuki tahun ke-4, FIKSI 2019 berlangsung sejak 1-6 Oktober 2019 di Bandung, Jawa Barat, mengangkat tema “Sociopreneurship in Digital Era Based on Local Resources”.

Melalui tema ini peserta diajak untuk bangga dan mencintai produk lokal serta dapat menciptakan beragam inspirasi yang mampu memberi dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat secara berkelanjutan.

Tahun ini, penyelenggaraan FIKSI juga memberikan perhatian bagi siswa berkebutuhan khusus.

Penampilan Rampak Kedang dari SLB Negeri A Kota Bandung menjadi pembuka FIKSI tahun 2019 yang dibuka di Bandung, Rabu, 2 Oktober 2019. Penampilan grup rampak kendang ini sering mengharumkan Jawa Barat. 

Tidak hanya itu, sebanyak 306 siswa  juga terlibat  sebagai peserta Lomba Keterampilan Siswa Nasional Anak Berkebutuhan Khusus (LKSN-ABK) jenjang SMA bersama dengan 974 siswa peserta FIKSI lainnya.

Tahun ini terdapat dua kategori diperlombakan:

1. Rintisan usaha pemula, yakni gagasan usaha telah diwujudkan dalam bentuk konsep dan prototipe produk Ajang Unjuk Gigi Entrepreneur Milenial telah dipasarkan, baik secara daring maupun luring.

2. Rintisan usaha lanjutan, yakni produk usaha yang telah dipasarkan minimal 3 bulan sebelum 1 Agustus 2019 dan telah diupayakan mendapat pengakuan dari lembaga standardisasi produk atau jasa.

Ada enam bidang kategori usaha yang diperlombakan FIKSI 2019 ini yakni:

1. Desain grafis

Pada ajang ekspo, untuk bidang usaha desain grafis rintisan pemula selain menunjukkan purwarupa juga menunjukkan data dan fakta dalam bentuk cetakan berupa poster atau infografis dalam format A3, yang dapat menjelaskan, bahwa kegiatan usaha mereka mulai dirintis.

Sementara untuk bidang usaha desain grafis rintisan lanjutan selain menunjukkan produk juga menunjukkan data dan fakta serta aplikasi desain final pada produk usaha yang dikembangkan, seperti pada kaos, merchandise, aneka mainan, termasuk foto produk.

Panitia membagi dua kategori lomba pada bidang ini, yaitu, kategori Rintisan Lanjutan, dimana peserta dapat menunjukkan bukti usahanya yang sudah berjalan dengan memperlihatkan data bahwa aplikasi atau permainan sebagai media kewirausahaan dapat diunduh dan digunakan.

Kategori kedua, Rintisan Pemula. Untuk kategori ini peserta harus dapat menunjukkan purwarupa aplikasi atau game yang dapat difungsikan pada perangkat digital serta mendukung mock up desain interface dalam bentuk cetak maupun file digital.

3. Budidaya dan lintas usaha

Bidang usaha budidaya dan lintas usaha adalah bidang usaha yang tidak termasuk dalam kelima bidang usaha sebelumnya, yakni Kriya, Desain Grafis, Fashion, Pengembangan Game dan Aplikasi, serta Boga.

Bidang usaha yang dimaksud di antaranya budidaya, pengolahan dan rekayasa, serta bidang bidang yang berada pada lingkup ekonomi industrial.

Kategori kedua merupakan usaha yang berada di dalam lingkup subsektor industri kreatif, namun bukan kelima bidang usaha Kriya, Boga, Fashion, Desain Grafis, atau Aplikasi Game di atas.

Misalnya seperti usaha membuat film, musik, foto, arsitektur, desain produk, galeri seni dan lainnya. Pada kategori kedua ini, kegiatan usaha di bidang budidaya dan lintas usaha juga dapat berupa usaha gabungan dari kelima bidang usaha lainnya, misalnya adalah kegiatan usaha yang di luar kelima bidang usaha di atas.

Lomba FIKSI pada bidang kriya dibagi dalam tiga kategori yaitu; Pertama, produk berbasis material, baik material lunak seperti tekstil, serat alam, tanah liat, plastik, kulit, dan lainnya, maupun material keras seperti kayu, logam, batu, dan lainnya.

Kedua, produk berbasis keterampilan, dimana yang menjadi aspek utama adalah kondisi sumber daya manusia atau jenis keterampilan yang dimiliki oleh sumber daya manusianya. Ketiga, gabungan dari keduanya.

Adapun menjadi kriteria penilaian adalah kualitas produk, gagasan ide yang di dalamnya juga terdapat konsep kreatif produk dan pengembangan ide bisnis.

Kriteria lainnya adalah inovasi sosial. Inovasi diarahkan untuk mengangkat sumber daya dan potensi lokal. Selain itu juri juga menilai berdasarkan kriteria perencanaan produk, presentasi produk kreatif, dan expo kewirausahaan.

5. Boga

FIKSI bidang boga memperlombakan bidang usaha di bidang kuliner. Usaha bidang Boga adalah usaha yang terkait dengan produksi dan penjualan produk makanan-minuman.

Produk boga perlu memiliki nilai inovasi produk, memanfaatkan bahan lokal, cara pengolahan yang ramah lingkungan dan memanfaatktan limbah (sisa dari suatu usaha) yang ada di sekitar.

Setiap produk perlu membawa contoh bahan baku utama yang belum diolah dan contoh produk yang sudah jadi dan dapat dikonsumsi.

Peserta diwajibkan membawa alat masak untuk mengolah makanan saat kompetisi dan expo. Banyak peserta yang membawa ide boga dengan membawa ciri khas dari daerahnya untuk dijadikan produk boga yang nantinya diharapkan dapat diterima oleh masyarakat.

6. Fashion

Bidang Fashion menjadi salah satu bidang yang dilombakan di ajang tersebut. Pada kesempatan ini, peserta akan melakukan presentasi di hadapan tim juri, yang kemudian dilanjutkan dengan wawancara.

Budaya lokal menjadi tema yang dominan pada lomba FIKSI tahun ini. Kepedulian para peserta lomba yang diselenggarakan dari tangal 1 hingga 6 Oktober ini terlihat menonjol pada produk-produk yang mereka presentasikan dan dipamerkan pada ekspo yang diadakan di Click Square, Bandung.

Kreasi tim peserta banyak berangkat dari persoalan yang ada di sekitar mereka. Selain itu, kepedulian terhadap lingkungan hidup juga mewarnai produk bidang fashion ini.

https://edukasi.kompas.com/read/2019/10/06/22445541/libatkan-siswa-berkebutuhan-khusus-fiksi-perkuat-6-bidang-wirausaha

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke