KOMPAS.com – Seorang mahasiswa Departemen Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menjadi contoh mahasiswa tidak hanya bisa berkembang secara akademik, tetapi juga dalam dunia bisnis.
Namanya Muhammad Alvan Al Huda. Dia bersama saudara kembarnya mampu mengembangkan bisnis travel hingga menghasilkan omzet ratusan juta rupiah.
Seperti dipublikasikan di laman resmi ITS, Alvan mengisahkan awal mula situasi yang membawanya sampai seperti sekarang ini karena masalah ekonomi.
Ketika itu ayahnya jatuh sakit dan kondisinya semakin menurun. Tidak hanya itu, keluarganya pun menjadi korban penipuan sehingga harus melunasi utang dalam jumlah besar.
“Saat itu saya kelas dua SMA, hanya membawa niat untuk terjun ke dunia bisnis yang awalnya tidak pernah saya minati,” ujar Alvan dalam keterangan tertulis, Selasa (8/10/2019).
Jasa travel paket wisata
Dia telah menjalani berbagai pengalaman usaha sebelum berada di posisi sekarang ini. Sampai suatu saat jalan hidup membawanya menjadi seorang sopir perusahaan travel. Dari situlah dia mengalami perkembangan wawasan dan mendapatkan pengalaman tentang dunia travel.
Akhirnya Alvan bisa mengetahui banyak hal, mulai dari harga mobil Jeep, penginapan, sampai harga tiket wisata yang bermacam-macam.
Pada tahun pertama kuliahnya, dia bersama saudara kembarnya, Muhammad Alvin Al Huda, mendirikan perusahaan layanan jasa travel berbasis situs web yang diberi nama Huni Raya Group.
“Jasa travel ini awalnya saya fokuskan untuk paket wisata Gunung Bromo,” ucap mahasiswa asal Pasuruan ini.
Mereka berdua pun menyepakati pembagian tugas supaya bisnis itu bisa berjalan. Alvan berperan sebagai chief executive officer (CEO), sedangkan Alvin mengurus bagian operasional dan marketing.
Ternyata pembagian tugas ini berjalan lancar sesuai harapan dan terlihat menghasilkan progres yang signifikan.
“Selama setahun awal, bisnis kami sudah memiliki 14 paket utama yang hingga saat ini berkembang menjadi 40 paket untuk wisata Bromo, Batu, Malang, dan Ijen,” ungkap Alvan.
Omzet hingga 400 juta
Adapun paket yang ditawarkan oleh perusahaan travelnya itu terdiri dari paket wisata, adventure, sewa mobil Jeep, dan sewa hotel.
Jumlah mobil Jeep yang telah terdaftar hingga saat ini lebih kurang sebanyak 140 unit untuk empat jalur wisata berbeda.
Mereka pun telah mengantongi akta pendirian perusahaan sejak Februari 2019 sehingga perusahaan tersebut semakin berkembang.
“Dalam satu tahun terakhir, Huni Raya Group sudah melayani sekitar 400 pelanggan dan menghasilkan omzet Rp 400 juta,” imbuhnya.
Pria yang memiliki hobi futsal itu mengaku selalu mengutamakan kualitas pelayanan dalam menjalankan bisnisnya. Hal itu dilakukan dengan memosisikan dirinya juga sebagai karyawan, tidak hanya memposisikan sebagai bos.
Bahkan dia tidak segan memberi kompensasi liburan gratis bagi pelanggan yang mengalami masalah Jeep mogok. Itu karena mengutamakan kualitas pelayanan.
“Pernah kami rugi hingga Rp 2 juta untuk kompensasi, tapi orientasi kami bukan uang, melainkan kepercayaan pelanggan,” jelas Alvan.
Keluar dari zona nyaman
Dia pun mengatakan bahwa kemajuan usahanya ini tidak lepas dari peran kedua orang tua. Di balik usaha yang semakin berkembang ini, putra dari Setyani itu rupanya mengambil inspirasi dari orangtuanya sendiri.
Perintah mereka yang mengarahkan supaya anaknya keluar dari zona nyaman menjadi alasan keistimewaan mereka dibanding orangtua lainnya.
Dalam kuliah pun Alvan tidak mau ketinggalan. Dia selalu menargetkan batas minimum Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang harus dicapainya yaitu 3.0. Hal itu untuk mendapatkan keseimbangan antara bisnis dan akademik.
Sedangkan dalam bisnisnya, dia harus membuat minimal dua konten artikel dan poster promosi dalam satu hari.
“Kalau kata ibu saya, kuncinya adalah keluar dari zona nyaman,” tuturnya.
Alvan yang merupakan anak terakhir dari empat bersaudara ini mengharapkan bisnisnya semakin berkembang dan bisa membuka lapangan kerja untuk orang lain.
Dia percaya bahwa hasil tidak pernah mengkhianati usaha. Siapa pun yang berusaha akan menuai apa yang ditanamnya.
“Jika kamu kerja sebanyak 10 juta dan hanya dapat 1 juta, maka 9 juta sisanya akan Allah berikan di waktu yang lain. Begitu juga sebaliknya,” pungkas Alvan.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/10/08/19210691/keluar-dari-zona-nyaman-mahasiswa-its-raih-omzet-hingga-rp-400-juta