Salin Artikel

Tidak Ada Ujian Nasional di Finlandia, Hal Ini yang Dipandang Penting

KOMPAS.com – Selama ini sistem pendidikan di Finlandia dikenal sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Bahkan dalam peringkat internasional mampu mengungguli Amerika Serikat dan berbagai negara maju di Eropa.

Hal itu juga terlihat dari hasil survei dalam Program Penilaian Pelajar Internasional (Programme for International Student Assessment/PISA). Tidak heran bahwa lulusan pelajar yang dihasilkan pun berkualitas baik.

Namun, apakah kamu tahu bahwa salah satu kunci bisa menghasilkan pelajar yang berkualitas tinggi ternyata dalam sistem pendidikan Finlandia tidak mengenal adanya ujian nasional dan peringkat siswa di sekolah.

Hanya di kelas 12-13

Pakar dan praktisi pendidikan Finlandia, Kepala Sekolah The English School di Helsinki, Petri Vuorinen mengatakan jenjang pendidikan dasar di sana dibagi menjadi beberapa tingkat.

Mulai dari tingkat pra-sekolah, sekolah dasar kelas 1 sampai 6, sekolah tingkat menengah kelas 8 dan 9, serta sekolah tingkat atas kelas 10 sampai 13.

Dari semua jenjang tersebut, ujian nasional dan ranking sekolah tidak berlaku untuk siswa dari pra-sekolah hingga sekolah tingkat atas kelas 11. Ujian dan ranking itu hanya diterapkan untuk siswa sekolah tingkat atas kelas 12 dan 13.

“Penilaian yang kami terapkan tidak hanya tes tertulis, tetapi juga apa yang mereka lakukan. Bagaimana siswa terlibat dalam pelajaran, mereka menilai diri sendiri, menyatakan secara lisan hal yang mereka kerjakan,” ujar Petri Vuorinen saat berbincang dengan Kompas.com, akhir pekan lalu di Jakarta.

Ia mengatakan, kadang sulit bagi siswa untuk mengekspresikan secara tertulis mengenai hal yang telah mereka lakukan. Tidak jarang pula hasilnya terlihat kurang menggembirakan.

Namun, yang paling penting adalah proses yang sudah dilalui sesuai dengan kemampuan maksimal masing-masing siswa.

Proses jauh lebih penting

“Proses jauh lebih penting daripada hasilnya. Siswa lebih bisa menerangkan prosesnya. Sejauh mana keterlibatannya dalam suatu pelajaran, apa yang dialami saat mengerjakan suatu proyek, berapa lama waktunya, bagaimana usaha dan langkahnya,” imbuh Vuorinen.

Ia pun menuturkan bahwa evaluasi terhadap seorang siswa tidak bisa dilakukan hanya melihat dari satu kali tes, misalnya ujian nasional, tetapi harus dari beberapa kali penilaian yang berkelanjutan.

Artinya, dengan melihat keterlibatan seorang siswa dalam proses belajar mengajar di kelas secara menyeluruh.

Vuorinen mengungkapkan, para guru di sekolah Finlandia juga tidak suka untuk memberikan penilaian hanya di akhir tahun ajaran.

Sebab, bagi mereka, penilaian terhadap seorang siswa harus dilihat dari kegiatannya sehari-hari di kelas, contohnya kreativitas, inisiatif, dan kerja sama dengan siswa lain.

https://edukasi.kompas.com/read/2019/10/15/17375081/tidak-ada-ujian-nasional-di-finlandia-hal-ini-yang-dipandang-penting

Terkini Lainnya

Inaugurasi dan Dies Natalies Institut Teknologi Del 2024, Prof. Bob Foster Ingatkan Urgensi Kewirausahaan

Inaugurasi dan Dies Natalies Institut Teknologi Del 2024, Prof. Bob Foster Ingatkan Urgensi Kewirausahaan

Edu
Unkris dan USPU Rusia Jalin Kolaborasi Tri Dharma Perguruan Tinggi

Unkris dan USPU Rusia Jalin Kolaborasi Tri Dharma Perguruan Tinggi

Edu
Rawat Daya Kreativitas, Dosen FSRD IKJ Gelar Pameran “Experience”

Rawat Daya Kreativitas, Dosen FSRD IKJ Gelar Pameran “Experience”

Edu
Prodi Arsitektur President University Unjuk Gigi di Simposium Internasional Kyoto

Prodi Arsitektur President University Unjuk Gigi di Simposium Internasional Kyoto

Edu
Bentuk Transparansi, BINUS School Simprug Gelar Pertemuan dengan Orangtua Murid untuk Jelaskan Kronologi Dugaan Bullying

Bentuk Transparansi, BINUS School Simprug Gelar Pertemuan dengan Orangtua Murid untuk Jelaskan Kronologi Dugaan Bullying

Edukasi
Tiga Calon Rektor UI 2024-2029 Siap Maju Debat Publik, Siapa Saja?

Tiga Calon Rektor UI 2024-2029 Siap Maju Debat Publik, Siapa Saja?

Edu
17 Kampus Akreditasi Unggul, Kemenag Targetkan 50 Persen Sisanya Bisa Menyusul

17 Kampus Akreditasi Unggul, Kemenag Targetkan 50 Persen Sisanya Bisa Menyusul

Edu
Survei: Metode Pembelajaran Interaktif Tingkatkan Minat Belajar Anak

Survei: Metode Pembelajaran Interaktif Tingkatkan Minat Belajar Anak

Edu
Perjuangan Ester Jadi Lulusan Termuda ITS, Tidak Ingin Bebani Orangtua

Perjuangan Ester Jadi Lulusan Termuda ITS, Tidak Ingin Bebani Orangtua

Edu
Cara Daftar Jadi Petugas KPPS Pilkada 2024, Berapa Gajinya?

Cara Daftar Jadi Petugas KPPS Pilkada 2024, Berapa Gajinya?

Edu
Hadirkan Program Inovatif, Mischka Raih Juara dan Beasiswa 'Rise For The World 2024'

Hadirkan Program Inovatif, Mischka Raih Juara dan Beasiswa "Rise For The World 2024"

Edu
UMN Jadi Tuan Rumah Ajang Kolaborasi Bisnis Mahasiswa Antarnegara 2024

UMN Jadi Tuan Rumah Ajang Kolaborasi Bisnis Mahasiswa Antarnegara 2024

Edu
Apakah Lulusan SMK Bisa Masuk Akmil?

Apakah Lulusan SMK Bisa Masuk Akmil?

Edu
Busana Karya 3 Siswa SMK Tampil di Ajang Fesyen Front Row Paris 2024

Busana Karya 3 Siswa SMK Tampil di Ajang Fesyen Front Row Paris 2024

Edu
Daya Saing SDM Indonesia Terbaik Ketiga Se-Asia Tenggara

Daya Saing SDM Indonesia Terbaik Ketiga Se-Asia Tenggara

Edu
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke