Mereka berhasil meraih tujuh medali terdiri dari enam emas dan satu perak yang menjadikan Indonesia peringkat pertama pada ajang internasional tersebut.
Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Poppy Dewi Puspitawati mengatakan keberhasilan peserta didik tingkat SMP ini bisa memotivasi peserta didik lainnya.
Raih juara umum
“Kami senang sekali karena ini adalah salah satu wadah anak-anak. Ternyata kalau anak-anak diberi kesempatan, diberi pelatihan, diberi apresiasi, mereka bisa menunjukkan bakatnya. Bahkan kalau dilihat dari tim, dengan raihan enam medali emas, Indonesia menjadi juara umum,” ujar Poppy saat menyambut kedatangan tim karate Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (22/10) malam.
Dia menambahkan, tidak ada tim dari negara lain yang raihannya melebihi tim Indonesia. Hal ini juga untuk memotivasi anak-anak, orang tua, guru, dan pelatih, ternyata kita di kancah internasional cukup mengagumkan dan tidak usah diragukan lagi.
Untuk mengapresiasi prestasi tersebut, Kemendikbud memberikan hadiah uang pembinaan sebesar Rp 12.500.000 kepada peraih medali emas dan Rp 10 juta kepada peraih medali perak. Kemendikbud juga memberikan komputer tablet kepada setiap siswa yang ikut berlomba di tingkat internasional.
“Sejalan dengan kebijakan Mendikbud, yaitu digitalisasi sekolah, kami berikan tablet kepada semua anak yang ikut berlomba di luar negeri. Peserta IMO (International Mathematic Olympiade) yang telah menjadi juara umum matematika, kami kasih tablet yang berisikan aplikasi Rumah Belajar, jadi mereka turut menyosialisasikan juga,” ungkap Poppy.
"The Couple Internationale De Kayl 2019" merupakan kejuaraan karate tingkat internasional antar-pelajar yang diikuti oleh 721 atlet dari 15 negara. Pada 2019, Kemendikbud mengirimkan enam atlet yang terdiri dari tiga orang putra dan tiga orang putri untuk kategori Kata dan Kumite.
Para peraih medali
Dari keenam pelajar tersebut, lima di antaranya meraih medali emas, yaitu:
1. Salma Aulia, pelajar SMPN 30 Jakarta, untuk kategori Kata Female U14 dan kategori Kumite Female U14 + 50 kg.
2. Luvena Milano Setyaka, pelajar SMPN 1 Surakarta, untuk kategori Kumite Female U14 – 50 kg.
3. Muhammad Akio Zaiko, pelajar SMPN 115 Jakarta, untuk kategori Kata Male U14.
4. Nathaniel Abimanyu, pelajar SMPN 3 Sleman, untuk kategori Kumite Male U14 + 50 kg.
5. Denis Darmawan, pelajar MTs Negeri Salatiga, untuk kategori Kumite Male U16 – 52 kg.
Adapun satu medali perak diraih oleh Luvena Milano Setyaka, pelajar SMPN 1 Surakarta, untuk kategori Kata Female U14.
Peserta yang meraih dua emas, Salma Aulia, mengungkapkan perasaan senang dan bangga bisa mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
“Saya sangat bangga banget, enggak menyangka dan bisa juara satu untuk dua kategori. Di situ saya terharu, atas prestasi saya, bendera Indonesia berkibar paling atas di Luksemburg,” ucap siswa yang juga peraih medali perunggu pada Thailand Open 2019 itu.
Dia pun menuturkan mulai belajar karate sejak duduk di bangku taman kanak-kanak dan pertama kali mengikuti pertandingan waktu kelas III SD.
“Akhirnya saya bisa ikut O2SN di Semarang dengan meraih emas. Latihannya setiap hari, setiap sore. Semua berkat dorongan orang tua saya,” imbuh Salma.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/10/24/21295111/siswa-indonesia-raih-juara-umum-karate-internasional-di-luksemburg