KOMPAS.com - Minat baca di Indonesia menempati urutan ke-63 dari 70 negara. Sementara itu, data UNESCO menyebut, minat baca anak Indonesia berada di angka 0,01 persen.
Itu artinya, dari 10.000 anak Indonesia, hanya satu anak yang senang membaca.
Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) terus berupaya meningkatkan minat baca di Indonesia.
Salah satu bentuk program strategis Dispusip yakni mengampanyekan Program Baca Jakarta, mengaktivasi taman baca masyarakat, dan mengelola Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin.
Untuk itu, tahun ini Dispusip Pemprov DKI Jakarta menghadirkan berbagai bentuk kampanye, antara lain:
1. Mempromosikan PDS HB Jassin
Dispusip mengikuti gelaran Islamic Book Fair (IBF) yang berlangsung 27 Februari-3 Maret 2019. IBF ini juga sebagai medaia untuk lebih mempromosikan (PDS) HB Jassin dengan berbagai koleksinya.
Selain mempromosikan PDS HB Jassin, Dispusip menampilkan koleksi perpustakaan umum.
Selain itu, dinas mempromosikan layanan perpustakaan yang ada di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta.
2. Menambah 15 armada perpustakaan keliling
Saat ini, 42 perpustakaan keliling milik Pemprov DKI Jakarta bisa memudahkan warga Jakarta mencari sumber bacaan secara gratis, utamanya anak-anak.
Anggaran untuk pengadaan 15 mobil perpustakaan kelililing itu sekitar Rp 5 miliar dan pengadaannya diprediksi bisa terealisasi pada triwulan tiga.
"Kami ingin dengan adanya penambahan ini kunjungan ke wilayah-wilayah permukiman warga bisa semakin intensif," terang Kepala Dispusip DKI Jakarta, Wahyu Haryadi, dalam keterangan tertulisnya pada Kompas.com.
Ia menambahkan, mobil perpustakaan keliling dilengkapi buku bacaan berbagai jenis seperti, buku cerita atau dongeng, keterampilan, pengetahuan umum, sejarah, agama, dan buku pelajaran.
"Kami ingin terus menumbuhkan minat baca masyarakat, khususnya sejak usia dini," kata dia.
3. Menambah koleksi buku mencapai 21.000 eksemplar
Pemerintah DKI Jakarta akan melengkapi koleksi buku sejumlah 21.000 eksemplar. Dispusip menjelaskan, dari sekian banyak target itu, 4.000 judul baru terbitan tiga tahun terakhir dan belum ada di perpustakaan.
Koleksi buku baru tersebut bertema sosial, keterampilan, fiksi, bahasa, dan agama.
Selain melalui proses seleksi para pustakawan, penambahan koleksi buku baru juga berdasarkan usulan maupun permintaan dari pengunjung atau pemustaka.
Buku-buku tersebut nantinya didistribusikan ke Perpustakaan Umum Cikini, Perpustakaan Umum Kuningan, dan unit-unit Perpustakaan Masyarakat Jakarta (Permata).
4. Menyediakan Pojok baca
Gerakan gemar membaca perlu dimulai dari internal Pemprov DKI Jakarta sendiri, agar bisa menjadi contoh dan menularkan budaya membaca kepada masyarakat.
Pojok baca itu bisa digunakan oleh siapa saja, baik Aparatur Sipil Negara (ASN), karyawan, dan para tamu.
Pojok baca itu dirancang dan ditata senyaman mungkin, dengan menyediakan dua tempat duduk yang bentuknya menyerupai bantal besar atau bean bag.
Adapun operasional pojok baca disesuaikan dengan jam kerja pegawai.
"Kami berharap ASN di Pemprov DKI bisa memberi contoh kepada masyarakat, punya rasa ingin membaca, memiliki bahan bacaan, serta dapat saling berinteraksi dan berbagi informasi melalui Pojok Baca. Budaya itu kami harapkan bisa menyebar ke mana-mana," ucap Wahyu.
Pojok Baca Balai Kota DKI Jakarta juga terbuka menerima sumbangan buku dari berbagai pihak yang ingin ikut berkontribusi meningkatkan minat baca warga Jakarta.
"Kami sediakan satu boks di situ untuk mengakomodir buku-buku sumbangan pegawai dan masyarakat," ujar dia.
Saat ini, pojok baca memiliki 1.000 koleksi buku bacaan yang didistribusikan dari Perpustakaan Umum Daerah Cikini.
Jenis buku bacaan sangat bervariatif, mulai dari ilmu pengetahuan, traveling, motivasi diri, novel dan biografi.
Di kesempatan berbeda Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun mengajak seluruh elemen, khususnya warga Jakarta untuk senang membaca.
Dengan membiasakan gemar membaca, imbuh dia, seolah dunia pun ada di genggaman.
Menurut dia, masyarakat bisa memperluas wawasan dengan membaca buku.
"Ini semua ikhtiar untuk membuat Jakarta menjadi kota yang memungkinkan generasi masa depan tumbuh jadi pembelajar," katanya.
Dengan berbagai upaya memperkaya koleksi buku tersebut, maka tak ada lagi alasan warga Jakarta malas membaca buku.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/11/07/23000091/tingkatkan-minat-baca-warga-dki-dispusip-jakarta-lakukan-4-cara-ini