KOMPAS.com - Diana Indrawati adalah guru kelas III SDN 174/V Intan Jaya, Muara Papalik, Tanjab Barat, Jambi. Sekolahnya berada di pedesaan transmigrasi yang penduduknya mengandalkan hasil perkebunan.
Menurut Diana, semua siswanya sudah bisa membaca. Hanya saja banyak yang tidak mampu memahami apa yang sudah mereka baca.
“Hal itulah yang mendorong saya membuat buku besar atau big book untuk melatih siswa menyenangi buku dan memahami buku yang dibaca bersama,” kata Diana.
Sebagai guru kelas III, Diana termasuk sosok rajin yang menghasilkan buku. Sudah delapan buku yang dibuatnya. Termasuk tiga big book yang kini digunakan dalam pembelajaran membaca bersama di kelas awal.
Paham literasi lewat Big Book
Big book merupakan buku berukuran besar. Di dalamnya berisi cerita singkat dengan tulisan yang cukup besar dan diberi gambar yang menarik. Anak bisa membaca sendiri atau membaca bersama dengan guru. Bahkan dengan big book juga menjadi media bagi Diana untuk mendongeng bagi siswanya.
Dengan gambar yang menarik, anak akan lebih termotivasi untuk membaca bersama atau mendengarkan cerita guru. Media big book ini sangat cocok untuk diterapkan di kelas awal untuk mengembangkan keterampilan membaca dan menulis siswa.
Dalam membuat big book, Diana mengawali dengan mencari topik-topik cerita yang dekat dan sudah dikenal siswa. Topik ceritanya juga dia sesuaikan dengan kebutuhan siswa.
“Ini salah satu contoh big book yang saya buat. Judulnya Kelinci Kesayangan Dayu. Saya mendapat inspirasinya karena ada beberapa siswa yang memelihara kelinci. Gambar ilustrasinya saya sesuaikan dengan isi cerita. Bisa digambar sendiri atau dicari dari internet,” kata Diana.
Diana menggunakan ukuran kertas sekitar 40 x 50 cm untuk big book yang dibuatnya. Isi buku didominasi oleh gambar yang besar dan memiliki tulisan besar dan singkat. Jumlah halaman big book biasanya antara 8 hingga 12 halaman.
Membacakan kepada siswa
“Seminggu dua kali saya membacakan big book pada anak. Cara membaca buku juga harus bisa menarik perhatian siswa,” katanya.
Sebelum membacakan bersama dengan siswa, Diana biasanya mempersiapkan diri dengan membaca big book terlebih dulu. Dia menandai bagian-bagian yang perlu diberi penekanan suara atau bagian untuk bertanya jawab dengan siswa.
Pada saat membacakan buku, menurutnya, jangan terlalu cepat. Lihat reaksi siswa. Pastikan mereka menikmati cerita yang dibacakan. Bila ada siswa yang belum lancar membaca, bisa dikompilasi bahasa ibu agar anak mengerti dengan isi bukunya.
Gunakan juga intonasi suara sesuai isi cerita, seperti menangis atau tertawa. Hal ini akan membuat siswa penasaran.
“Jeda membaca juga diperlukan untuk membuat siswa yang menyimak lebih terlibat. Siswa bisa ditanya komentarnya tentang isi buku atau menebak isi cerita halaman berikutnya,” katanya lagi.
Kalau membacanya menarik, biasanya siswa akan serius menyimak.“Pengalaman menyimak ini dapat menunjukkan kepada siswa bahwa di dalam big book ada cerita yang asyik sehingga mereka akan tertarik untuk lebih banyak membaca buku,”
Membaca bersama di Kelas
Diana mencontohkan kegiatan membaca bersama yang dia lakukan dengan big book buatannya. Tujuan yang akan dicapai dari kegiatan membaca bersama kali ini, siswa dapat mengidentifikasi langkah-langkah cara merawat hewan dari teks yang dibaca dengan benar.
Diana menggunakan big book berjudul Kelinci Kesayangan Dayu. Selain menyiapkan big book dia juga menyusun beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan cerita.
Pada sesi pertama, guru mengajukan pertanyaan tentang apa yang dilihat siswa dari halaman depan big book, bagaimana prediksi ceritanya, dan apa yang akan terjadi di akhir cerita.
Diana menulis prediksi jawaban siswa di papan tulis. Jawaban prediksi siswa saat diajukan pertanyaan apa yang kalian pikirkan tentang cover big book, siswa menjawab menyayangi binatang, binatang apa yang disayangi? Kelinci, jawaban siswa.
Pada saat diajukan pertanyaan apa yang dilakukan Dayu pada kelincinya? Mereka memberi prediksi memberi makan, memandikan kelinci, memotong kuku, dan membersihkan kandang kelinci. Jawaban siswa disimpan dulu untuk membangkitkan ketertarikan mereka dengan isi buku.
Selanjutnya guru mulai membacakan cerita dengan antusias dan intonasi yang disesuaikan dengan isi cerita yang dibacakan. Cerita dibaca dengan penuh ekspresif dan suara lantang. Guru harus menjadi model membaca yang baik.
Belajar siswa aktif
Setelah selesai membaca langkah selanjutnya guru mencocokkan prediksi siswa yang telah ditulis di papan tulis dengan cerita. Ternyata prediksi jawaban siswa dengan isi cerita hampir sejalan.
Diana menanyakan apakah siswa suka dengan cerita "Kelinci Kesayangan Dayu?" Semuanya mengatakan suka. Diana juga meminta siswa menceritakan kembali alur cerita yang telah dibaca.
Pada sesi kedua, Diana membaca cerita dengan menunjuk kata perkata. Sesekali Diana menghentikan membaca supaya siswa dapat bertanya atau berkomentar.
Guru menyimak baik-baik apa yang siswa ucapkan dan perbuat, selama kegiatan membaca bersama. Apakah mereka tertarik? Apakah mereka memahami isi cerita? Selanjutnya siswa diminta membuat tanggapan sendiri tentang cerita "Kelinci Kesayangan Dayu" dalam bentuk gambar atau tulisan.
Sesi ketiga, guru membacakan cerita. Kali ini siswa ikut membaca setiap kata yang dibacakan guru. Guru dan siswa membaca cerita secara bersama agar siswa dapat memahami setiap kalimat yang dibaca. Guru juga menguji kata-kata yang diingat oleh siswa dengan menuliskan di papan tulis.
Memahami isi bacaan
Pada akhir sesi ketiga ini guru meminta siswa untuk membuat akhir cerita sesuai dengan kata-kata mereka sendiri.
“Saya suka kelinci. Di rumah ada kelinci. Saya bersihkan kandang, mengasih makan, memandikan, dan tidak lupa memotong kuku kelinci.” Demikian akhir cerita yang dibuat salah seorang siswa.
Sesi selanjutnya guru bersama siswa membaca cerita lagi. Kali ini membaca perkalimat agar siswa memahami isi bacaan dan lancar membaca. Guru membuat tes tertutup untuk mengetahui pemahaman siswa.
Ternyata siswa juga bisa mengidentifikasi langkah-langkah cara merawat kelinci dari teks yang dibaca pada big book. "Kandangnya harus bersih. Dibersihkan satu kali dalam seminggu. Terus jangan lupa diberi makan dan minum," jelas Wika Regina, salah seorang siswa.
Menurut Diana, pembuatan dan penggunaan big book ini inspirasinya dia dapatkan setelah mengikuti pelatihan Program Pintar Tanoto Foundation. “Dengan menggunakan big book, kita dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam kegiatan membaca dengan cara yang menarik,” tutup Diana.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/11/24/10380701/jelang-hari-guru-nasional-kisah-inspiratif-diana-indrawati-berjuang-di