KOMPAS.com - Laporan Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) meyebutkan performa pelajar Indonesia tercatat 3 tahun tertinggal dibandingkan dengan pelajar di negara-negara OECD lainnya.
Sekitar 50 persen dari masyarakat Indonesia berusia 15 tahun bahkan tidak menguasai kemampuan dasar membaca dan matematika.
Data yang dipaparkan Zenius, platform pembelajaran berbasis online ini, ingin mendorong kualitas outcome dari sistem pendidikan di Tanah Air masih harus terus ditingkatkan.
Salah satu kunci sukses untuk mencapai hal tersebut adalah dengan mengatasi masalah klasik di lingkungan sekolah, yaitu kualitas pengajaran dan kepemimpinan.
Tantangan kompetensi guru
Guru, sebagai garda terdepan pendidikan nasional, membutuhkan dukungan penuh mengembangkan kapasitas profesionalisme.
Kompetensi guru, sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 8 UU Nomor 14 tahun 2005 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Pemerintah pun terus mendorong pengembangan kompetensi guru yang terlihat dari lonjakan anggaran pendidikan pada tahun 2019 sebesar 11,4 persen menjadi Rp 492,5 triliun dibandingkan dengan anggaran pada tahun sebelumnya.
Besarnya anggaran ini diharapkan bakal memacu peningkatan kompetensi guru, selain mampu mendongkrak kualitas infrastruktur pendukung serta materi pembelajaran bagi dunia pendidikan di Tanah Air.
Namun, tentu saja pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Wilayah begitu luas menjadi tantangan tersendiri dalam memeratakan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan dari pihak lain, salah satunya adalah swasta.
Peran swasta dan masyarakat
Kemajuan teknologi yang begitu pesat di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah menghadirkan berbagai terobosan dalam banyak bidang, salah satunya adalah di bidang pendidikan.
Kehadiran perusahaan-perusahaan teknologi di bidang pendidikan memberikan harapan bagi peningkatan kualitas pengajar dan anak didik karena memberikan kemudahan akses terhadap kompetensi-kompetensi khusus yang selama ini terhalang oleh jarak dan waktu.
Selain aktif mempromosikan pentingnya rasionalitas dan pemikiran saintifik dalam pengalaman belajar dan mengajar yang yang seru dan menyenangkan, edutech Zenius juga aktif mendukung peningkatan kompetensi para pengajar.
Di antaranya melalui pemberian pelatihan kepada 32 guru pilihan dari seluruh SMP Negeri di Kota Yogyakarta pada 20 November 2019. Para guru yang terpilih dalam kegiatan tersebut merupakan pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi dengan We The Teachers (WTT), organisasi yang fokus pada pemberdayaan guru di berbagai daerah.
Sistem uji digital
Tujuan dari pelatihan yang juga bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta ini untuk meningkatkan kecakapan guru dalam menggunakan sistem ujian digital dan materi pembelajaran digital, sehingga tanggung jawab guru untuk melakukan marking (penilaian ulangan) dan mencari materi pembelajaran dapat terbantu.
Selain itu, seluruh SMP Negeri di Kota Yogyakarta juga akan mendapatkan ZenBox atau sistem digital yang berisi materi pembelajaran dan latihan soal, dan dapat diakses secara offline.
Pemakaian teknologi tepat guna ini dilakukan untuk memberikan solusi bagi pelajar dan pengajar di daerah-daerah yang memiliki keterbatasan jaringan internet untuk tetap melakukan proses belajar mengajar.
Dalam pelatihan ini, para guru terlihat sangat antusias dalam mempelajari sistem ujian digital yang akan membantu mereka untuk melakukan ujian secara digital (sehingga ada otomatisasi penilaian, di mana rekap nilai bisa dilakukan secara langsung) dan secara offline (sehingga tidak menggunakan kuota guru dan siswa).
Konten digital offline
Di era saat ini, pembekalan kompetensi digital bagi para guru sangat diperlukan untuk mengimbangi kemajuan teknologi yang begitu pesat di mana arus informasi mengalir begitu cepat, sehingga jika kita tidak berlari, maka akan semakin tertinggal di belakang.
Selain itu, untuk pemerataan akses pendidikan dan pembekalan kompetensi bagi para pendidik dan anak didik, Zenius juga telah kerja sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi pada Mei lalu dengan meluncurkan Zenius Prestasi untuk membantu meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerah tertinggal.
Zenius Prestasi adalah perangkat belajar yang ditempatkan di sekolah untuk membantu meringankan tugas-tugas administratif guru, sehingga guru dapat berfokus mengedukasi, melatih, dan menjadi sumber motivasi serta inspirasi bagi para siswa dalam belajar di sekolah.
Platform ini dilengkapi dengan teknologi O2O (online-to-offline) yang memungkinkan konten diakses tanpa koneksi internet, sehingga dapat digunakan tidak hanya di kota-kota besar, tetapi juga di daerah tertinggal dengan infrastruktur terbatas, khususnya terkait dengan jaringan internet.
Teknologi yang "memanusiakan"
Dalam balutan semangat Hari Guru kali ini yang jatuh pada 25 November 2019, Zenius berkomitmen terus mendukung peningkatan kompetensi guru.
Zenius percaya, kemajuan teknologi tidak akan dapat menggantikan peran guru sebagai ujung tombak kemajuan pendidikan Indonesia.
Perkembangangan pesat teknologi akan mendukung peningkatan kompetensi guru, menjadikan mereka sebagai insan pendidik yang memiliki keanekaragaman kemampuan, hingga meringankan beban pekerjaan yang sifatnya administratif.
Teknologi justru akan “memanusiakan” peran guru dengan menghancurkan dinding pembatas menuju akses-akses informasi sehingga dapat berperan aktif dalam pembelajaran kognitif, afektif, dan psikomotorik bagi siswa.
Selamat Hari Guru dan maju terus pendidikan Indonesia!
https://edukasi.kompas.com/read/2019/11/25/13285731/hari-guru-nasional-2019-memanusiakan-guru-lewat-teknologi